Dirinyapun kaget dengan dana hanya Rp.20 juta untuk penanggulangan HIV-AIDS, harusnya lebih besar.
Bima, KS.- Minimnya dana penanggulangan HIV-AIDS selama ini mendapat tanggapan serius dari lembaga DPRD Kabupaten Bima. Mereka berjanji akan memperjuangkan peningkatan anggaran melalui APBD tahun 2016 nanti, tetapi SKPD terkait harus dapat memberikan data jelas sebagai acuan.
Hal itu dikatakan Duta Gerindra, Yasin SPdI pada Wartawan di kantor DPRD Kabuaten Bima, Rabu (19/9) kemarin. Anggota Komisi IV yang membidangi kesehatan ini juga mengaku, selama ini memang ada pesoalan ditingkat TAPD pada setiap pembahasan kebutuhan kongkrit anggaran.
Dirinyapun kaget dengan dana hanya Rp.20 juta untuk penanggulangan HIV-AIDS, harusnya lebih besar. Sebagai anggota Badan Anggran (Banggar) DPRD belum melihat dengan pasti berapa pengajuan TAPD terhadap pos anggaran dimaksud. "Persoalan didewan pengakuan teman-teman tehnis, kita tidak benar tahu berapa anggaran diajukan karena dari SKPD diserahkan ke TAPD pembahasannya," kata Yasin.
Setelah mengetahui informasi ini dirinyapun sanggup bersama teman-teman dewan memperjuangkannya nanti. Tentunya harus jelas juga seperti apa indkatornya sampai penanggulangan HIV-AIDS ini membutuhkan dana besar, apakah ada peningkatan kasus atau seperti apa ditengah masyarakat. “Prinsipnya kita melayani masyarakat karena mereka juga masyarkat kita,” terangnya.
Untuk itu pula dewan perlu mendengar dengan jelas seperti apa memang status kasus ini di Kabupaten Bima, SKPD terkait akan diundang untuk diidengarkan keterangannya. Ini nantinya akan menjadi acuan dewan dalam pembahasan anggaran dalam setiap tingkatan didewan.
Data yang diperoleh, di Kabupaten Bima Jumlah kasus HIV-AIDS sejak tahun 2010 hingga Juli 2015 tercatat sebanyak 42 kasus. Khusus periode januari sampai dengan Juli 2015 sebanyak lima kasus yang sudah melalui VCT di RSUD Bima. Diantaranya dua orang berasal dari Wilayah Puskesmas Ambalawi yaitu Ibu dengan Anak. Kasus meninggal hanya 1 satu yaitu anak yang berasal dari Ambalawi.
Total laporan dari 42 kasus yang ada diantaranya berjumlah 9 orang atau 14,29 berasal dari Wilayah Puskesmas Ambalawi dan terdapat 8 orang yang meninggal, selebihnya satu orang sekarang masih hidup. Data di RSUD Bima pun sama, namun klarifikasi yang kami sampaikan ke Kepala Puskesmas Ambalawi berjumlah 11 orang, bukan 15 orang. (KS-09)
Hal itu dikatakan Duta Gerindra, Yasin SPdI pada Wartawan di kantor DPRD Kabuaten Bima, Rabu (19/9) kemarin. Anggota Komisi IV yang membidangi kesehatan ini juga mengaku, selama ini memang ada pesoalan ditingkat TAPD pada setiap pembahasan kebutuhan kongkrit anggaran.
Dirinyapun kaget dengan dana hanya Rp.20 juta untuk penanggulangan HIV-AIDS, harusnya lebih besar. Sebagai anggota Badan Anggran (Banggar) DPRD belum melihat dengan pasti berapa pengajuan TAPD terhadap pos anggaran dimaksud. "Persoalan didewan pengakuan teman-teman tehnis, kita tidak benar tahu berapa anggaran diajukan karena dari SKPD diserahkan ke TAPD pembahasannya," kata Yasin.
Setelah mengetahui informasi ini dirinyapun sanggup bersama teman-teman dewan memperjuangkannya nanti. Tentunya harus jelas juga seperti apa indkatornya sampai penanggulangan HIV-AIDS ini membutuhkan dana besar, apakah ada peningkatan kasus atau seperti apa ditengah masyarakat. “Prinsipnya kita melayani masyarakat karena mereka juga masyarkat kita,” terangnya.
Untuk itu pula dewan perlu mendengar dengan jelas seperti apa memang status kasus ini di Kabupaten Bima, SKPD terkait akan diundang untuk diidengarkan keterangannya. Ini nantinya akan menjadi acuan dewan dalam pembahasan anggaran dalam setiap tingkatan didewan.
Data yang diperoleh, di Kabupaten Bima Jumlah kasus HIV-AIDS sejak tahun 2010 hingga Juli 2015 tercatat sebanyak 42 kasus. Khusus periode januari sampai dengan Juli 2015 sebanyak lima kasus yang sudah melalui VCT di RSUD Bima. Diantaranya dua orang berasal dari Wilayah Puskesmas Ambalawi yaitu Ibu dengan Anak. Kasus meninggal hanya 1 satu yaitu anak yang berasal dari Ambalawi.
Total laporan dari 42 kasus yang ada diantaranya berjumlah 9 orang atau 14,29 berasal dari Wilayah Puskesmas Ambalawi dan terdapat 8 orang yang meninggal, selebihnya satu orang sekarang masih hidup. Data di RSUD Bima pun sama, namun klarifikasi yang kami sampaikan ke Kepala Puskesmas Ambalawi berjumlah 11 orang, bukan 15 orang. (KS-09)
COMMENTS