Danrem 162/WB NTB, Kolonel Czi Lalu Rudi Ihram Srigde, ST M.Si berkomitmen memperkuat pertahanan pangan di wilayah NTB.
Kota Bima, KS.- Sesuai dengan nota kesepahaman (MoU) antara Panglima TNI dan Kementerian Pertanian RI beberapa waktu lalu di Jakarta terkait ketahanan pangan, Danrem 162/WB NTB, Kolonel Czi Lalu Rudi Ihram Srigde, ST M.Si berkomitmen memperkuat pertahanan pangan di wilayah NTB. Sehingga, masyarakat NTB tidak lagi mengandalkan hasil eksploitasi petani dari luar. Untuk mencapai target tersebut, seluruh Babinsa di wilayah NTB akan menjadi garda terdepan.
Danrem 162/WB NTB, Kolonel Czi Lalu Rudi Ihram Srigde, ST M.Si
Danrem mengaku, akan mendampingi para petani secara langsung saat menanam padi, jagung dan kedelai. Sehingga, nantinya para petani dalam bercocok tanam bisa mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan bibit yang ditebarkan. Di NTB, kebanyakan masih mengandalkan ekploitasi hasil tani yang ada diluar Daerah. Mestinya, masyarakay petani harus merubah pola pandang sehingga tidak lagi membeli bibit unggulan dari luar.
"Oleh karena itu, saya bertekat untuk membuat program baru dengan mengandalkan Babinsa disetiap Desa. Mereka akan memberikan pendidikan cara bertani yang baik dan benar kepada masyarakat," ungkapnya Selasa (9/6) saat bertandang ke Museum Samparaja Kota Bima.
Selain mendampingi masyarakat secara langsung untuk bertani lanjutnya, pihaknya akan terus memperjuangkan setiap kebutuhan petani. Misalnya, masalah kelangkaan pupuk yang sering terjadi di tiap daerah apalagi di pedesaan. "Kelangkaan pupuk akan terus kita benahi. Selama ini pupuk bermasalah pada saat pendistribusian,’’ ujarnya.
Lebih kurang tiga bulan bertugas di NTB ini katanya, ia beserta anggotanya di lapangan telah berhasil mengungkap sekitar 20 kasus pupuk yang kebanyakan kasus tersebut terjadi di Lombok Timur. "Kebutuhan petani akan kita utamakan. Karena petani, sumber kehidupan kita semua,’’ tegasnya. (KS-05)
Danrem 162/WB NTB, Kolonel Czi Lalu Rudi Ihram Srigde, ST M.Si
Danrem mengaku, akan mendampingi para petani secara langsung saat menanam padi, jagung dan kedelai. Sehingga, nantinya para petani dalam bercocok tanam bisa mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan bibit yang ditebarkan. Di NTB, kebanyakan masih mengandalkan ekploitasi hasil tani yang ada diluar Daerah. Mestinya, masyarakay petani harus merubah pola pandang sehingga tidak lagi membeli bibit unggulan dari luar.
"Oleh karena itu, saya bertekat untuk membuat program baru dengan mengandalkan Babinsa disetiap Desa. Mereka akan memberikan pendidikan cara bertani yang baik dan benar kepada masyarakat," ungkapnya Selasa (9/6) saat bertandang ke Museum Samparaja Kota Bima.
Selain mendampingi masyarakat secara langsung untuk bertani lanjutnya, pihaknya akan terus memperjuangkan setiap kebutuhan petani. Misalnya, masalah kelangkaan pupuk yang sering terjadi di tiap daerah apalagi di pedesaan. "Kelangkaan pupuk akan terus kita benahi. Selama ini pupuk bermasalah pada saat pendistribusian,’’ ujarnya.
Lebih kurang tiga bulan bertugas di NTB ini katanya, ia beserta anggotanya di lapangan telah berhasil mengungkap sekitar 20 kasus pupuk yang kebanyakan kasus tersebut terjadi di Lombok Timur. "Kebutuhan petani akan kita utamakan. Karena petani, sumber kehidupan kita semua,’’ tegasnya. (KS-05)
COMMENTS