Tim Gabungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bima, Selasa (14/10) kemarin akhirnya mengunjungi Desa Karampi dan beberapa desa sekitarnya.
Tim Gabungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bima, Selasa (14/10) kemarin akhirnya mengunjungi Desa Karampi dan beberapa desa sekitarnya. Turunnya tim itu guna memastikan kondisi masyarakat yang kekurangan pangan dan mengkonsumsi Gadung (Lede).
Setelah melihat langsung kondisi warga setempat, Kabag Ekonomi Setda Kabupaten Bima, Drs. Iwan Setiawan mengakui, Pemerintah kecolongan dengan kondisi warga Desa setempat dan sekitarnya. Pasalnya, empat Desa di Kecamatan Langgudu itu jauh dari pantauan Pemerintah Daerah. ”Kami mengakui ini bagian dari kecolongan kami, yang tidak cepat melihat apa yang dirasakan masyarakat Desa Karampi,”ujarnya.
Belajar dari pengalaman ini, kedepan pihaknya akan cepat merespon dan memperhatikan kondisi masyarakat yang ada di Kabupaten Bima, terutama Desa yang terbilang jauh. ”Dalam data kami, di Desa Karampi tidak mengalami kekurangan pangan. Sebab di Kecamatan Langgudu stock beras mencukupi,” janjinya.
Menurutnya, tidak ada masalah jika warga mengkonsumsi gadung karena tidak ada yang melarang. Gadung juga halal dan karbohidratnya lebih tinggi dibanding beras. ”Ini menjadi program pemerintah kedepan, konsumsi makanan lokal harus dipertahankan. Kedepannya kita akan mengajarkan masyarakat untuk mengolah gadung agar tidak ada yang keracunan,” tuturnya.
Iwan menambahkan, masyarakat di Desa Karampi sudah biasa konsumsi gadung dan tidak ada persoalan. Buktinya, warga yang mengkonsumsinya terlihat segar bugar. ”Kendati demikian, kami turun ke lapangan untuk mendata warga Desa Karampi agar distribusi beras bisa tepat sasaran,” ujarnya.
Pernyataan Iwan yang menyebutkan data di Desa Karampi tidak kekurangan pangan justru dibantah Kepala Dusun Sabali, Desa Karampi, Abdul Latif. Menurutnya, data dari bagian Ekonomi tidak benar, buktinya selama tiga bulan masyarakat mengkomsumsi gadung. ”Jangan bilang tidak ada masalah, kami disini kelaparan,” tegasnya.
Katanya, mengkonsumsi gadung itu memang halal. Tapi jika dimakan setiap hari selama tiga bulan, seperti yang dialami masyarakat Karampi, tentu akan merasakan bosan karena tidak makan nasi seperti biasanya. ”Coba Pemerintah yang makan gadung setiap hari seperti kami ini, saya yakin Pemerintah juga akan merasakan hal yang sama,”tambahnya. (KS-05)
Setelah melihat langsung kondisi warga setempat, Kabag Ekonomi Setda Kabupaten Bima, Drs. Iwan Setiawan mengakui, Pemerintah kecolongan dengan kondisi warga Desa setempat dan sekitarnya. Pasalnya, empat Desa di Kecamatan Langgudu itu jauh dari pantauan Pemerintah Daerah. ”Kami mengakui ini bagian dari kecolongan kami, yang tidak cepat melihat apa yang dirasakan masyarakat Desa Karampi,”ujarnya.
Belajar dari pengalaman ini, kedepan pihaknya akan cepat merespon dan memperhatikan kondisi masyarakat yang ada di Kabupaten Bima, terutama Desa yang terbilang jauh. ”Dalam data kami, di Desa Karampi tidak mengalami kekurangan pangan. Sebab di Kecamatan Langgudu stock beras mencukupi,” janjinya.
Menurutnya, tidak ada masalah jika warga mengkonsumsi gadung karena tidak ada yang melarang. Gadung juga halal dan karbohidratnya lebih tinggi dibanding beras. ”Ini menjadi program pemerintah kedepan, konsumsi makanan lokal harus dipertahankan. Kedepannya kita akan mengajarkan masyarakat untuk mengolah gadung agar tidak ada yang keracunan,” tuturnya.
Iwan menambahkan, masyarakat di Desa Karampi sudah biasa konsumsi gadung dan tidak ada persoalan. Buktinya, warga yang mengkonsumsinya terlihat segar bugar. ”Kendati demikian, kami turun ke lapangan untuk mendata warga Desa Karampi agar distribusi beras bisa tepat sasaran,” ujarnya.
Pernyataan Iwan yang menyebutkan data di Desa Karampi tidak kekurangan pangan justru dibantah Kepala Dusun Sabali, Desa Karampi, Abdul Latif. Menurutnya, data dari bagian Ekonomi tidak benar, buktinya selama tiga bulan masyarakat mengkomsumsi gadung. ”Jangan bilang tidak ada masalah, kami disini kelaparan,” tegasnya.
Katanya, mengkonsumsi gadung itu memang halal. Tapi jika dimakan setiap hari selama tiga bulan, seperti yang dialami masyarakat Karampi, tentu akan merasakan bosan karena tidak makan nasi seperti biasanya. ”Coba Pemerintah yang makan gadung setiap hari seperti kami ini, saya yakin Pemerintah juga akan merasakan hal yang sama,”tambahnya. (KS-05)
COMMENTS