Kerja Keras dan Ikhlas Selama Memimpin Oleh : Anhar Donggo
Kerja Keras dan Ikhlas Selama Memimpin
Oleh : Anhar Donggo
Kepergian mendiang almarhum Bupati Bima, H.Feri Zulkarnain, ST menghadap Allah SWT ditengah memimpin periode kedua menyisahkan luka mendalam bagi rakyat dana mbojo. Namun dibalik takdir yang tidak diketahui kapan datang dan untuk siapa adalah ujian bagi keluarga besar yang ditinggalkan. Pun ujian terbesar bagi Drs.H.Syafrudin, HM.Nur,M.Pd sebagai tongkat estafet untuk melanjutkan sisa kepemimpinan. Tentu dengan beban tugas dan tanggung jawab besar, melanjutkan sekaligus menuntaskan program pembangunan skala prioritas. Salah satu beban berat bagi H.Syafrudin yakni harus menjalankan tugas sebagai pimpinan daerah tanpa didampingi Wakil Bupati (Wabup).
Keputusan memimpin tanpa wakil merupakan langkah tepat dan bahkan dianggap sebagai keberanian. Mengingat, harus menjalankan dua tugas sekaligus (bupati dan wabup). Tapi dari segi ekonomi, beban APBD berkurang, dan pemanfaatan keuangan daerah untuk gaji dan tunjangan orang nomor dua bisa dialihkan untuk kebutuhan program kerja lain. Kendati demikian, tapi patut dan layak mendapat pujian terhadap kepemimpinan Calon Bupati (Cabup) Bima periode 2015-2020 itu. Karena meski 1 Tahun lebih memimpin tanpa wakil, visi misi pasangan Fersy guna kemajuan rakyat dan daerah mampu dituntaskan. Artinya, sejumlah Pekerjaan Rumah (PR) yang ditinggalkan almarhum baik dalam bentuk kontrak politik maupun tidak, secara bertahap dapat diselesaikan. Sehingga tak berlebihan, apabila pengabdian H.Syafrudin dalam memimpin daerah telah terbukti, sukses dan bekerja keras demi kepentingan rakyat.
Sejumlah asumsi atas pilihan memimpin tanpa wakil terus bermunculan, bahkan H.Syafru diprediksi tidak sanggup menjalankan tugas dan tanggungjawab pemerintah ketika memimpin tanpa wabup menjadi pilihan . Tetapi dengan penuh keyakinan, semangat, perjuangan, usaha dan do,a serta dengan niat ikhlas juga tulus, beban tugas seberat apapun selama menjalankan roda pemerintahan seolah tak berarti. Buktinya, sejumlah program guna menjawab sekaligus mengatasi masalah yang sudah dan sedang terjadi ditengah-tengah masyarakat sukses ditorehkan. Meski harus dihadapkan dengan beragam tantangan dan hambatan selama menjalankan tugas memimpin ratusan juta rakyat kabupaten tersebut.
Kepercayaan publik terhadap cabup yang sudah resmi diusung Partai Nasdem untuk memimpin sepertinya tidak disia-siakan. Ibarat filosofit, The Time Is Money, waktu adalah uang. Begitupun, dengan pola kepemimpinan politisi berlatar belakang guru tersebut. Waktu baginya digunakan sebaik-baiknya untuk bekerja, sehingga kepemimpinan H.Syafru lebih dikenal dengan slogan, Kerja,Kerja,Kerja dan Kerja. Hasilnya, dalam waktu singkat salah satu politisi putra terbaik bima itu berhasil mengukir sejumlah prestasi membanggakan. Seperti, pembangunan Kantor Bupati Bima dan sejumlah SKPD di Desa Godo Kecamatan Woha. Bukan janji tapi bukti, bukan sekedar pengakuan belaka. Tapi benar-benar dibuktikan lewat perbuatan nyata. Perlahan tapi pasti, sedikit bicara lebih banyak bekerja, istilah itu tidak berlebihan jika dialamatkan untuk kepemimpinan H.Syafrudin. Praktis, harapan rakyat agar pemkab segera memisahkan diri dari Kota Bima dan membangun kantor daerah sendiri dapat diwujudkan. Walau saat ini masih dalam tahap pekerjaan.
Bukti keseriusan untuk membangun daerah jaub sebelum dilantik sebagai bupati sudah terlihat, hal itu kemudian benar-benar dibuktikan usai prosesi pelantikan. Berbekal kemampuan, pengalaman dan Sumber Daya Manusia (SDM), ditambah komitmen disertai jiwa membangun dirinya bersama rombongan Gubernur NTB, TGB melakukan peletakan batu pertama pembangunan kantor Bupati. Kini, pekerjaan beberapa SKPD sudah diselesaikan. Sementara, kantor yang berdiri kokoh depan Jalan Negara itu tengah dikerjakan.
Pengabdian sebagai bukti persembahan terbaik politisi yang juga mengabdikan diri di dunia pendidikan sebagai dosen itu rupanya tidak berhenti disitu saja. Seolah tak puas atas pencapaian hasil dalam kurun waktu yang begitu singkat, figure itu berhasil menghadirkan puluhan miliar anggaran pusat untuk pembangunan Jembatan Lewi Mori, perluasan areal Bandar Udara M.Salahuddin Bima dan keberhasilan lain yang sudah dan sedang dinikmati rakyatnya saat ini. Menjelang akhir masa kepemimpinanya, H.Syafrudin seolah tidak berhenti memberikan yang terbaik untuk rakyatnya. Sejumlah kesuksesan yang kemudian dikemas dalam prestasi membanggakan itu terus diukir. Berkat pengabdian tanpa pamrih, dana pusat bernilai sangat fantastic terus digelontorkan untuk kabupaten. Hasil perjuangan untuk mendatangkan anggaran oleh politisi yang dikenal sederhana itu dapat memenuhi sekaligus mengatasi masalah rakyat disegala sektor. Seperti, sektor pendidikan, pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah, perbaikan dan pembangunan jembatan, hotmix jalan, dan kebutuhan lain yang tersebar diseluruh titik se kabupaten. Lebih-lebih, perjuangan untuk rakyat tani tanpa terkecuali. Sehingga, status ekonomi petani mengalami perubahan dan lebih baik lagi dari sebelumnya. Sejatinya, pola dan metode kepemimpinan yang diterapkan H.Syafru selama satu Tahun lebih itu bertujuan meningkatkan kesejateraan petani, lubang masalah yg dikhawatirkan dapat merugikan petani secepat mungkin dicarikan jalan keluar. Meski, harus dihadapkan dengan tantangan berat.
Salah satu perjuangan yang berpihak pada nasib petani di tahun ini, Pemerintah RI melalui Menteri Pertanian(Mentan) memberikan perhatian khusus terhadap daerah yang tengah dipimpin Dewan Penasehat Nasdem Kabupaten itu. Tak tanggung-tanggung, mentan beserta rombongan didamping bupati melakukan kegiatan panen raya bawang merah di Sape. Momen yang mendapat sambutan meriah ribuan petani kecamatan setempat dimanfaatkan untuk mendengar secara langsung keluhan petani bawang. Praktis,setelah dibantu Rp. 60 miliar lebih, pusat kembali memberikan bantuan seribu hektar lahan gratis tanam bawang dan seratus hektar bibit gratis. Seolah hanya ingin menunjukan pengabdian terbaik untuk Negerinya, Alumni SDN 29 Kota Bima itu tengah berusaha keras untuk pembangunan jalur dua arah. Saat ini, rakyat dapat melihat sendiri program kerja bupati demi perubahan daerah agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
Sadar atau tidak, hasil kerja keras sebagai bukti pengabdian terhadap rakyat dan daerah merupakan tolak ukur kemampuan politisi yang pernah dua periode menjabat wakil ketua dewan itu. Akankah hasil yang diperbuat selama memimpin kembali dinikmati dan berkantor di gedung megah hasil kerja kerasnya tersebut. Ataukah, jasa dan pengabdian itu hanya untuk dikenang sepanjang masa. Semua itu kembali pada pilihan, dukungan dan kepercayaan rakyat. Karena, untuk mendapat kepercayaan dan dukungan rakyat demi meraih kemenangan pada pemilukada 9 Desember 2015 mendatang sangat bergantung atas apa yang telah diperbuat selama memimpin. Sejatinya, pemimpin yang cerdas, sukses akan menciptakan rakyat yang cerdas dan sukses pula. Begitupun sebaliknya, tapi pilihan ada pada rakyat masing-masing, ingin sukses atau semakin mundur kebelakang. Prinsipnya, tak ada yang jatuh cuma-cuma dari langit, dalam hidup tidak ada yang didapat secara cuma-cuma,dibutuhkan perjuangan, usaha dan do,a. Begitupun dalam memimpin, segala bentuk usaha dan perjuangan sebagai wujud pengabdian terhadap rakyat juga daerah pasti berbuah manis. Jasa baik akan mendapat hasil yang baik pula ibarat petuah tanam benih kebaikan akan tumbuh dan berbuah kebaikan. Begitupun sebaliknya, terlepas dari positif negatif yang dilakukan selama memimpin. Tapi, semua itu biarkan rakyat yang menilainya. (***)
COMMENTS