Salah satu dari sekian banyak gaya kepemimpinan mendiang almarhum Bupati Bima, H.Ferri Zulkarnain, ST yang masih melekat dihati masyarakat Kabupaten Bima
Oleh : Anhar Donggo
Tak bisa dipungkiri, gaya setiap Pemimpin tentu saja berbeda. Beda pola pikir,metode dan trik serta strategi untuk membangun daerah yang dipimpinnya. Termasuk, plus-minus selama menjalankan tugas dan amanah sebagai pengambil kebijakan. Bagi publik, perbedaan itu tidak jadi masalah, karena yang terpenting ada niat yang tulus dan ikhlas serta komitmen moral Pemimpin untuk memajukan Daerah yang dipimpinnya. Namun, yang berhak menilai semua itu adalah rakyat. Sebab, rakyatlah yang memilih siapa sosok yang layak dijadikan pemimpin. Apalagi saat ini, rakyat sudah cerdas memilih dan memilah mana calon pemimpin yang lebih mengedepankan kepentingan rakyat ketimbang kepentingan pribadi dan atau golongan.
Terpilihnya, almarhum Dae Ferri untuk menjadi Bupati Bima kali keduanya merupakan salah satu bukti, bahwa sosok kepemimpinan putra Sultan Abdul Kahir itu masih dicintai rakyatnya. Bagi sebagian kalangan, almarhum terpilih karena kharismatik orang tuanya. Bahkan, ada yang menilai gaya kepemimpinan Abdul Kahir selama menjadi raja Bima diwarisi almarhum Dae Ferri. Pertanyaan-pun muncul, adakah figure baik dari kader Parpol maupun non parpol yang mewarisi gaya kepemimpinan mantan Bupati Bima tersebut. Setidaknya beda-beda tipis, karena harus disadari setiap manusia masing-masing memiliki pola pikir yang berbeda. Meski, manusia itu dilahirkan secara bersamaan dari rahim yang sama (kembar).
Sadar atau tidak, khususnya rakyat Kabupaten Bima saat ini masih merindukan gaya kepemimpinan suami Hj.Indah Damayanti Putri tersebut. Bukan berarti, merendahkan cara dan gaya pimpinan daerah lainya. Karena sekali lagi, masing-masing pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Jadi bukan sesuatu yang berlebihan, apabila yang memiliki peluang besar untuk memenangkan Pilkada Kabupaten Bima periode 2015-2020 mendatang adalah sosok pemimpin yang selalu berada ditengah-tengah rakyatnya. Kata Presiden Indonesia terpilih, Jokowi, blusukan jangan dipandang sebelah mata. Blusukan itu penting, karena selain mempererat tali silaturahmi antara Pemimpin dengan masyarakat. Tapi, juga untuk mengetahui apa saja masalah yang sudah dan sedang dialami rakyatnya.
Dari kalangan keluarga besar mendiang almarhum Dae Ferri, ada beberapa nama kader Partai Politik (Parpol). Dua orang kader, Hj.Ferra Amalia, SE, MM atau yang akrab disapa Dae Ferra dan Ferdiansyah Fajar Islam, ST (Dae Ade) merupakan saudara kandung almarhum. Sementara, satu orang adalah istri almarhum, yakni Hj.Indah Damayanti Putri (Dae Dinda). Namun, dari ketiga kader tersebut hanya Dae Dinda yang berhasil menduduki kursi Dewan Kabupaten Bima periode 2014-2019 mendatang. Sementara, Dae Ferra dan Ade hanya menikmati kursi dewan periode 2009-2014. Namun, siapa figure dari kalangan keluarga yang ditinggalkan almarhum Raja Bima yang mewarisi gaya kepemimpinan Dae Ferri, kembali pada penilaian masyarakat. Karena tidak tertutup kemungkinan, ada figure diluar istana Bima yang mewarisi gaya (Style) kepemimpinan Dae Ferri. Semua itu akan dibuktikan, pada pesta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bima periode 2015-2020 mendatang. (***)
COMMENTS