Salah satu SDN dengan sejumlah prestasi itu mengajarkan siswa siswi didiknya untuk membiasakan diri berinfaq.
Kota Bima, KS.- Mengajarkan anak untuk berbuat baik, menjadi tahu dari tidak tahu, membedakan mana kebaikan dan keburukan, termasuk beribadah mesti dididik sejak usia dini. Demikian halnya, pendidikan yang diterapkan SDN 11 Kota Bima terhadap anak didiknya. Salah satu SDN dengan sejumlah prestasi itu mengajarkan siswa siswi didiknya untuk membiasakan diri berinfaq.
Ajaran berbagi sebagian dari penghasilan untuk membantu sesama manusia yang tergolong tidak mampu itu dilakukan mulai dari Kelas I. Setiap hari seluruh pelajar SDN dimaksud harus menyisihkan Seribu Rupiah uang jajan untuk Infaq."Siswa mulai dari kelas I hingga kelas VI diperkenakan berinfaq seribu rupiah per hari. Didikan ini semata-mata melatih siswa betapa pentingnya berbagi terhadap sesama," ujar Kepala Sekolah (Kepsek), Hj. Maryamah, SPd kemarin.
Menurutnya, didikan semacam ini sangatlah penting diterapkan terhadap generasi bangsa. Sebab disamping mengajarkan anak-anak berprilaku baik, memaknai pentingnya berbagi, tapi juga membentuk karakter anak didik. Sehingga, tertanam jiwa saling membantu dengan keikhlasan dan ketulusan hati. Apalagi saat ini, membagikan sebagian rezki (penghasilan) perlahan-lahan mulai terkikis seiring berkembangnya zaman. Padahal, infaq merupakan salah satu amalan dunia akhirat. Maksudnya, perbuatan baik (amalan) di dunia untuk bekal di akhirat."Saya khawatir infaq lama kelamaan akan hilangm Untuk itu, kami mendidik anak-anak dari sejak dini untuk membiasakan diri ber infaq. Pendidikan semacam ini teramat penting guna mengantisipasi hilangnya prilaku demikian. Tapi mudah-mudahan ketakutan itu tidak sampai terjadi," pintanya.
Namun untuk mengajarkan amalan bagi anak bangsa bukan hanya tanggungjawab pihak sekolah. Melainkan, semua pihak lebih-lebih orangtua siswa. Sehingga sebutnya, pendidikan seperti itu bukan hanya didapat dari sekolah. Tapi juga di luar sekolah (rumah dan lingkungan). "Mendidik mereka (pelajar) berinfaq adalah tanggungjawab kita semua, jangan sampai mereka terpengaruh dengan lingkungan dan perkembangan zaman. Intinya, pern aktif orang tua sangat dibutuhkan guna menjaga agar anak-anak tetap terbiasa berprilaku baik," pungkasnya.
Selain Infaq, salah satu SD favorit di Kota dimaksud juga membatasi uang saku siswa. Tujuanya, mendidik siswa agar irit berbelanja dan mengurangi sampah sekolah. Hal itu sudah disampaikan pada para orang tua siswa saat memulai Tahun Ajaran baru. "Alhamdulillah direspon baik, sehingga siswa hanya diperbolehkan membawa uang saku maksimal Rp.5 ribu, gak boleh lebih. Intinya, program yang kami terapkan sangat bermanfaat bagi siswa," pungkasnya. (KS-09)
Ajaran berbagi sebagian dari penghasilan untuk membantu sesama manusia yang tergolong tidak mampu itu dilakukan mulai dari Kelas I. Setiap hari seluruh pelajar SDN dimaksud harus menyisihkan Seribu Rupiah uang jajan untuk Infaq."Siswa mulai dari kelas I hingga kelas VI diperkenakan berinfaq seribu rupiah per hari. Didikan ini semata-mata melatih siswa betapa pentingnya berbagi terhadap sesama," ujar Kepala Sekolah (Kepsek), Hj. Maryamah, SPd kemarin.
Menurutnya, didikan semacam ini sangatlah penting diterapkan terhadap generasi bangsa. Sebab disamping mengajarkan anak-anak berprilaku baik, memaknai pentingnya berbagi, tapi juga membentuk karakter anak didik. Sehingga, tertanam jiwa saling membantu dengan keikhlasan dan ketulusan hati. Apalagi saat ini, membagikan sebagian rezki (penghasilan) perlahan-lahan mulai terkikis seiring berkembangnya zaman. Padahal, infaq merupakan salah satu amalan dunia akhirat. Maksudnya, perbuatan baik (amalan) di dunia untuk bekal di akhirat."Saya khawatir infaq lama kelamaan akan hilangm Untuk itu, kami mendidik anak-anak dari sejak dini untuk membiasakan diri ber infaq. Pendidikan semacam ini teramat penting guna mengantisipasi hilangnya prilaku demikian. Tapi mudah-mudahan ketakutan itu tidak sampai terjadi," pintanya.
Namun untuk mengajarkan amalan bagi anak bangsa bukan hanya tanggungjawab pihak sekolah. Melainkan, semua pihak lebih-lebih orangtua siswa. Sehingga sebutnya, pendidikan seperti itu bukan hanya didapat dari sekolah. Tapi juga di luar sekolah (rumah dan lingkungan). "Mendidik mereka (pelajar) berinfaq adalah tanggungjawab kita semua, jangan sampai mereka terpengaruh dengan lingkungan dan perkembangan zaman. Intinya, pern aktif orang tua sangat dibutuhkan guna menjaga agar anak-anak tetap terbiasa berprilaku baik," pungkasnya.
Selain Infaq, salah satu SD favorit di Kota dimaksud juga membatasi uang saku siswa. Tujuanya, mendidik siswa agar irit berbelanja dan mengurangi sampah sekolah. Hal itu sudah disampaikan pada para orang tua siswa saat memulai Tahun Ajaran baru. "Alhamdulillah direspon baik, sehingga siswa hanya diperbolehkan membawa uang saku maksimal Rp.5 ribu, gak boleh lebih. Intinya, program yang kami terapkan sangat bermanfaat bagi siswa," pungkasnya. (KS-09)
COMMENTS