Suami tercinta Murni Suciyati, Ketua Dewan itu kembali terpental di momen pemilihan DPD II PAN periode selanjutnya.
Bima, KS.- Nasib baik seolah-olah tak berpihak pada Adi Mahyudin Politisi Partai Amanat Nasional (PAN). Masalahnya, kekalahan demi kekalahan dalam pertarungan politik secara beruntun dialami mantan Wakil ketua DPRD Kabupaten Bima tersebut.Faktanya, usai menderita kekalahan di Pesta Demokrasi guna memilih Bupati - Wakil Bupati (Wabup) Bima periode 2015 - 2020 mendatang. Suami tercinta Murni Suciyati, Ketua Dewan itu kembali terpental di momen pemilihan DPD II PAN periode selanjutnya.
Kekalahan dari rivalnya M.Aminullah anggota dewan dua periode, hingga harus melepas kursi ketua PAN seolah menjadi pengalaman pahit selama berkompetisi dalam pertarungan politik.Tapi, itu bagian dari resiko dalam setiap pertarungan, pilihanya hanya dua, menang atau terpental.Meski, hampir setiap petarung berambisi besar untuk menang.”Sesungguhnya dalam pertarungan bukan soal hasil yang didapat, menang atau kalah sudah menjadi resiko dalam setiap pertarungan.Menurut saya, apapun hasilnya mesti dihormati, jadikan itu pelajaran untuk mencapai yang lebih baik dimomen berikutnya,” ujar Akedemisi STISIP Bima, Arif Sukirman, S.Sos Kamis (21/04) kemarin.
Kejam dan sadis, tidak ada musuh yang abadi dan tidak ada kawan sejati.Lawan bisa jadi kawan, atau sebaliknya kawan bisa jadi lawan.Bahkan, dalam satu kubu partai pun bisa saling sikuk, atasan dengan bawahan bisa jadi rival.Sebab, tujuanya hanya satu yakni menang dalam perebutan kepentingan, tahta dan jabatan. Mungkin istilah demikian sangat tepat bila dialamatkan ke Adi dan Maman yang sudah bertarung dalam perebutan kursi DPD PAN periode berikutnya.
Menanggapi hal itu, Dae Moa (sapaan akrab) menyatakan, dalam dunia politik tidak ada istilah tidak mungkin, semuanya bisa saja terjadi tanpa mengenal status dan jabatan. Terbukti, Adi – Maman menjadi rival dalam kompetisi politik tersebut. Bagi poloitisi yang cerdas dan dewasa sebutnya, ambisi meraih kemenangan bukan satu-satunya tujuan dalam pertarungan politik.
”Bagi saya, menang bukan satu-satunya tujuan.Sejatinya, kekalahan Adi dan kemenangan Maman adalah keputusan tepat.Mungkin hasil itu, bagian dari pola atau metode penyegaran partai. Jadi, apapun hasilnya, menang atau kalah harus diterima dengan ikhlas,” pungkasnya.(KS-03)
Kekalahan dari rivalnya M.Aminullah anggota dewan dua periode, hingga harus melepas kursi ketua PAN seolah menjadi pengalaman pahit selama berkompetisi dalam pertarungan politik.Tapi, itu bagian dari resiko dalam setiap pertarungan, pilihanya hanya dua, menang atau terpental.Meski, hampir setiap petarung berambisi besar untuk menang.”Sesungguhnya dalam pertarungan bukan soal hasil yang didapat, menang atau kalah sudah menjadi resiko dalam setiap pertarungan.Menurut saya, apapun hasilnya mesti dihormati, jadikan itu pelajaran untuk mencapai yang lebih baik dimomen berikutnya,” ujar Akedemisi STISIP Bima, Arif Sukirman, S.Sos Kamis (21/04) kemarin.
Kejam dan sadis, tidak ada musuh yang abadi dan tidak ada kawan sejati.Lawan bisa jadi kawan, atau sebaliknya kawan bisa jadi lawan.Bahkan, dalam satu kubu partai pun bisa saling sikuk, atasan dengan bawahan bisa jadi rival.Sebab, tujuanya hanya satu yakni menang dalam perebutan kepentingan, tahta dan jabatan. Mungkin istilah demikian sangat tepat bila dialamatkan ke Adi dan Maman yang sudah bertarung dalam perebutan kursi DPD PAN periode berikutnya.
Menanggapi hal itu, Dae Moa (sapaan akrab) menyatakan, dalam dunia politik tidak ada istilah tidak mungkin, semuanya bisa saja terjadi tanpa mengenal status dan jabatan. Terbukti, Adi – Maman menjadi rival dalam kompetisi politik tersebut. Bagi poloitisi yang cerdas dan dewasa sebutnya, ambisi meraih kemenangan bukan satu-satunya tujuan dalam pertarungan politik.
”Bagi saya, menang bukan satu-satunya tujuan.Sejatinya, kekalahan Adi dan kemenangan Maman adalah keputusan tepat.Mungkin hasil itu, bagian dari pola atau metode penyegaran partai. Jadi, apapun hasilnya, menang atau kalah harus diterima dengan ikhlas,” pungkasnya.(KS-03)
COMMENTS