Kota Bima, KS.- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Bima gelar seminar dengan rajuk legalitas praktik mandiri keperawatan sebag...
Kota Bima, KS.-Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Bima gelar seminar dengan rajuk legalitas praktik mandiri keperawatan sebagai solusi terkini dalam masalah hukum.
Seminar nasional ini berlangsung di Paruga Nae Convention Hall Sabtu ini, dengan menghadirkan 400 peserta dari komunitas perawat dari Kabuoaten Bima dan Kabupaten Dompu serta tentu saja dari Kota Bima sebagai tuan rumah.
Ketua panitia seminar sehari, Ns Azrinsyah S Kep saat melaporkan, seminar sehari ini menghadirkan tiga pembicara penting yakni Prof Dr Nursalam, Galang Asmara dosen seniior Fakultas Hukum Unram.
Tujuan seminar ini sebut Azriansyah, guna meningkatkan potensi perawat khususnya di pelayanan mandiri agar perawat yang ada di Kota Bima bisa melayani secara mandiri.
Selana ini kata ketua panitia, banyak perawat yang berrtindak diluar profesi. "Dengan seninar ini dapat menbuka wawasan perawat memahamk tugas yang sebenarnya agar tidak melebihi batasan tugas dan kewenangan,"harapnya.
Walikota Bima yang diwakili Asisten I Setda, Drs H Supratman MAp dalam sambutannya menggarisbawahi, dengan seminar ini dapat memperkuatan sumber daya manusia PPMI dalam menigkatkan kapabilitas lembaganya.
Tidak itu saja kata Asiste, dengan seminar ini pula dapat memperkuat legaliras praktik mandiri keperawatan sesuai undang-undang no 38 tahun 2013 tentang kepeawatan maupun uu tentang kesehatan yang dikuatkan Permenkes yang mengatur legalitas kemandirian praktik keperawatan.
Pemkot pasti Supratmqn, sangat apresiasi langkah PPMI Kota Bima yang mampu menelorkan ide kegiatan seminar. Semoga kedepannya bisa menjawab solusi praktik keperawatan, sehingga pandangan masyarakat yang terlanjur salah kaprah, bahwa praktik perawat sama dengan praktik dokter. Padahal itu beda fungsi dan perannya.
"Dengan seminar ini ada pemahaman yang utuh dari komunitas perawat seperti apa peran dan fungsi dalam pelayanan dan pengabdian ditengah masyarakat,"ujarnya, meski dihadapkan pada kendala permaslahan kondisi transportasi yang jauh dari PKM sehingga harus mengambil keoutusan yang semestinya menjadi kewenangan dokter.
"Pemerintah sangat mendukung kegiatan semacam ini karena akan meningkatkan kualitas dan pemahaman menyeluruh dari para profesional tertentu,"pastinya.(KS-Aris)
Seminar nasional ini berlangsung di Paruga Nae Convention Hall Sabtu ini, dengan menghadirkan 400 peserta dari komunitas perawat dari Kabuoaten Bima dan Kabupaten Dompu serta tentu saja dari Kota Bima sebagai tuan rumah.
Ketua panitia seminar sehari, Ns Azrinsyah S Kep saat melaporkan, seminar sehari ini menghadirkan tiga pembicara penting yakni Prof Dr Nursalam, Galang Asmara dosen seniior Fakultas Hukum Unram.
Tujuan seminar ini sebut Azriansyah, guna meningkatkan potensi perawat khususnya di pelayanan mandiri agar perawat yang ada di Kota Bima bisa melayani secara mandiri.
Selana ini kata ketua panitia, banyak perawat yang berrtindak diluar profesi. "Dengan seninar ini dapat menbuka wawasan perawat memahamk tugas yang sebenarnya agar tidak melebihi batasan tugas dan kewenangan,"harapnya.
Walikota Bima yang diwakili Asisten I Setda, Drs H Supratman MAp dalam sambutannya menggarisbawahi, dengan seminar ini dapat memperkuatan sumber daya manusia PPMI dalam menigkatkan kapabilitas lembaganya.
Tidak itu saja kata Asiste, dengan seminar ini pula dapat memperkuat legaliras praktik mandiri keperawatan sesuai undang-undang no 38 tahun 2013 tentang kepeawatan maupun uu tentang kesehatan yang dikuatkan Permenkes yang mengatur legalitas kemandirian praktik keperawatan.
Pemkot pasti Supratmqn, sangat apresiasi langkah PPMI Kota Bima yang mampu menelorkan ide kegiatan seminar. Semoga kedepannya bisa menjawab solusi praktik keperawatan, sehingga pandangan masyarakat yang terlanjur salah kaprah, bahwa praktik perawat sama dengan praktik dokter. Padahal itu beda fungsi dan perannya.
"Dengan seminar ini ada pemahaman yang utuh dari komunitas perawat seperti apa peran dan fungsi dalam pelayanan dan pengabdian ditengah masyarakat,"ujarnya, meski dihadapkan pada kendala permaslahan kondisi transportasi yang jauh dari PKM sehingga harus mengambil keoutusan yang semestinya menjadi kewenangan dokter.
"Pemerintah sangat mendukung kegiatan semacam ini karena akan meningkatkan kualitas dan pemahaman menyeluruh dari para profesional tertentu,"pastinya.(KS-Aris)
COMMENTS