Pada Oktober 2015, Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-Moon mengaku akan menggencarkan perjuangan persamaan hak-hak LGBT.
Oleh: Ainun
LGBT, kini perbuatan terlaknat ini semakin banyak menyerang negeri ini. Disadari atau tidak, [bahkan kita harus menyadari bahwa propaganda dan penyebaran LGBT telah menjadi gerakan yang melibatkan berbagai kelompok, organisasi lokal dan internasional. Langkah-langkah, aktivitas, aksi dan gerakan mereka dilakukan secara terkoordinasi berdasarkan strategi yang sudah mereka susun dan sepakati.

Ilustrasi
Pada Oktober 2015, Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-Moon mengaku akan menggencarkan perjuangan persamaan hak-hak LGBT. LGBT juga menjadi salah satu agenda penting Amerika Serikat (Lihat: Dokumen USAID: ‘Being LBGT in Asia’ Report Build Understanding).
Lihat saja, seperti dilasir dalam REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan PBB United Nations Development Programme (UNDP) menganggarkan 8 juta dolar AS (sekitar Rp 108 miliar) untuk mendukung komunitas lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT) di Indonesia. (Sumber)
"Inisiatif ini dimaksudkan untuk memajukan kesejahteraan komunitas lesbian, gay, biseksual, transgender dan interseks (LGBTI), dan mengurangi ketimpangan dan marginalisasi atas dasar orientasi seksual dan identitas gender (SOGI)," demikian disampaikan UNDP di situs resminya, Jumat (12/2/2016).(Sumber)
Sudahlah didukung PBB, semakin didukung lagi dengan adanya beberapa negara barat yang telah melegalkan nikah sesama jenis termasuk Amerika Serikat. Selain itu ada perusahaan-perusahaan multinasional yang ikut mempromosikan LGBT. Serial-serial tv di negara barat pada umumnya dan Amerika Serikat pada khususnya sudah mulai memperkenalkan jenis hubungan percintaan sesama jenis sebagai suatu hal yang wajar. Tak kalah dengan media televisi, media cetak pun turut mempromosikan LGBT.
Yang tak kalah penting adalah gay juga merambah ke para pejabat negara di beberapa belahan dunia. Mulai dari menteri hingga perdana menteri di beberapa negara, sebagai contoh adalah pernikahan Perdana Menteri Luxemburg Xavier Bettel dan Gauthier Destenay pada Mei 2015 yang mendapatkan atensi yang luas baik dari negara-negara sahabat maupun dari media. Figur-figur kuat ini secara nyata membantu banyak masyarakat awam untuk bersikap terbuka.
Selain itu, adanya oknum pendeta yang menikahi pasangan homonya, serta icon media sosial massif memberikan dukungan. Kampanye viral melalui media sosial saat ini dimanfaatkan secara maksimal oleh pelaku dan pendukung LGBT untuk menyebarluaskan paham, menggalang dukungan dan juga menjaring pengikut baru. Sementara sampai saat ini tidak ada regulasi yang mampu secara efektif mengontrol kampanye viral melalui media sosial. Apalagi ada indikasi penyedia program media sosial yang umumnya dari luar negeri juga sepertinya permisif terhadap LGBT.
Ini adalah dampak dari sistem kapitalis liberal yang dianut oleh mereka. Kampanye LGBT yang sedang berlangsung di Indonesia mengacu kepada kesuksesan kaum LGBT di beberapa negara eropa yang mendapatkan hak pengakuan hukum. Inilah yang menjadi agenda perjuangan sistemik kaum LGBT di Indonesia untuk mendapatkan hak serupa.
Bagaimana jika dalam beberapa waktu tanpa disadari di Indonesiapun akan dilegalkan UU LGBT ini? Sementara sampai hari ini belum ada kebijakan dan sikap yang jelas dan tegas dari pemerintah tentang LGBT dalam konteks bahaya dan ancaman terhadap masa depan bangsa. Meskipun komnas HAM, Komnas Perempuan, Komnas Perlindungan Anak telah meminta kepada pemerintah untuk melindungi masyarakat dari pengaruh LGBT.
Jika pemerintah tidak mengambil sikap tegas terhadap isu LGBT ini, bukan tidak mungkin generasi akan hancur, karena sejatinya pernikahan sesama jenis ini tidak akan mampu mencetak generasi.
Untuk itu, menjadi tanggungjawab ulama, ormas islam, lembaga pendidikan, guru, masyarakat dan keluarga untuk membentengi generasi dari pengaruh LGBT. Dan yang paling penting adalah bagaimana kita semua bisa mewujudkan penerapan syariah Islam secara total dan menyeluruh di bawah sistem Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah. Karena dengan Sisem Islamlah masalah LGBT akan benar-banar bisa diatasi secara tuntas. Sebab, perlawanan terhadap agenda LGBT itu tidak bisa total jika kita masih terus mempertahankan demokrasi, mengagungkan HAM ala Barat, paham kebebasan, ideologi kapitalisme dan sekulerisme. Pasalnya, semua itu adalah sebab mendasar berkembangnya LGBT. (KS-001)
COMMENTS