Festival Keraton Nusantara (FKN) Bima ke IX di Museum ASI Bima mulai dilaksanakan, Sabtu (6/9), sekitar pukul 20.00 WITA.
Festival Keraton Nusantara (FKN) Bima ke IX di Museum ASI Bima mulai dilaksanakan, Sabtu (6/9), sekitar pukul 20.00 WITA. Agenda awal kegiatan, puluhan Raja dan Sultan bersama jajarannya menikmati Welcome Dinner diiringi tarian dan musik khas daerah Bima.
Pantauan wartawan, sekitar pukul 19.00 masyarakat Bima sudah mulai memadati depan Museum ASI. Kendati tidak diijinkan masuk, masyarakat Bima nampak antusias menyaksikan kedatangan para Raja dan Sultan beserta rombongan.
Walikota Bima, HM. Qurais H. Abidin dalam sambutannya mengaku sangat bangga dan bahagia memberikan sambutan dan menjadi peserta dan kegiatan tersebut. "Ini menjadi sejarah tersendiri dan motivasi kami untuk terus mengangkat dan menumbuh kembangkan jati diri dan budaya daerah," ujarnya.
Kata Qurais, sebagai daerah yang besar dan tumbuh dari budaya, Bima tetap terus berupaya menjaga kebudayaan. Baik itu melalui pentas, lomba dan pawai, sehingga kini masih terus terjaga dan lestari. "Harapan kami, para tamu yang hadir berkenan bisa mengenal Bima lebih dekat dari peninggalan budaya, sejarahnya, dan kulinernya," harapnya. Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada para Raja dan Sultan, dari kegiatan tersebut sekiranya menemukan kekurangan dan keterbatasan.
Sementara itu, Ketua Majelis Adat Sara Dana Mbojo Dr. Hj. St. Maryam, SH dalam sambutannya mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. "Kami merasa sangat bangga dan bersyukur dengan kedatangan tamu undangan ini," tuturnya.
Perempuan yang juga dijuluki Ruma Bumi Partiga itu menjelaskan, FKN digelar di Bima karena mendapat amanah dan penunjukan langsung dari para Raja dan Sultan pada FKN Tahun 2012. "Meski yang kami sajikan ini sangat sederhana, mohon maaf dengan segala kekurangannya. Tapi kami melaksanakan dan menerima kedatangan tamu ini dengan segala keikhlasan," ucapnya.
Maryan pun berharap, dengan adanya kegiatan tersebut, semoga semakin memperkenalkan generasi penerus kepada Nilai nilai budaya, serta bisa melihat Indonesia dalam bentuk kebudayaan dan keseniannya.
Usai sambutan, acara lalu dilanjutkan dengan penyerahan Plakat dari Bupati Bima dan Walikota Bima ke Ketua Majelis Adat Sara Dana Mbojo, kemudian penyerahan cinderamata dari empat Sultan Cirebon, dilanjutkan dari Sultan Palembang atas nama Ketua Yayasan Raja Sultan Nusantara. Lalu penyerahan Cinderamata Kesultanan Mindanau Filipina, dan dari Kesultanan Selangor Malaysia serta diakhiri penyerahan kalung dan cincin dari Sekjen Bangsawan Dunia.
Wellcome Dinner memang baru acara pembuka untuk menyambut kehadiran para tamu sehingga kondisi areal disterilkan untuk masyarakat umum. Sesuai jadwal, acara inti akan mulai digelar pada, Minggu (7/9) siang dengan pelaksanaan upacara pembukaan diikuti kirab budaya melibatkan semua keraton peserta FKN.
Usai acara jamuan makan malam (welcome dinner) di halaman Museum ASI Mbojo, para Raja dan Sultan mendadak seperti artis dan selebritis. Pasalnya, masyarakat umum silih berganti berebut foto dengan mereka. Bahkan, para tamu undangan lainnya terlihat tak ingin melewatkan untuk mengabadikan momen berharga bersama tamu dari sejumlah keraton nusantara tersebut.
Acara jamuan itu memang dikhususkan untuk para Raja, Sultan dan keluarganya saja. Masyarakat umum hanya diijinkan untuk menyaksikan dari kejauhan dibalik pagar ASI. Usai acara, pintu pagar utama barulah dibuka karena para tamu akan kembali ke tempat penginapan masing-masing.
Namun saat mereka hendak melangkah pulang, masyarakat berkerumun masuk dan menghampiri para tamu untuk sekedar berfoto bersama. Melihat antusiasme dari masyarakat Bima tersebut, para Raja dan Sultan nampak bisa memahami dan melayani permintaan foto bersama.
Ada juga, beberapa tamu yang hanya beberapa kali foto bersama dan langsung pulang karena merasa lelah ingin cepat beristrahat. Menariknya, dari sekian Raja dan Sultan yang hadir, Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dari Keraton Kesultanan Palembang Darussalam paling banyak diserbu masyarakat untuk foto bersama.
Pria yang juga Ketua Yayasan Raja Sultan Nusantara (Yarasutra) itu memang terlihat akrab dengan masyarakat Bima sejak datang pada Pelantikan Sultan Bima ke XVI beberapa waktu lalu. Banyak yang menilai, Sultan Palembang tersebut seperti penampilan artis dalam film kolosal Indonesia karena memiliki rambut panjang, memakai pakaian khas kesultanan dan wajah yang tampan.
Meski banyak yang meminta foto bersama, Sultan Palembang nampak selalu siap melayani dengan senyum ramah. Hal senada juga dirasakan Datuk Ibrahim Labuan Rahman dari Kesultanan Kabuntalan-Mindanao, Philipina. Pria tinggi kekar ini juga menerima banyak permintaan foto bersama dari masyarakat yang datang menyaksikan.
“Ini kan momen langka, kapan lagi kita bisa lihat para Raja dan Sultan yang datang di Bima kalau bukan sekarang,” ujar salah seorang ibu pengunjung.(KS-13)
Pantauan wartawan, sekitar pukul 19.00 masyarakat Bima sudah mulai memadati depan Museum ASI. Kendati tidak diijinkan masuk, masyarakat Bima nampak antusias menyaksikan kedatangan para Raja dan Sultan beserta rombongan.
Walikota Bima, HM. Qurais H. Abidin dalam sambutannya mengaku sangat bangga dan bahagia memberikan sambutan dan menjadi peserta dan kegiatan tersebut. "Ini menjadi sejarah tersendiri dan motivasi kami untuk terus mengangkat dan menumbuh kembangkan jati diri dan budaya daerah," ujarnya.
Kata Qurais, sebagai daerah yang besar dan tumbuh dari budaya, Bima tetap terus berupaya menjaga kebudayaan. Baik itu melalui pentas, lomba dan pawai, sehingga kini masih terus terjaga dan lestari. "Harapan kami, para tamu yang hadir berkenan bisa mengenal Bima lebih dekat dari peninggalan budaya, sejarahnya, dan kulinernya," harapnya. Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada para Raja dan Sultan, dari kegiatan tersebut sekiranya menemukan kekurangan dan keterbatasan.
Sementara itu, Ketua Majelis Adat Sara Dana Mbojo Dr. Hj. St. Maryam, SH dalam sambutannya mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. "Kami merasa sangat bangga dan bersyukur dengan kedatangan tamu undangan ini," tuturnya.
Perempuan yang juga dijuluki Ruma Bumi Partiga itu menjelaskan, FKN digelar di Bima karena mendapat amanah dan penunjukan langsung dari para Raja dan Sultan pada FKN Tahun 2012. "Meski yang kami sajikan ini sangat sederhana, mohon maaf dengan segala kekurangannya. Tapi kami melaksanakan dan menerima kedatangan tamu ini dengan segala keikhlasan," ucapnya.
Maryan pun berharap, dengan adanya kegiatan tersebut, semoga semakin memperkenalkan generasi penerus kepada Nilai nilai budaya, serta bisa melihat Indonesia dalam bentuk kebudayaan dan keseniannya.
Usai sambutan, acara lalu dilanjutkan dengan penyerahan Plakat dari Bupati Bima dan Walikota Bima ke Ketua Majelis Adat Sara Dana Mbojo, kemudian penyerahan cinderamata dari empat Sultan Cirebon, dilanjutkan dari Sultan Palembang atas nama Ketua Yayasan Raja Sultan Nusantara. Lalu penyerahan Cinderamata Kesultanan Mindanau Filipina, dan dari Kesultanan Selangor Malaysia serta diakhiri penyerahan kalung dan cincin dari Sekjen Bangsawan Dunia.
Wellcome Dinner memang baru acara pembuka untuk menyambut kehadiran para tamu sehingga kondisi areal disterilkan untuk masyarakat umum. Sesuai jadwal, acara inti akan mulai digelar pada, Minggu (7/9) siang dengan pelaksanaan upacara pembukaan diikuti kirab budaya melibatkan semua keraton peserta FKN.
Usai acara jamuan makan malam (welcome dinner) di halaman Museum ASI Mbojo, para Raja dan Sultan mendadak seperti artis dan selebritis. Pasalnya, masyarakat umum silih berganti berebut foto dengan mereka. Bahkan, para tamu undangan lainnya terlihat tak ingin melewatkan untuk mengabadikan momen berharga bersama tamu dari sejumlah keraton nusantara tersebut.
Acara jamuan itu memang dikhususkan untuk para Raja, Sultan dan keluarganya saja. Masyarakat umum hanya diijinkan untuk menyaksikan dari kejauhan dibalik pagar ASI. Usai acara, pintu pagar utama barulah dibuka karena para tamu akan kembali ke tempat penginapan masing-masing.
Namun saat mereka hendak melangkah pulang, masyarakat berkerumun masuk dan menghampiri para tamu untuk sekedar berfoto bersama. Melihat antusiasme dari masyarakat Bima tersebut, para Raja dan Sultan nampak bisa memahami dan melayani permintaan foto bersama.
Ada juga, beberapa tamu yang hanya beberapa kali foto bersama dan langsung pulang karena merasa lelah ingin cepat beristrahat. Menariknya, dari sekian Raja dan Sultan yang hadir, Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dari Keraton Kesultanan Palembang Darussalam paling banyak diserbu masyarakat untuk foto bersama.
Pria yang juga Ketua Yayasan Raja Sultan Nusantara (Yarasutra) itu memang terlihat akrab dengan masyarakat Bima sejak datang pada Pelantikan Sultan Bima ke XVI beberapa waktu lalu. Banyak yang menilai, Sultan Palembang tersebut seperti penampilan artis dalam film kolosal Indonesia karena memiliki rambut panjang, memakai pakaian khas kesultanan dan wajah yang tampan.
Meski banyak yang meminta foto bersama, Sultan Palembang nampak selalu siap melayani dengan senyum ramah. Hal senada juga dirasakan Datuk Ibrahim Labuan Rahman dari Kesultanan Kabuntalan-Mindanao, Philipina. Pria tinggi kekar ini juga menerima banyak permintaan foto bersama dari masyarakat yang datang menyaksikan.
“Ini kan momen langka, kapan lagi kita bisa lihat para Raja dan Sultan yang datang di Bima kalau bukan sekarang,” ujar salah seorang ibu pengunjung.(KS-13)
COMMENTS