Menanam hanya selama tiga bulan lamanya, harga bawang merah per kilogramnya sekarang menembus harga Rp28.ooo hingga Rp29.000. Harga ini dinilai cukup fantastis. Dan tentu membuat para petani memperoleh rezeki yang berlimpah.
Bima, KS.- Dapat dipastikan, petani bawang merah di Bima sekarang tengah bergembira ria atas rezeki yang didapat dari hasil penjualan bawang. Menanam hanya selama tiga bulan lamanya, harga bawang merah per kilogramnya sekarang menembus harga Rp28.ooo hingga Rp29.000. Harga ini dinilai cukup fantastis. Dan tentu membuat para petani memperoleh rezeki yang berlimpah.
Jika sebelumnya petani hanya bisa mendapat untung Rp10-15 juta dengan modal Rp20-30 juta. Saat ini, petani yang modalnya hanya Rp30 juta bisa memperoleh laba Rp50 juta bahkan sampai Rp.100Juta.
Sejauh ini, harga bawang merah tidak pernah menembus harga sampai Rp28 ribu/Kg. Biasanya, pasca panen harga bawang hanya sekitar Rp12 ribu/Kg.
“Selama ini para petani bawang merah di Kabupaten Bima, tidak terlalu banyak mendapat untung saat penjualan hasil panennya. Namun, petani bawang di tahun 2016 ini seperti mendapat jackpot. Giliran pedagang (pengumpul), yang hanya mendapat keuntungan tak seberapa. Itupun jika tidak mengalami musibah saat menjual bawang merah ke daerah lain. Seperti tragedi tenggelamnya KLM Duta Mulya. Pedagang diperkirakan mengalami kerugian sekitar lebih dari Rp8 miliar,” kata salah seorang pengusaha pembeli bawang merah asal Desa Renda, Sarjan.
Mantan Anggota DPRD Kabupaten Bima ini mengaku merasa puas dengan tingginya harga bawang sekarang. Tentu, faktor ini berkat kepedulian Pemerintah Pusat yang dinahkodai oleh Bapak Joko Widodo. Kebijakan presiden yang menolak impor bawang, sungguh luar biasa dirasakan langsung bagi para petani.” jelasnya.
“Selama ini, harga bawang di Indonesia rendah, akibat masuknya bawang dari luar negeri. Padahal, hasil produksi bawang dalam negeri masih surplus dan mampu memenuhi kebutuhan secara nasional,” urainya.
Sarjan berharap, agar Bapak Presiden tetap konsisten terhadap kebijakan anti impor bawang. Tentunya, langkah ini sangat membantu dirasakan langsung bagi kesejahteraan khususnya masyarakat petani bawang.
“Intinya, petani bawang kita bahagia saat ini. Jerih parahnya terbayarkan bahkan diluar perkiraan mereka sebelumnya. Kondisi ini, tentu memotivasi masyarakat lainnya untuk berlomba-lomba menanam bawang lebih semangat lagi,” tuturnya yakin. (KS-001)
Jika sebelumnya petani hanya bisa mendapat untung Rp10-15 juta dengan modal Rp20-30 juta. Saat ini, petani yang modalnya hanya Rp30 juta bisa memperoleh laba Rp50 juta bahkan sampai Rp.100Juta.
Sejauh ini, harga bawang merah tidak pernah menembus harga sampai Rp28 ribu/Kg. Biasanya, pasca panen harga bawang hanya sekitar Rp12 ribu/Kg.
“Selama ini para petani bawang merah di Kabupaten Bima, tidak terlalu banyak mendapat untung saat penjualan hasil panennya. Namun, petani bawang di tahun 2016 ini seperti mendapat jackpot. Giliran pedagang (pengumpul), yang hanya mendapat keuntungan tak seberapa. Itupun jika tidak mengalami musibah saat menjual bawang merah ke daerah lain. Seperti tragedi tenggelamnya KLM Duta Mulya. Pedagang diperkirakan mengalami kerugian sekitar lebih dari Rp8 miliar,” kata salah seorang pengusaha pembeli bawang merah asal Desa Renda, Sarjan.
Mantan Anggota DPRD Kabupaten Bima ini mengaku merasa puas dengan tingginya harga bawang sekarang. Tentu, faktor ini berkat kepedulian Pemerintah Pusat yang dinahkodai oleh Bapak Joko Widodo. Kebijakan presiden yang menolak impor bawang, sungguh luar biasa dirasakan langsung bagi para petani.” jelasnya.
“Selama ini, harga bawang di Indonesia rendah, akibat masuknya bawang dari luar negeri. Padahal, hasil produksi bawang dalam negeri masih surplus dan mampu memenuhi kebutuhan secara nasional,” urainya.
Sarjan berharap, agar Bapak Presiden tetap konsisten terhadap kebijakan anti impor bawang. Tentunya, langkah ini sangat membantu dirasakan langsung bagi kesejahteraan khususnya masyarakat petani bawang.
“Intinya, petani bawang kita bahagia saat ini. Jerih parahnya terbayarkan bahkan diluar perkiraan mereka sebelumnya. Kondisi ini, tentu memotivasi masyarakat lainnya untuk berlomba-lomba menanam bawang lebih semangat lagi,” tuturnya yakin. (KS-001)
COMMENTS