Oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kantor Urusan Agama (KUA) Woja Kabupaten Dompu M. Aliyah S.Ag, terpaksa berurusan dengan Aparat Penegak Hukum.
Oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kantor Urusan Agama (KUA) Woja Kabupaten Dompu M. Aliyah S.Ag, terpaksa berurusan dengan Aparat Penegak Hukum. Oknum PNS dibawah naungan Kemenag Dompu itu dilaporkan, H.Arsyid Abdullah salah seorang warga Desa Sondo Kecamatan Bolo ke Polsek Bolo Senin (02/01), karena diduga membuat perasaan tidak enak.
Korban kepada Koran Stabilitas H. Arsyid menceritakan, kejadian bermula ketika dirinya hendak menjadi imam sholat Magrib di Masjid Desa setempat. Celakanya, saat mulai melaksanakan perintah Allah SWT, oknum itu tiba-tiba datang menarik korban. “Dia datang dan menarik saya. Padahal saat itu, saya hendak mulai memimpin sholat,” katanya Senin malam kemarin.
Akibat kejadian tak terpuji itu, sholat sempat dihentikan. Karena, para Jama,ah kaget atas tindakan oknum PNS tersebut. Namun, dilanjutkan kembali dengan imam sholat lain.”Nyaris terjadi keributan, tapi para jamaah dapat control emosi. Karena sadar sedang berada di Masjid,” ujarnya.
Entah tak terima atas sikap oknum itu, warga setempat lebih-lebih keluarga imam masjid itu marah besar. Namun, tidak sampai pada aksi anarkis. Sehingga, korban dan keluarga memutuskan melaporkan persoalan itu ke Polisi dengan tuntutan membuat perasaan tidak enak.”Sesuai kesepakatan, saya akhirnya mempolisikan yang bersangkutan ke Polsek Bolo,” tuturnya.
Meski demikian, akan tetapi sebelum membawa persoalan itu ke Polisi, dirinya mengadukan ke Pemerintah Desa (Pemdes) setempat. Tujuanya, agar prilaku konyol oknum yang mengabdi di Instansi moral itu mendapat perhatian dari pihak Desa.”Saya lebih dulu mengadukan persoalan itu ke Desa,” akunya.
Korban mengaku, sebelumnya tidak pernah berselisih dengan oknum itu. Bahkan, dirinya kaget ketika yang bersangkutan berulah disaat para jamaah dan dirinya hendak melaksanakan ibadah sholat magrib.”Terus terang saya tidak pernah punya urusan denganya,” terang korban.
Bagaimana tanggapan Kepala Desa (Kades) setempat atas persoalan itu, Ir.Ruslan kepada Koran Stabilitas merasa kaget dengan kejadian tersebut. Apalagi, peristiwa itu terjadi saat sholat magrib berjamaah di Masjid. Ia menilai, sikap itu sama halnya tidak mencerminkan kebersamaan, toleransi dan etika dalam kehidupan bermasyarakat.”K ejadian ini sangat memalukan,” cetus kades.
Bagaiamana kepribadian PNS itu dalam kehidupan bermasyarakat, menjawab pertanyaan itu Kades mengaku, hampir setiap hari terduga pelaku penghinaan itu bermain kartu domino dan remi. Hanya saja, Ruslan enggan menilai buruk atau tidak terhadapnya (M.Aliyah red). Tapi, warga sudah bisa mengamati, melihat, menilai dan mengenal pribadi oknum dimaksud.”Saya tidak bisa memberikan penilaian terhadap pribadi yang bersangkutan, yang jelas warga sudah tahu kalau dia hampir tiap hari main kasino dengan kartu remi,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Kades juga membenarkan langkah hukum korban yang melaporkan oknum itu ke pihak kepolisian. Bahkan dirinya mendukung langkah itu, mengingat tindakan itu merupakan sebuah penghinaan sekaligus membuat korban merasa tidak enak. Apalagi, terjadi ditempat umum dan disaat sedang ingin melaksanakan sholat.”Sebelum ke Polisi, korban dan keluarganya mengadukan masalah itu pada saya selaku kades,” akunya.
Sementara, pihak Polsek Bolo yang hendak dikonfirmasi seputar laporan tersebut tidak berhasil ditemui. Dihubungi Via Hand Phone (Hp) tidak juga berhasil. Karena, dalam keadaan mati (non aktif). (KS-09)
Korban kepada Koran Stabilitas H. Arsyid menceritakan, kejadian bermula ketika dirinya hendak menjadi imam sholat Magrib di Masjid Desa setempat. Celakanya, saat mulai melaksanakan perintah Allah SWT, oknum itu tiba-tiba datang menarik korban. “Dia datang dan menarik saya. Padahal saat itu, saya hendak mulai memimpin sholat,” katanya Senin malam kemarin.
Akibat kejadian tak terpuji itu, sholat sempat dihentikan. Karena, para Jama,ah kaget atas tindakan oknum PNS tersebut. Namun, dilanjutkan kembali dengan imam sholat lain.”Nyaris terjadi keributan, tapi para jamaah dapat control emosi. Karena sadar sedang berada di Masjid,” ujarnya.
Entah tak terima atas sikap oknum itu, warga setempat lebih-lebih keluarga imam masjid itu marah besar. Namun, tidak sampai pada aksi anarkis. Sehingga, korban dan keluarga memutuskan melaporkan persoalan itu ke Polisi dengan tuntutan membuat perasaan tidak enak.”Sesuai kesepakatan, saya akhirnya mempolisikan yang bersangkutan ke Polsek Bolo,” tuturnya.
Meski demikian, akan tetapi sebelum membawa persoalan itu ke Polisi, dirinya mengadukan ke Pemerintah Desa (Pemdes) setempat. Tujuanya, agar prilaku konyol oknum yang mengabdi di Instansi moral itu mendapat perhatian dari pihak Desa.”Saya lebih dulu mengadukan persoalan itu ke Desa,” akunya.
Korban mengaku, sebelumnya tidak pernah berselisih dengan oknum itu. Bahkan, dirinya kaget ketika yang bersangkutan berulah disaat para jamaah dan dirinya hendak melaksanakan ibadah sholat magrib.”Terus terang saya tidak pernah punya urusan denganya,” terang korban.
Bagaimana tanggapan Kepala Desa (Kades) setempat atas persoalan itu, Ir.Ruslan kepada Koran Stabilitas merasa kaget dengan kejadian tersebut. Apalagi, peristiwa itu terjadi saat sholat magrib berjamaah di Masjid. Ia menilai, sikap itu sama halnya tidak mencerminkan kebersamaan, toleransi dan etika dalam kehidupan bermasyarakat.”K ejadian ini sangat memalukan,” cetus kades.
Bagaiamana kepribadian PNS itu dalam kehidupan bermasyarakat, menjawab pertanyaan itu Kades mengaku, hampir setiap hari terduga pelaku penghinaan itu bermain kartu domino dan remi. Hanya saja, Ruslan enggan menilai buruk atau tidak terhadapnya (M.Aliyah red). Tapi, warga sudah bisa mengamati, melihat, menilai dan mengenal pribadi oknum dimaksud.”Saya tidak bisa memberikan penilaian terhadap pribadi yang bersangkutan, yang jelas warga sudah tahu kalau dia hampir tiap hari main kasino dengan kartu remi,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Kades juga membenarkan langkah hukum korban yang melaporkan oknum itu ke pihak kepolisian. Bahkan dirinya mendukung langkah itu, mengingat tindakan itu merupakan sebuah penghinaan sekaligus membuat korban merasa tidak enak. Apalagi, terjadi ditempat umum dan disaat sedang ingin melaksanakan sholat.”Sebelum ke Polisi, korban dan keluarganya mengadukan masalah itu pada saya selaku kades,” akunya.
Sementara, pihak Polsek Bolo yang hendak dikonfirmasi seputar laporan tersebut tidak berhasil ditemui. Dihubungi Via Hand Phone (Hp) tidak juga berhasil. Karena, dalam keadaan mati (non aktif). (KS-09)
COMMENTS