Persoalan di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Bima tidak pernah kunjung usai.
Persoalan di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Bima tidak pernah kunjung usai. Belum tuntas dugaan amoral, kini muncul lagi dugaan pemotongan BSM, BOS dan penyalahgunaan sejumlah bantuan Pemerintah untuk Rehabilitasi Gedung Sekolah. Seperti yang terjadi di dua Sekolah yakni SMAN 2 Lambu dan SMPN 1 Belo Kabupaten Bima.
Bentuknya, di SMAN 2 Lambu diduga telah terjadi pemangkasan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebesar Rp.300 ribu per-siswa, fiktifkan data siswa penerima BSM, maksudnya ada namanya tapi tidak ada orangnya dan praktek pungutan liar (pungli) Rp.50 ribu persiswa. Dallihnya, untuk membangun Mushollah Sekolah. “Faktanya, hingga saat ini tidak ada Mushollah yang dibangun, begitupun alasan dan peruntukan dana hasil pemotongan BSM terhadap ratusan siswa tersebut,” ujar Ketua Aliansindo, Burhan kepada Wartawan Selasa (30/9) di halaman Dikpora Kabupaten Bima.
Dari jumlah siswa sebanyak 1.554, enam siswa dari kelas satu, 293 siswa kelas dua, 154 siswa dari kelas tiga. Sehingga, total siswa penerima BSM di Sekolah dibawah kepemimpinan Muh. Djafar yakni sebanyak 453 siswa. “Kalkulasikan saja, berapa keuntungan Kepsek itu atas pemotongan hak siswa miskin tersebut. Belum lagi, hasil pungli dan keuntungan manipulasi siswa penerima bantuan tersebut (BSM),” duganya.
Sementara kejahatan yang terjadi di SMPN 1 Belo, yakni dugaan penyalahgunaan dana bantuan Pemerintah untuk rehabilitasi Gedung Sekolah tersebut. Buktinya, tidak ada perubahan kondisi sekolah itu, justeru semakin memprihatinkan. Padahal, Sekolah itu setiap Tahun mendapat kucuran dana segar dari Pemerintah. “Kondisi sekolah itu malah semakin terpuruk, lalu dipergunakan untuk apa dana bantuan pemerintah tiap tahunnya,“tanya Burhan.
Atas persoalan yang terjadi pada dua Sekolah itu, Burhan meminta dengan tegas kepada Bupati Bima, Drs, HM.Syafrudin, HM.Nur,M.Pd untuk segera mencopot jabatan dua Kepsek tersebut. Sebab, dugaan yang dilakukan dua oknum Kepsek tersebut telah merusak citra Pemerintah Kabupaten Bima dan dunia pendidikan. “Kepsek seperti itu tidak perlu dipertahankan, copot dan ganti dengan yang baru,” tegasnya.
Demi perimbangan berita, baik Kepsek SMAN 2 Lambu maupun SMPN 1 Belo tidak berhasil diwawancara. Begitupun, Kepala Dikpora Kabupaten Bima, Tajudin, SH dan Kabid Dikmen, Drs, Amiruddin, M.Pd tidak juga berhasil ditemui, karena sedang Dinas luar. (KS-09)
Bentuknya, di SMAN 2 Lambu diduga telah terjadi pemangkasan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebesar Rp.300 ribu per-siswa, fiktifkan data siswa penerima BSM, maksudnya ada namanya tapi tidak ada orangnya dan praktek pungutan liar (pungli) Rp.50 ribu persiswa. Dallihnya, untuk membangun Mushollah Sekolah. “Faktanya, hingga saat ini tidak ada Mushollah yang dibangun, begitupun alasan dan peruntukan dana hasil pemotongan BSM terhadap ratusan siswa tersebut,” ujar Ketua Aliansindo, Burhan kepada Wartawan Selasa (30/9) di halaman Dikpora Kabupaten Bima.
Dari jumlah siswa sebanyak 1.554, enam siswa dari kelas satu, 293 siswa kelas dua, 154 siswa dari kelas tiga. Sehingga, total siswa penerima BSM di Sekolah dibawah kepemimpinan Muh. Djafar yakni sebanyak 453 siswa. “Kalkulasikan saja, berapa keuntungan Kepsek itu atas pemotongan hak siswa miskin tersebut. Belum lagi, hasil pungli dan keuntungan manipulasi siswa penerima bantuan tersebut (BSM),” duganya.
Sementara kejahatan yang terjadi di SMPN 1 Belo, yakni dugaan penyalahgunaan dana bantuan Pemerintah untuk rehabilitasi Gedung Sekolah tersebut. Buktinya, tidak ada perubahan kondisi sekolah itu, justeru semakin memprihatinkan. Padahal, Sekolah itu setiap Tahun mendapat kucuran dana segar dari Pemerintah. “Kondisi sekolah itu malah semakin terpuruk, lalu dipergunakan untuk apa dana bantuan pemerintah tiap tahunnya,“tanya Burhan.
Atas persoalan yang terjadi pada dua Sekolah itu, Burhan meminta dengan tegas kepada Bupati Bima, Drs, HM.Syafrudin, HM.Nur,M.Pd untuk segera mencopot jabatan dua Kepsek tersebut. Sebab, dugaan yang dilakukan dua oknum Kepsek tersebut telah merusak citra Pemerintah Kabupaten Bima dan dunia pendidikan. “Kepsek seperti itu tidak perlu dipertahankan, copot dan ganti dengan yang baru,” tegasnya.
Demi perimbangan berita, baik Kepsek SMAN 2 Lambu maupun SMPN 1 Belo tidak berhasil diwawancara. Begitupun, Kepala Dikpora Kabupaten Bima, Tajudin, SH dan Kabid Dikmen, Drs, Amiruddin, M.Pd tidak juga berhasil ditemui, karena sedang Dinas luar. (KS-09)
COMMENTS