Sebab kini, dugaan praktek penipuan berkedok Travel Umrah dan Haji bodong terungkap di Kota Bima.
Kota Bima, KS.- Masyarakat Kota dan Kabupaten Bima kini patut waspada dan ekstra hati-hati bila ingin menggunakan jasa Travel Umrah dan Haji. Ada baiknya lebih teliti dan menelusuri rekam jejaknya sebelum menyetorkan uang. Sebab kini, dugaan praktek penipuan berkedok Travel Umrah dan Haji bodong terungkap di Kota Bima.
Ilustrasi
Salah satu korbannya, Perempuan berinisial ST (37) Warga Tolotando Kelurahan Jatiwangi. Ia Menjadi Korban penipuan pemilik Travel Haji dan Umroh PT. Jabarrahman Cabang Bima yang beralamat di Kelurahan Penaraga. Modusnya, Korban diiming-iming diberangkatkan Umroh pada tahun 2014 silam, namun hingga hari ini, ia dan kedua orang tuanya belum juga diberangkatkan.
Atas kejadian itu, ia melaporkan H. Syafrudin sebagai pengurus travel Haji dan Umroh ke Reskrim Polres Bima Kota, beberapa waktu lalu. Sesaat memberikan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) ke Penyidik, korban langsung memberikan keterangan Pers kepada sejumlah awak media di Bima.
Ia menceritakan, pada tahun 2014 silam ia menyetorkan uang tunai sebanyak Rp.78 Juta kepada H. syafrudin. Uang itu merupakan ongkos umrah dirinya bersama kedua orang tuanya. Setelah uangnya disetor lunas ke H. Syafrudin, ia diinformasikan diberangkatkan pada awal bulan puasa Tahun 2014. Setelah lama menunggu dan tiba saatnya pada awal bulan puasa 2014 lalu, ia dan kedua orang tuanya tidak diberangkatkan.
Padahal saat itu ia dan kedua orang tuangnya sudah diberikan koper, baju seragam, pakaian Ihram dan perlengkapan umroh lainnya. Setelah batal pada awal Bulan Ramadhan 2014, ia dijanjikan untuk diberangkatkan lagi untuk beberapa bulan kemudian, namun hanya janji belaka. Menyadari ia ditipu oleh pengurus haji dan umroh itu. Ia pun merencanakan untuk meminta kembali uangnya. Ia-pun diberi harapan jika dalam waktu dekat uang itu akan dikembalikan. Namun sampai dua kali puasa uang itu tidak dikembalikan. ”Karena itu, saya melaporkan oknum pengurus Haji dan Umroh ke Polisi guna mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegasnya.
Pihaknya sudah beberapa kali membicarakan secara kekeluargaan dengan pihak penguruh haji dan umroh tersebut tapi masih saja pelaku memberikan janji palsu kepada kami. Padahal kami benar-benar ingin menjalankan ibadah Umroh. ”Ini pertanda oknum pengurus itu tidak ingin bertanggungjawab, jadi saya biarkan dia berurusan dengan hukum, karena ini satu-satunya lembaga untuk saya mendapatkan keadilan,” pungkasnya.
Sementara itu, pengurus travel haji dan umroh H. Syafrudin dicari kantornya disekitar Lingkungan Penaraga, namun belum berhasil ditemui. Dihubungi lewat telephone, tidak diangkat. Dan beberara saat dihubungi lagi, nomornya tidak aktif.
Secara terpisah, Kasat Reskrim Polres Bima Kota melalui Kaur Bin Ops (KBO) IPDA Masdidin SH membenarkan ST melaporkan kasus dugaan penipuan bermoduskan Umroh. “Kami sudah menerima laporannya. Sekarang tengah dilidik,” Katanya singkat, Rabu (5/8).
Secara terpisah pada hari berikutnya, Upaya Pengurus Travel Haji dan Umroh, H. Syafrudin yang dikonfirmasi justru keberatan dimintai keterangan wartawan. Oknum bahkan mengeluarkan bahasan ancaman bila wartawan menulis berita dugaan penipuan travel yang dilakukan olehnya. Ancaman itu dilontarkan saat oknum dikonfirmasi Jum’at (7/8) lalu melalui telepon seluler. “Jangan salahkan saya jika kalian menulis berita itu, masalah ini kewenangan pusat bukan masalah saya,” ancamnya dan langsung mematikan handphone.
Karena masih belum mendapatkan jawaban yang jelas dari H. syafrudin, wartawan mencoba menghubungi kembali, namun handponenya sudah tidak aktif lagi. (KS-17)
Ilustrasi
Salah satu korbannya, Perempuan berinisial ST (37) Warga Tolotando Kelurahan Jatiwangi. Ia Menjadi Korban penipuan pemilik Travel Haji dan Umroh PT. Jabarrahman Cabang Bima yang beralamat di Kelurahan Penaraga. Modusnya, Korban diiming-iming diberangkatkan Umroh pada tahun 2014 silam, namun hingga hari ini, ia dan kedua orang tuanya belum juga diberangkatkan.
Atas kejadian itu, ia melaporkan H. Syafrudin sebagai pengurus travel Haji dan Umroh ke Reskrim Polres Bima Kota, beberapa waktu lalu. Sesaat memberikan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) ke Penyidik, korban langsung memberikan keterangan Pers kepada sejumlah awak media di Bima.
Ia menceritakan, pada tahun 2014 silam ia menyetorkan uang tunai sebanyak Rp.78 Juta kepada H. syafrudin. Uang itu merupakan ongkos umrah dirinya bersama kedua orang tuanya. Setelah uangnya disetor lunas ke H. Syafrudin, ia diinformasikan diberangkatkan pada awal bulan puasa Tahun 2014. Setelah lama menunggu dan tiba saatnya pada awal bulan puasa 2014 lalu, ia dan kedua orang tuanya tidak diberangkatkan.
Padahal saat itu ia dan kedua orang tuangnya sudah diberikan koper, baju seragam, pakaian Ihram dan perlengkapan umroh lainnya. Setelah batal pada awal Bulan Ramadhan 2014, ia dijanjikan untuk diberangkatkan lagi untuk beberapa bulan kemudian, namun hanya janji belaka. Menyadari ia ditipu oleh pengurus haji dan umroh itu. Ia pun merencanakan untuk meminta kembali uangnya. Ia-pun diberi harapan jika dalam waktu dekat uang itu akan dikembalikan. Namun sampai dua kali puasa uang itu tidak dikembalikan. ”Karena itu, saya melaporkan oknum pengurus Haji dan Umroh ke Polisi guna mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegasnya.
Pihaknya sudah beberapa kali membicarakan secara kekeluargaan dengan pihak penguruh haji dan umroh tersebut tapi masih saja pelaku memberikan janji palsu kepada kami. Padahal kami benar-benar ingin menjalankan ibadah Umroh. ”Ini pertanda oknum pengurus itu tidak ingin bertanggungjawab, jadi saya biarkan dia berurusan dengan hukum, karena ini satu-satunya lembaga untuk saya mendapatkan keadilan,” pungkasnya.
Sementara itu, pengurus travel haji dan umroh H. Syafrudin dicari kantornya disekitar Lingkungan Penaraga, namun belum berhasil ditemui. Dihubungi lewat telephone, tidak diangkat. Dan beberara saat dihubungi lagi, nomornya tidak aktif.
Secara terpisah, Kasat Reskrim Polres Bima Kota melalui Kaur Bin Ops (KBO) IPDA Masdidin SH membenarkan ST melaporkan kasus dugaan penipuan bermoduskan Umroh. “Kami sudah menerima laporannya. Sekarang tengah dilidik,” Katanya singkat, Rabu (5/8).
Secara terpisah pada hari berikutnya, Upaya Pengurus Travel Haji dan Umroh, H. Syafrudin yang dikonfirmasi justru keberatan dimintai keterangan wartawan. Oknum bahkan mengeluarkan bahasan ancaman bila wartawan menulis berita dugaan penipuan travel yang dilakukan olehnya. Ancaman itu dilontarkan saat oknum dikonfirmasi Jum’at (7/8) lalu melalui telepon seluler. “Jangan salahkan saya jika kalian menulis berita itu, masalah ini kewenangan pusat bukan masalah saya,” ancamnya dan langsung mematikan handphone.
Karena masih belum mendapatkan jawaban yang jelas dari H. syafrudin, wartawan mencoba menghubungi kembali, namun handponenya sudah tidak aktif lagi. (KS-17)
COMMENTS