Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bima menekankan semua pihak untuk memperhatikan adanya pernikahan dini yang terjadi di lingkungan masyarakat Kota Bima.
Kota Bima, KS.- Kegiatan seminar sehari yang diselenggarakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bima, Rabu (20/5) kemarin, menekankan semua pihak untuk memperhatikan adanya pernikahan dini yang terjadi di lingkungan masyarakat Kota Bima. Sebab pernikahan Dini banyak menimbulkan masalah dalam rumah tangga.

ilustrasi pernikahan
Dalam seminar itu, Kepala BPPKB Kota Bima, Drs. Jufrin, M.Si mengatakan, peran tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat penting dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menghindari pernikahan dini. Untuk itu, kegiatan seminar itu, diharapkan adanya formula baru untuk menekan angka pernikahan dini yang terjadi dikalangan masyarakat. ”Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk memperhatikan maslaah pernikahan dini ini,”ujarnya
Dijelaskannya, seminar yang mengangkat tema peran tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam rangka menekan angka pernikahan usia dini, merupakan mementum bagi semua pihak untuk mulai berbenah dalam rangka membangun genarasi yang cerdas. ”Dengan dilakukan pernikahan dini, banyak masalah yang ditimbulkan karena kurang stabilnya mental mereka dalam menghadapi masalah yang terjadi dalam rumah tangga,” imbuhnya.
Mantan kepala Disdukcapuil ini menuturkan, pernikahan dini yang terjadi di Kota Bima sudah banyak, sehingga dengan banyaknya kasus itu mengakibatkan banyaknya kasus perceraian, KDRT, bayi lahir prematur dan tingginya angka kematian pada ibu. ”Masalah ini yang harus kita tekan agar tidak terjadi terus menerus, sehingga mengakibatkan masalah yang lebih besar lagi,” katanya di ruang Aula Hotel Permata.
Dengan keadaan itu, Jufrin mengharapkan agar tokoh masyarakat dan tokoh agama hadir ditengah masyarakat untuk memberikan pandangan dan arahan secara terperinci kaitan dengan masalah pernikahan dini ini. Bahkan dirinya mendorong tokoh tokoh agama dan masyarakat untuk memberikan pandangan dan masukan, Baik dari segi aspek aturan maupun agama. “Dengan adanya masukan itu, pemerintah lebih mudah untuk menemukan solusi dalam menekan angka pernikahan dini saat ini,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia, Nurwahidah SH mengatakan, kegiatan seminar sehari bertujuan mengetahui pada usia berapa yang tepat untuk melakukan pernikahan dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan reproduksi. Sehingga akan tercipta kemandirian masyarakat dalam mengatasi kasus perkawinan dini serta dampak yang ditimbulkan. ”Ini pentingnya kita laksanakan seminar sehari ini agar bisa bisa mendapatkan pengetahuan dan memberikan masukan yang membangun dalam menekan angka pernikahan dini yang terjadi di Kota Bima,” imbuhnya.
Pantauan wartawan Stabilitas, dalam kegiatan tersebut turut hadir dalam Kabid Advokasi, Edukasi dan Evaluasi BP3AKB Propinsi NTB, Drs H Mugni, Kepala KUA Raba, Saukani S.Ag serta 50 peserta lain yang berasal dari masyarakat. (KS-17)

ilustrasi pernikahan
Dalam seminar itu, Kepala BPPKB Kota Bima, Drs. Jufrin, M.Si mengatakan, peran tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat penting dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menghindari pernikahan dini. Untuk itu, kegiatan seminar itu, diharapkan adanya formula baru untuk menekan angka pernikahan dini yang terjadi dikalangan masyarakat. ”Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk memperhatikan maslaah pernikahan dini ini,”ujarnya
Dijelaskannya, seminar yang mengangkat tema peran tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam rangka menekan angka pernikahan usia dini, merupakan mementum bagi semua pihak untuk mulai berbenah dalam rangka membangun genarasi yang cerdas. ”Dengan dilakukan pernikahan dini, banyak masalah yang ditimbulkan karena kurang stabilnya mental mereka dalam menghadapi masalah yang terjadi dalam rumah tangga,” imbuhnya.
Mantan kepala Disdukcapuil ini menuturkan, pernikahan dini yang terjadi di Kota Bima sudah banyak, sehingga dengan banyaknya kasus itu mengakibatkan banyaknya kasus perceraian, KDRT, bayi lahir prematur dan tingginya angka kematian pada ibu. ”Masalah ini yang harus kita tekan agar tidak terjadi terus menerus, sehingga mengakibatkan masalah yang lebih besar lagi,” katanya di ruang Aula Hotel Permata.
Dengan keadaan itu, Jufrin mengharapkan agar tokoh masyarakat dan tokoh agama hadir ditengah masyarakat untuk memberikan pandangan dan arahan secara terperinci kaitan dengan masalah pernikahan dini ini. Bahkan dirinya mendorong tokoh tokoh agama dan masyarakat untuk memberikan pandangan dan masukan, Baik dari segi aspek aturan maupun agama. “Dengan adanya masukan itu, pemerintah lebih mudah untuk menemukan solusi dalam menekan angka pernikahan dini saat ini,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia, Nurwahidah SH mengatakan, kegiatan seminar sehari bertujuan mengetahui pada usia berapa yang tepat untuk melakukan pernikahan dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan reproduksi. Sehingga akan tercipta kemandirian masyarakat dalam mengatasi kasus perkawinan dini serta dampak yang ditimbulkan. ”Ini pentingnya kita laksanakan seminar sehari ini agar bisa bisa mendapatkan pengetahuan dan memberikan masukan yang membangun dalam menekan angka pernikahan dini yang terjadi di Kota Bima,” imbuhnya.
Pantauan wartawan Stabilitas, dalam kegiatan tersebut turut hadir dalam Kabid Advokasi, Edukasi dan Evaluasi BP3AKB Propinsi NTB, Drs H Mugni, Kepala KUA Raba, Saukani S.Ag serta 50 peserta lain yang berasal dari masyarakat. (KS-17)
COMMENTS