Tidak hanya Akademisi, Walikota Bima dan masyarakat umumpun juga mengaku prihatin. Sorotan juga disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Bima, Samailah H. Ishaka, SH.
Ditemukannya narkotika jenis Sabu-Sabu di dalam Rumah Tahanan (Rutan) Bima, oleh Pegawai setempat sebanyak 20 poket beberapa waktu lalu menjadi banyak sorotan berbagai pihak. Tidak hanya Akademisi, Walikota Bima dan masyarakat umumpun juga mengaku prihatin. Sorotan juga disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Bima, Samailah H. Ishaka, SH.
Anggota DPRD Kabupaten Bima, Samailah H. Ishaka, SH.
Menurut Samailah, sangat naif kalau yang memasukan narkoba dalam Rutan Bima sebanyak 20 poket itu adalah orang luar. Tidak mungkin masyarakat luar atau keluarga dan sahabat para Narapidana (Napi) Rutan setempat berani memasok narkoba, apabila tidak ada orang dalam yang memfasilitasinya. "Saya menduga, ini permainan tingkat tinggi yang dimainkan oknum pegawai yang ada di Rutan Bima. Buktinya, sabu 20 poket itu leluasa masuk ke dalam Rutan Bima," tuding Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Kabupaten Bima ini.
Samailah mempertanyakan, mengenai siapa sebenarnya Pegawai Rutan Bima yang pertamakali menemukan sabu itu. Hingga saat ini, Pegawai setempat belum ada yang mau mengakuinya. Inikan aneh, dan terbukti bahwa sesungguhnya ada oknum-oknum Pegawai tertentu yang memasok barang haram itu."Inikan membuat masyarakat semakin percaya, bahwa sesungguhnya oknum pegawai setempat yang memasok sabu itu. Kalo memang bukan oknum, angkat bicara dan katakan pada masyarakat bahwa yang menemukan barang itu jelas orangnya," desaknya.
Ia menilai, masuknya narkoba di Rutan Bima mengindikasikan bahwa kinerja Rutan Bima tidak maksimal. “Ingat, sekarang ini penjahat lebih pintar daripada penegak hukum yang ada. Sebagai Pegawai Rutan, jangan mau dan gampang dibohongi oleh bandar-bandar sabu yang ada dalam Rutan Bima itu," kritiknya.
Ia menyarankan kepada Karutan Bima, agar bandar Sabu yang ada di Rutan Bima itu dipindahkan saja ke Ruran atau Lapas lainnya. Agar tidak selalu bertemu dengan bandar lainnya, yang saat ini juga satu sel. "Mereka harus dipisahkan, agar tidak menjadi sarang pasokan narkoba dalam Rutan," sarannya.
Ia juga berharap, Rutan Bima tingkatkan penjagaan. Periksa semua barang-barang yang mau diberikan kepada napi sedetail mungkin. Apalagi, kalao melihat pengunjung yang mencurugakan."Saya yakin, kalo itu ditingkatkan. Maka hal ini tidak akan terulang kembali,"harapnya. (KS-05)
Anggota DPRD Kabupaten Bima, Samailah H. Ishaka, SH.
Menurut Samailah, sangat naif kalau yang memasukan narkoba dalam Rutan Bima sebanyak 20 poket itu adalah orang luar. Tidak mungkin masyarakat luar atau keluarga dan sahabat para Narapidana (Napi) Rutan setempat berani memasok narkoba, apabila tidak ada orang dalam yang memfasilitasinya. "Saya menduga, ini permainan tingkat tinggi yang dimainkan oknum pegawai yang ada di Rutan Bima. Buktinya, sabu 20 poket itu leluasa masuk ke dalam Rutan Bima," tuding Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Kabupaten Bima ini.
Samailah mempertanyakan, mengenai siapa sebenarnya Pegawai Rutan Bima yang pertamakali menemukan sabu itu. Hingga saat ini, Pegawai setempat belum ada yang mau mengakuinya. Inikan aneh, dan terbukti bahwa sesungguhnya ada oknum-oknum Pegawai tertentu yang memasok barang haram itu."Inikan membuat masyarakat semakin percaya, bahwa sesungguhnya oknum pegawai setempat yang memasok sabu itu. Kalo memang bukan oknum, angkat bicara dan katakan pada masyarakat bahwa yang menemukan barang itu jelas orangnya," desaknya.
Ia menilai, masuknya narkoba di Rutan Bima mengindikasikan bahwa kinerja Rutan Bima tidak maksimal. “Ingat, sekarang ini penjahat lebih pintar daripada penegak hukum yang ada. Sebagai Pegawai Rutan, jangan mau dan gampang dibohongi oleh bandar-bandar sabu yang ada dalam Rutan Bima itu," kritiknya.
Ia menyarankan kepada Karutan Bima, agar bandar Sabu yang ada di Rutan Bima itu dipindahkan saja ke Ruran atau Lapas lainnya. Agar tidak selalu bertemu dengan bandar lainnya, yang saat ini juga satu sel. "Mereka harus dipisahkan, agar tidak menjadi sarang pasokan narkoba dalam Rutan," sarannya.
Ia juga berharap, Rutan Bima tingkatkan penjagaan. Periksa semua barang-barang yang mau diberikan kepada napi sedetail mungkin. Apalagi, kalao melihat pengunjung yang mencurugakan."Saya yakin, kalo itu ditingkatkan. Maka hal ini tidak akan terulang kembali,"harapnya. (KS-05)
COMMENTS