Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bima secara simultan meluncurkan program-program pemberdayaan yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bima secara simultan meluncurkan program-program pemberdayaan yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Diantaranya melalui program pemberdayaan usaha garam rakyat (Pugar). Bahkan, program ini telah berhasil menempatkan Kabupaten Bima menjadi daerah swasembada garam nasional pada tahun 2012 lalu.
Pada tahun 2014 ini, dinas dibawah pimpinan Ir. Hj. Nurma tersebut terus menggenjot program Pugar sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, terutama para petani garam di Kabupaten Bima. Rencana anggaran yang telah dialokasikan untuk Kabupaten Bima sebesar Rp. 2,5 miliar untuk 120 kelompok. Namun karena adanya pengurangan anggaran pada saat Pemilihan Presiden sehingga Alokasi Anggaran untuk Kabupaten Bima menjadi Rp. 1,2 miliar.
“Anggaran tersebut hanya cukup untuk 57 kelompok PUGAR yang tersebar pada 5 Kecamatan di Kabupaten Bima. Mudah-mudahan pada tahun 2015 yang akan datang alokasi anggaran Pugar untuk Kabupaten Bima bisa lebih besar lagi,” harap Kadis Diskanlut.
Dia juga berharap, kepada petambak garam yang telah mengajukan proposal ke Diskanlut Kabupaten Bima yang belum terkafer pada tahun 2014 ini, bisa diakomodir pada tahun 2015. Dengan catatan proposal yang diajukan memenuhi syarat sesuai juknis dan juklak Pugar.
Kadis menjelaskan kembali, Pugar merupakan bagian dari PNPM Mandiri KP melaui pemberdayaan masyarakat dan bantuan pengembangan usaha. Bertujuan menumbuh kembangkan usaha garam rakyat sesuai dengan potensi wilayah yang ada. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2011 dan merupakan salah satu program yang diarahkan untuk membantu sarana seperti gudang penampung garam bagi petambak garam.
Pada tahun 2012 urainya, Pugar telah menunjukan hasil yang signifikan dengan tercapai swasembada nasional garam konsumsi. Keberhasailan Pugar 2012 sungguh mengembirakan, dengan capaian produksi kabupaten bima tahun 2012 sebesar 198.445,23 ton. “Produksi garam dari program Pugar tahun 2012 mencapai 65.804,37 ton (33 persen). Dari total produksi Kabupaten Bima, dengan produltivitas 90 ton perhektar," tuturnya.
Lanjutnya, dengan keberhasilan Pugar tahun 2012 dan tercapainya swasembada garam nasional garam konsumsi tersebut sebagaimana yang dicanangkan Bapak Wakil Presiden di Kabupatem Ende pada bulan Desember tahun 2010, tentu saja pada tahun 2013 tidak perlu lagi dilakukan impor garam konsumsi. Meski diakui keberhasilan Pugar tahun 2012 telah berhasil meningkatkan produksi, tetapi belum sepenuhnya mensejahterahkan petani garam karena tidak stabilnya harga di pasar, bahkan dapat dikatakan cenderung merosot.
Kebijakan pugar di Kabupaten Bima ujarnya, pada tahun 2013 diarahkan pada peningkatan kualitas garam rakyat, melalui berbagai cara mulai dari proses produksi di lahan hingga penanganan pengelolaan garam. Dalam hal produksi, model-model teknologi ulir filter (TUF) akan dikembangkan di lahan-lahan tambak penerima PUGAR, mengingat uji coba yang telah dilakukan di Kabupaten Cirebon mampu menghasilkan garam bersih, putih dengan kandungan NaCL mencapai 97,4 persen, dengan capaian produktivitas 120 ton perhektar.
Disamping itu tambahnya, akan dibangun tempat-tempat pengolahan garam konsumsi di Desa Sanolo untuk meningkatkan kualitas garam dari KP2 menjadi KPI agar dapat memenuhi kebutuhan garam industri. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan PUGAR pada tahun 2013 juga di Kabupaten Bima dialokasikan Konsultan Manajemen yang membantu dalam penyusunan perencanaan yang strategis terkait dengan akses pasar dan kemitraan. (KS-13)
Pada tahun 2014 ini, dinas dibawah pimpinan Ir. Hj. Nurma tersebut terus menggenjot program Pugar sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, terutama para petani garam di Kabupaten Bima. Rencana anggaran yang telah dialokasikan untuk Kabupaten Bima sebesar Rp. 2,5 miliar untuk 120 kelompok. Namun karena adanya pengurangan anggaran pada saat Pemilihan Presiden sehingga Alokasi Anggaran untuk Kabupaten Bima menjadi Rp. 1,2 miliar.
“Anggaran tersebut hanya cukup untuk 57 kelompok PUGAR yang tersebar pada 5 Kecamatan di Kabupaten Bima. Mudah-mudahan pada tahun 2015 yang akan datang alokasi anggaran Pugar untuk Kabupaten Bima bisa lebih besar lagi,” harap Kadis Diskanlut.
Dia juga berharap, kepada petambak garam yang telah mengajukan proposal ke Diskanlut Kabupaten Bima yang belum terkafer pada tahun 2014 ini, bisa diakomodir pada tahun 2015. Dengan catatan proposal yang diajukan memenuhi syarat sesuai juknis dan juklak Pugar.
Kadis menjelaskan kembali, Pugar merupakan bagian dari PNPM Mandiri KP melaui pemberdayaan masyarakat dan bantuan pengembangan usaha. Bertujuan menumbuh kembangkan usaha garam rakyat sesuai dengan potensi wilayah yang ada. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2011 dan merupakan salah satu program yang diarahkan untuk membantu sarana seperti gudang penampung garam bagi petambak garam.
Pada tahun 2012 urainya, Pugar telah menunjukan hasil yang signifikan dengan tercapai swasembada nasional garam konsumsi. Keberhasailan Pugar 2012 sungguh mengembirakan, dengan capaian produksi kabupaten bima tahun 2012 sebesar 198.445,23 ton. “Produksi garam dari program Pugar tahun 2012 mencapai 65.804,37 ton (33 persen). Dari total produksi Kabupaten Bima, dengan produltivitas 90 ton perhektar," tuturnya.
Lanjutnya, dengan keberhasilan Pugar tahun 2012 dan tercapainya swasembada garam nasional garam konsumsi tersebut sebagaimana yang dicanangkan Bapak Wakil Presiden di Kabupatem Ende pada bulan Desember tahun 2010, tentu saja pada tahun 2013 tidak perlu lagi dilakukan impor garam konsumsi. Meski diakui keberhasilan Pugar tahun 2012 telah berhasil meningkatkan produksi, tetapi belum sepenuhnya mensejahterahkan petani garam karena tidak stabilnya harga di pasar, bahkan dapat dikatakan cenderung merosot.
Kebijakan pugar di Kabupaten Bima ujarnya, pada tahun 2013 diarahkan pada peningkatan kualitas garam rakyat, melalui berbagai cara mulai dari proses produksi di lahan hingga penanganan pengelolaan garam. Dalam hal produksi, model-model teknologi ulir filter (TUF) akan dikembangkan di lahan-lahan tambak penerima PUGAR, mengingat uji coba yang telah dilakukan di Kabupaten Cirebon mampu menghasilkan garam bersih, putih dengan kandungan NaCL mencapai 97,4 persen, dengan capaian produktivitas 120 ton perhektar.
Disamping itu tambahnya, akan dibangun tempat-tempat pengolahan garam konsumsi di Desa Sanolo untuk meningkatkan kualitas garam dari KP2 menjadi KPI agar dapat memenuhi kebutuhan garam industri. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan PUGAR pada tahun 2013 juga di Kabupaten Bima dialokasikan Konsultan Manajemen yang membantu dalam penyusunan perencanaan yang strategis terkait dengan akses pasar dan kemitraan. (KS-13)
COMMENTS