Menurut sejumlah kasek dan guru, besarnya sumbangan yang dibebankan kepada mereka tersebut disinyalir mencapai sebanyak, Rp. 40 hingga 140 ribu per orang sesuai golongan masing-masing.
Bima, KS.- Dalam waktu dekat pemerintah dan seluruh masyarakat Wawo, berencana akan menggelar Musabaqah Tilawatil Qur,an (MTQ) tingkat Kecamatan Wawo tahun 2015. Namun sayangnya, rencana kegiatan dibidang keagamaan tersebut tidak sepenuhnya berjalan mulus, menyusul adanya penolakan sekaligus protes keras dari para kepala sekolah dan guru-guru yang tersebar diseluruh wilayah Kecamatan Wawo, terutama dari segi pendanaannya (Anggaran) untuk MTQ dimaksud.
Ilustrasi
Sejumlah kepala sekolah dan guru di Kecamatan Wawo kepada koran ini, Sabtu kemarin (24/10) mengungkapkan, beberapa hari lalu mereka mengikuti rapat persiapan MTQ tingkat kecamatan di Aula kantor camat Wawo. Namun hasil keputusan rapat tersebut tidak diterima dengan sepenuh hati oleh mereka. Karena pemerintah kecamatan mematok sumbangan yang dianggap terlalu tinggi bagi mereka, meskipun uang sumbangan untuk MTQ tersebut baru akan diberikan pada bulan Nopember mendatang melalui bendahara gaji pada Kantor UPT Dinas Dikpora Kecamatan Wawo. “Memang uang untuk sumbangan MTQ itu belum diserahkan sekarang, karena akan dipotong langsung melalui gaji kami pada bulan Nopember nanti, melalui bendahara kantor UPT Dikpora Wawo,” kata mereka.
Menurut sejumlah kasek dan guru, besarnya sumbangan yang dibebankan kepada mereka tersebut disinyalir mencapai sebanyak, Rp. 40 hingga 140 ribu per orang sesuai golongan masing-masing. Seperti guru yang golongan II sebesar, Rp. 40 ribu, golongan III Rp. 70 ribu dan golongan IV nilanya cukup fantastis yakni sebesar, Rp.140 ribu per orang. Tidak hanya itu, yang lebih parahnya lagi, setiap sekolah terutama SD akan ditarik sumbangan sebesar, Rp. 400 ribu per sekolah. “Makanya, kami sangat keberatan dengan besarnya jumlah penarikan sumbangan untuk MTQ Wawo ini, karena nilainya terlalu memberatkan kami sebagai kepala sekolah dan guru-guru,” ujar mereka.
Para Kasek dan guru tersebut sebenarnya sangat mendukung dan menyambut positif kegiatan keagamaan seperti MTQ.Akan tetapi segala biaya untuk kelancaran dan kesuksesan perhelatan MTQ tersebut, janganlah terlalu banyak dibebankan kepada mereka.Lagipula biaya untuk MTQ kecamatan seperti itu sebagian besarnya sudah dianggarkan dalam APBD Kabupaten Bima setiap tahunnya, termasuk untuk tahun 2015 ini. “Sepengetahuan kami, dana untuk MTQ itukan sudah tersedia di APBD, kenapa mesti dipungut banyak-banyak lagi sumbangan dari kita, kalau ditarik sedikit tidak masalah, itu hal yang wajar,” cetus mereka.
Pada intinya, sejumlah kasek dan guru ini mengaku sangat tidak setuju dengan besarnya jumlah penarikan sumbangan untuk MTQ Wawo tersebut. Kalau besarnya seperti tahun 2014 lalu yang hanya berkisar mulai dari Rp. 10 hingga Rp. 40 ribu per guru golongan satu sampai empat, mereka sangat setuju dan dianggap sudah memenuhi rasa keadilan. Akan tetapi kalau minta sumbangan mulai dari Rp. 40 sampai 400 ribu dari para kasek dan guru seperti yang terjadi sekarang, itu dianggap sangatlah berlebihan dan tidak masuk akal. “Jika pemerintah kecamatan tetap ngotot meminta sumbangan sebesar, Rp. 40 sampai 400 ribu, kami anggap ini bukan lagi kegiatan MTQ untuk seluruh masyarakat Wawo. Tapi lebih tepatnya bernama MTQ khusus untuk para kepala sekolah, guru dan pegawai di Kecamatan Wawo,” tandas sejumlah kasek dan guru dimaksud. (KS-Yar)
Ilustrasi
Sejumlah kepala sekolah dan guru di Kecamatan Wawo kepada koran ini, Sabtu kemarin (24/10) mengungkapkan, beberapa hari lalu mereka mengikuti rapat persiapan MTQ tingkat kecamatan di Aula kantor camat Wawo. Namun hasil keputusan rapat tersebut tidak diterima dengan sepenuh hati oleh mereka. Karena pemerintah kecamatan mematok sumbangan yang dianggap terlalu tinggi bagi mereka, meskipun uang sumbangan untuk MTQ tersebut baru akan diberikan pada bulan Nopember mendatang melalui bendahara gaji pada Kantor UPT Dinas Dikpora Kecamatan Wawo. “Memang uang untuk sumbangan MTQ itu belum diserahkan sekarang, karena akan dipotong langsung melalui gaji kami pada bulan Nopember nanti, melalui bendahara kantor UPT Dikpora Wawo,” kata mereka.
Menurut sejumlah kasek dan guru, besarnya sumbangan yang dibebankan kepada mereka tersebut disinyalir mencapai sebanyak, Rp. 40 hingga 140 ribu per orang sesuai golongan masing-masing. Seperti guru yang golongan II sebesar, Rp. 40 ribu, golongan III Rp. 70 ribu dan golongan IV nilanya cukup fantastis yakni sebesar, Rp.140 ribu per orang. Tidak hanya itu, yang lebih parahnya lagi, setiap sekolah terutama SD akan ditarik sumbangan sebesar, Rp. 400 ribu per sekolah. “Makanya, kami sangat keberatan dengan besarnya jumlah penarikan sumbangan untuk MTQ Wawo ini, karena nilainya terlalu memberatkan kami sebagai kepala sekolah dan guru-guru,” ujar mereka.
Para Kasek dan guru tersebut sebenarnya sangat mendukung dan menyambut positif kegiatan keagamaan seperti MTQ.Akan tetapi segala biaya untuk kelancaran dan kesuksesan perhelatan MTQ tersebut, janganlah terlalu banyak dibebankan kepada mereka.Lagipula biaya untuk MTQ kecamatan seperti itu sebagian besarnya sudah dianggarkan dalam APBD Kabupaten Bima setiap tahunnya, termasuk untuk tahun 2015 ini. “Sepengetahuan kami, dana untuk MTQ itukan sudah tersedia di APBD, kenapa mesti dipungut banyak-banyak lagi sumbangan dari kita, kalau ditarik sedikit tidak masalah, itu hal yang wajar,” cetus mereka.
Pada intinya, sejumlah kasek dan guru ini mengaku sangat tidak setuju dengan besarnya jumlah penarikan sumbangan untuk MTQ Wawo tersebut. Kalau besarnya seperti tahun 2014 lalu yang hanya berkisar mulai dari Rp. 10 hingga Rp. 40 ribu per guru golongan satu sampai empat, mereka sangat setuju dan dianggap sudah memenuhi rasa keadilan. Akan tetapi kalau minta sumbangan mulai dari Rp. 40 sampai 400 ribu dari para kasek dan guru seperti yang terjadi sekarang, itu dianggap sangatlah berlebihan dan tidak masuk akal. “Jika pemerintah kecamatan tetap ngotot meminta sumbangan sebesar, Rp. 40 sampai 400 ribu, kami anggap ini bukan lagi kegiatan MTQ untuk seluruh masyarakat Wawo. Tapi lebih tepatnya bernama MTQ khusus untuk para kepala sekolah, guru dan pegawai di Kecamatan Wawo,” tandas sejumlah kasek dan guru dimaksud. (KS-Yar)
COMMENTS