Wahana Tata Nugraha (WTN) adalah penghargaan yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia kepada kota-kota yang mampu menata transportasi publik dengan baik.
Wahana Tata Nugraha (WTN) adalah penghargaan yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia kepada kota-kota yang mampu menata transportasi publik dengan baik. Penghargaan ini diberikan setiap tahun oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI) kepada Daerah dan Kepala Daerah Kota/Kabupaten. Tahun 2014, Kota Bima menjadi salah satu Kota yang dinominasikan dari wilayah NTB untuk dinilai sebagai calon penerima penghargaan WTN.
Rabu, 6 Agustus 2014, Wakil Walikota Bima, H. A. Rahman H. Abidin, SE, menerima tim penilai dari Kemenhub RI yang didampingi oleh perwakilan Dinas Kominfo NTB. Tim penilai dari Kemenhub RI berjumlah 4 orang, yang diketuai oleh Ir. Tri Yuli Andaru P., M.Si, dan beranggotakan Felix Iryantomo, ATD; Joko Pitoyo, A.Md. LLAJ, ST; dan Hendra, SH. Sementara Dinas Kominfo NTB diwakili oleh Sukamto.
Wakil Walikota menyambut tim tersebut di aula kantor Walikota Bima, dengan agenda acara berupa pemaparan hasil penilaian yang telah dilakukan oleh tim pada hari sebelumnya.
Berdasarkan laporan Sekretaris Dinas Kominfo Kota Bima, Dra. Kalisom, M. Si, kedatangan tim penilai dijadwalkan berlangsung selama dua hari, yaitu tanggal 5-6 Agustus 2014. Penilaian lapangan dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus, sementara tanggal 6 Agustus diisi dengan pemaparan hasil penilaian oleh tim penilai di hadapan Kepala Daerah, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), serta instansi terkait.
Dijelaskan oleh Dra. Kalisom, M. Si, penilaian penghargaan WTN secara keseluruhan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama dengan bobot nilai 30% meliputi penilaian administrasi transportasi perkotaan yang meliputi aspek perencanaan, pendanaan, kelembagaan, dan peraturan perundang-undangan, sumber daya manusia, angkutan, prasarana, lalu lintas, dan lingkungan.
Tahap kedua dengan bobot penilaian 35 persen meliputi penilaian teknis dan operasional transportasi perkotaan yang mencakup aspek sarana, prasarana, lalu lntas, dan pelayanan kepada masyarakat. Tahap ketiga dengan bobot penilaian 35% meliputi penilaian terhadap komitmen Kepala Daerah dan Kebijakan Kepala Daerah dalam pengembangan dan pembangunan transportasi perkotaan.
Tujuan penyelenggaraan penghargaan WTN adalah mendorong pemerintah Kota atau Kabupaten untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan sistem transportasi perkotaan sehingga tercipta sistem lalu lintas dan angkutan kota yang tertib, lancar, selamat, aman, efisien, berkelanjutan, dan menjamin ekuitas hak pengguna jalan.
Wakil Walikota dalam sambutannya menyampaikan, keikutsertaan Kota Bima dalam Lomba WTN ini merupakan sebuah kebanggaan yang sangat besar. Ini menunjukkan bahwa sistem tranportasi di Kota Bima semakin berkembang dan menuju arah yang lebih baik. “Bagaimana tidak, transportasi merupakan roda utama penggerak ekonomi masyarakat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengembangan dan pembangunan wilayah. Ajang penghargaan transportasi ini tentunya memotivasi kita dalam meningkatkan sistem transportasi menjadi lebih baik, meningkatkan sarana dan prasarana jalan, pembenahan organisasi dan pemberdayaan sumber daya manusia”, ujarnya.
Wakil Walikota pun menjelaskan, kondisi umum prasarana transportasi di wilayah Kota Bima sebagai faktor pendukung kelancaran arus lalu lintas ditunjang oleh prasarana jalan, terminal dan pelabuhan laut. Panjang jalan raya lebih kurang 805,02 km yang sebagian besar merupakan jalan beraspal.
Sistem transportasi di Kota Bima terdiri dari transportasi darat, laut dan udara. Sarana angkutan darat ini menghubungkan Bima-Lombok, Bali hingga Jakarta. Transportasi laut menghubungkan Bima-Makassar, NTT, Kalimantan, Bali, dan Jawa. Sedangkan transportasi udara sharing dengan Kabupaten Bima dan Dompu dalam penggunaan dan pembenahan bandara.
Saat ini pembangunan di Kota Bima sedang digiatkan, terutama untuk sarana dan prasarana jalan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas dan memberikan kenyamanan para pengendara.
Berbagai upaya yang telah dilakukan hingga saat ini diantaranya Pemaprasan tikungan mulai dari perbatasan Ni’u hingga perbatasan Wawo dan Wera, Pemaprasan penurunan dan tanjakan Dana Traha dan Sadia, Pelebaran jalan Dodu, Amahami, Melayu, Kolo, Kumbe; Pelebaran jalan menjadi 2 (dua) arah Amahami sampai perbatasan Ni’u, Pengaspalan jalan Melayu-Kolo dan Dodu, dan Pembuatan jalan dan jembatan Padolo III untuk mengurai kemacetan dalam kota.
Selain itu, Peningkatan prasarana terminal, peningkatan kapasitas SDM pengelolaan dan penataan peraturan, penataan jalur trayek, penambahan rambu-rambu lalu lintas, pemasangan traffic light, penerangan jalan, pengujian kelayakan kendaraan setiap enam bulan, dan sebagainya.
“Kita menyadari bahwa untuk mewujudkan sistem transportasi yang baik memerlukan upaya yang sistematis, bersungguh-sungguh dan sinergi dari berbagai komponen yang terkait seperti Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Polri, DPRD, kalangan dunia usaha dan masyarakat,” ujarnya.
Oleh karena dirinya berharap kepada pihak terkait untuk memberi perhatian yang sungguh-sungguh bagi upaya mewujudkan kondisi angkutan yang baik di Kota Bima. Angkutan kota yang tertib dan lancar akan memberikan kontribusi yang besar dalam membangun citra yang lebih baik bagi kota yang kita cintai ini”, pungkasnya. (KS-13)
Rabu, 6 Agustus 2014, Wakil Walikota Bima, H. A. Rahman H. Abidin, SE, menerima tim penilai dari Kemenhub RI yang didampingi oleh perwakilan Dinas Kominfo NTB. Tim penilai dari Kemenhub RI berjumlah 4 orang, yang diketuai oleh Ir. Tri Yuli Andaru P., M.Si, dan beranggotakan Felix Iryantomo, ATD; Joko Pitoyo, A.Md. LLAJ, ST; dan Hendra, SH. Sementara Dinas Kominfo NTB diwakili oleh Sukamto.
Wakil Walikota menyambut tim tersebut di aula kantor Walikota Bima, dengan agenda acara berupa pemaparan hasil penilaian yang telah dilakukan oleh tim pada hari sebelumnya.
Berdasarkan laporan Sekretaris Dinas Kominfo Kota Bima, Dra. Kalisom, M. Si, kedatangan tim penilai dijadwalkan berlangsung selama dua hari, yaitu tanggal 5-6 Agustus 2014. Penilaian lapangan dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus, sementara tanggal 6 Agustus diisi dengan pemaparan hasil penilaian oleh tim penilai di hadapan Kepala Daerah, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), serta instansi terkait.
Dijelaskan oleh Dra. Kalisom, M. Si, penilaian penghargaan WTN secara keseluruhan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama dengan bobot nilai 30% meliputi penilaian administrasi transportasi perkotaan yang meliputi aspek perencanaan, pendanaan, kelembagaan, dan peraturan perundang-undangan, sumber daya manusia, angkutan, prasarana, lalu lintas, dan lingkungan.
Tahap kedua dengan bobot penilaian 35 persen meliputi penilaian teknis dan operasional transportasi perkotaan yang mencakup aspek sarana, prasarana, lalu lntas, dan pelayanan kepada masyarakat. Tahap ketiga dengan bobot penilaian 35% meliputi penilaian terhadap komitmen Kepala Daerah dan Kebijakan Kepala Daerah dalam pengembangan dan pembangunan transportasi perkotaan.
Tujuan penyelenggaraan penghargaan WTN adalah mendorong pemerintah Kota atau Kabupaten untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan sistem transportasi perkotaan sehingga tercipta sistem lalu lintas dan angkutan kota yang tertib, lancar, selamat, aman, efisien, berkelanjutan, dan menjamin ekuitas hak pengguna jalan.
Wakil Walikota dalam sambutannya menyampaikan, keikutsertaan Kota Bima dalam Lomba WTN ini merupakan sebuah kebanggaan yang sangat besar. Ini menunjukkan bahwa sistem tranportasi di Kota Bima semakin berkembang dan menuju arah yang lebih baik. “Bagaimana tidak, transportasi merupakan roda utama penggerak ekonomi masyarakat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengembangan dan pembangunan wilayah. Ajang penghargaan transportasi ini tentunya memotivasi kita dalam meningkatkan sistem transportasi menjadi lebih baik, meningkatkan sarana dan prasarana jalan, pembenahan organisasi dan pemberdayaan sumber daya manusia”, ujarnya.
Wakil Walikota pun menjelaskan, kondisi umum prasarana transportasi di wilayah Kota Bima sebagai faktor pendukung kelancaran arus lalu lintas ditunjang oleh prasarana jalan, terminal dan pelabuhan laut. Panjang jalan raya lebih kurang 805,02 km yang sebagian besar merupakan jalan beraspal.
Sistem transportasi di Kota Bima terdiri dari transportasi darat, laut dan udara. Sarana angkutan darat ini menghubungkan Bima-Lombok, Bali hingga Jakarta. Transportasi laut menghubungkan Bima-Makassar, NTT, Kalimantan, Bali, dan Jawa. Sedangkan transportasi udara sharing dengan Kabupaten Bima dan Dompu dalam penggunaan dan pembenahan bandara.
Saat ini pembangunan di Kota Bima sedang digiatkan, terutama untuk sarana dan prasarana jalan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas dan memberikan kenyamanan para pengendara.
Berbagai upaya yang telah dilakukan hingga saat ini diantaranya Pemaprasan tikungan mulai dari perbatasan Ni’u hingga perbatasan Wawo dan Wera, Pemaprasan penurunan dan tanjakan Dana Traha dan Sadia, Pelebaran jalan Dodu, Amahami, Melayu, Kolo, Kumbe; Pelebaran jalan menjadi 2 (dua) arah Amahami sampai perbatasan Ni’u, Pengaspalan jalan Melayu-Kolo dan Dodu, dan Pembuatan jalan dan jembatan Padolo III untuk mengurai kemacetan dalam kota.
Selain itu, Peningkatan prasarana terminal, peningkatan kapasitas SDM pengelolaan dan penataan peraturan, penataan jalur trayek, penambahan rambu-rambu lalu lintas, pemasangan traffic light, penerangan jalan, pengujian kelayakan kendaraan setiap enam bulan, dan sebagainya.
“Kita menyadari bahwa untuk mewujudkan sistem transportasi yang baik memerlukan upaya yang sistematis, bersungguh-sungguh dan sinergi dari berbagai komponen yang terkait seperti Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Polri, DPRD, kalangan dunia usaha dan masyarakat,” ujarnya.
Oleh karena dirinya berharap kepada pihak terkait untuk memberi perhatian yang sungguh-sungguh bagi upaya mewujudkan kondisi angkutan yang baik di Kota Bima. Angkutan kota yang tertib dan lancar akan memberikan kontribusi yang besar dalam membangun citra yang lebih baik bagi kota yang kita cintai ini”, pungkasnya. (KS-13)
COMMENTS