Tahun pertama menjabat, sebanyak 44 anggota DPRD Kabupaten Bima ‘berwisata’ ke Jawa Timur. Tiga daerah besar di Jawa seperti Mojokerto, Malang dan Madura
Tahun pertama menjabat, sebanyak 44 anggota DPRD Kabupaten Bima ‘berwisata’ ke Jawa Timur. Tiga daerah besar di Jawa seperti Mojokerto, Malang dan Madura, dijajal oleh wakil rakyat untuk melakukan studi komparasi atas keberhasilan daerah dimaksud. Apa saja kado yang dibawa para wakil rakyat ini untuk Kabupaten Bima?
Ilustrasi biogas
Studi banding, merupakan istilah saklek yang didalihkan oleh wakil rakyat untuk melakukan kunjungan ke daerah lain di Nusantara ini. Meski program yang menghabiskan anggaran ratusan juta rupiah tersebut banyak ditengarai tidak membuahkan hasil konkrit untuk diterapkan di Bumi Mbojo, namun masih saja program ‘jalan-jalan’ ini tercantum pembiayaannya dalam APBD.
Kunjungan kerja 44 wakil rakyat Kabupaten Bima baru-baru ini, tak banyak hasil yang mereka bawa pulang untuk kado rakyat yang diwakilinya. Selama enam hari mengunjungi tiga daerah di jawa Timur, hanya melihat dan mencermati tehnik dan cara pengolahan kotoran hewan untuk dijadikan Biogas yang dijadikan kado untuk bisa dikembangkan di kabupaten Bima.
Wakil ketua DPRD Kabupaten Bima, Nukrah, S.Sos mengatakan, Menurut anggota DPRD, pengolahan kotoran hewan di Malang bisa diterapkan di Kabupaten Bima, mengingat banyaknya jumlah ternak yang ada di saat ini. “Dari pada kotoran hewan mengotori lingkungan, dan merusak pemandangan, alangkah bagusnya diolah menjadi Biogas,” tuturnya.
Dijelaskannya, pada hari pertama 45 Anggota DPRD berkunjung ke Mojokerto untuk menanyakan soal pengalihan asset. Kenapa Mojokerto, karena daerah tersebut, ada kemiripan dengan Kabupaten Bima. Daerah itu baru memekarkan diri, sehingga sangat tepat untuk ditanyakan soal pengalihan asset. “Mojokerto ada kemiripan dengan Kabupaten Bima, terkait aset yang ingin diserahkan ke Kota Bima. Kita tanyakan proses pengalihan dan lainnya. Ada yang sudah diserahkan berdasarkan kebutuhan dan ada yang belum diserahkan, dilihat dari asas manfaat,” jelasnya.
Pada hari kedua, Anggota DPRD memantau terpanjang di Indonesia, jembatan Suramadu (Surabaya-Madura). Kunjungan itu hanya untuk mengisi waktu saja, sekaligus melihat sisi lain jembatan tersebut, terkait adanya rencana pembangunan jembatan Lewamori di Kabupaten Bima. “Asas manfaat jembatan tersebut luar biasa, apakah mungkin akan sama dengan jembatan Lewamori yang akan kita bangun nantinya,” tandasnya.
Di Hari Keempat, Anggota DPRD yang mengikuti kegiatan itu menggunakan waktu untuk beristirahat, dan memulai kembali kegiatan pada hari ke lima, dengan mengunjungi Kota Malang. Di Kota itu, Para wakil rakyat memantau pengelolaan kotoan hewan menjadi biogas. “Di Malang, dua ekor ternak bisa menghidupkan satu keluarga, dengan memanfaatkan Biogas untuk memasak,” terangnya.
Selain itu, dari ketiga daerah yang dikunjungi, sisi lain yang dilihat adalah kebersiah dan keindahan Kota dan perkebunan. Di hari ke enam (Jumat) Anggota DPRD langsung pulang. “Hasil kunjungan itu akan kita bahas disini, dan sudah kita jadwalkan melalui Banmus. Dan kami sangat berharap apa yang kami lihat di daerah orang, bisa dimanfaatkan dan diterapkan disini,”ujar Nukrah. (KS-02)
Ilustrasi biogas
Studi banding, merupakan istilah saklek yang didalihkan oleh wakil rakyat untuk melakukan kunjungan ke daerah lain di Nusantara ini. Meski program yang menghabiskan anggaran ratusan juta rupiah tersebut banyak ditengarai tidak membuahkan hasil konkrit untuk diterapkan di Bumi Mbojo, namun masih saja program ‘jalan-jalan’ ini tercantum pembiayaannya dalam APBD.
Kunjungan kerja 44 wakil rakyat Kabupaten Bima baru-baru ini, tak banyak hasil yang mereka bawa pulang untuk kado rakyat yang diwakilinya. Selama enam hari mengunjungi tiga daerah di jawa Timur, hanya melihat dan mencermati tehnik dan cara pengolahan kotoran hewan untuk dijadikan Biogas yang dijadikan kado untuk bisa dikembangkan di kabupaten Bima.
Wakil ketua DPRD Kabupaten Bima, Nukrah, S.Sos mengatakan, Menurut anggota DPRD, pengolahan kotoran hewan di Malang bisa diterapkan di Kabupaten Bima, mengingat banyaknya jumlah ternak yang ada di saat ini. “Dari pada kotoran hewan mengotori lingkungan, dan merusak pemandangan, alangkah bagusnya diolah menjadi Biogas,” tuturnya.
Dijelaskannya, pada hari pertama 45 Anggota DPRD berkunjung ke Mojokerto untuk menanyakan soal pengalihan asset. Kenapa Mojokerto, karena daerah tersebut, ada kemiripan dengan Kabupaten Bima. Daerah itu baru memekarkan diri, sehingga sangat tepat untuk ditanyakan soal pengalihan asset. “Mojokerto ada kemiripan dengan Kabupaten Bima, terkait aset yang ingin diserahkan ke Kota Bima. Kita tanyakan proses pengalihan dan lainnya. Ada yang sudah diserahkan berdasarkan kebutuhan dan ada yang belum diserahkan, dilihat dari asas manfaat,” jelasnya.
Pada hari kedua, Anggota DPRD memantau terpanjang di Indonesia, jembatan Suramadu (Surabaya-Madura). Kunjungan itu hanya untuk mengisi waktu saja, sekaligus melihat sisi lain jembatan tersebut, terkait adanya rencana pembangunan jembatan Lewamori di Kabupaten Bima. “Asas manfaat jembatan tersebut luar biasa, apakah mungkin akan sama dengan jembatan Lewamori yang akan kita bangun nantinya,” tandasnya.
Di Hari Keempat, Anggota DPRD yang mengikuti kegiatan itu menggunakan waktu untuk beristirahat, dan memulai kembali kegiatan pada hari ke lima, dengan mengunjungi Kota Malang. Di Kota itu, Para wakil rakyat memantau pengelolaan kotoan hewan menjadi biogas. “Di Malang, dua ekor ternak bisa menghidupkan satu keluarga, dengan memanfaatkan Biogas untuk memasak,” terangnya.
Selain itu, dari ketiga daerah yang dikunjungi, sisi lain yang dilihat adalah kebersiah dan keindahan Kota dan perkebunan. Di hari ke enam (Jumat) Anggota DPRD langsung pulang. “Hasil kunjungan itu akan kita bahas disini, dan sudah kita jadwalkan melalui Banmus. Dan kami sangat berharap apa yang kami lihat di daerah orang, bisa dimanfaatkan dan diterapkan disini,”ujar Nukrah. (KS-02)
COMMENTS