Kota Bima, KS.- Alat berat jenis eksavator yang dimiliki Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Bima tenggelam di lumpur areal tambak Amah...
Kota Bima, KS.- Alat berat jenis eksavator yang dimiliki Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Bima tenggelam di lumpur areal tambak Amahami. Sebelumnya, alat berat seharga ratusan juta rupiah tersebut disewakan untuk oleh DKP untuk pembangunan tambak warga di areal kawasan pantai Amahami.
Kepala DKP Kota Bima Ir. Hj. Zainab mengungkapkan, keberadaan eksavator di areal tambak Amahami merupakan bagian dari program optimalisasi tambak setelah dilakukannnya pertemuan antara pihak Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan pengusaha bidang perikanan.
Ia menjelaskan, dalam rangka penyelarasan kebutuhan lauk pauk masyarakat dan untuk mengimbangi program beras bagi rakyat miskin (raskin) maka kebutuhan ikan seperti jenis bandeng merupakan gandengan yang tepat.
“Bandeng merupakan ikan yang nilai gizi dan proteinnya cukup tinggi. Karena Kota Bima ada kawasan untuk budidaya ikan bandeng, maka kami menggandeng pengusaha untuk mengoptimalisasikan keberadaan tambak di kawasan Amahami itu,” jelas mantan Kepala Bappeda Kota Bima itu, Jum’at (5/8) kepada Wartawan Koran Stabilitas via ponselnya.
Namun, kata Zainab, satu-satunya alat berat yang difungsikan sekaligus disewa oleh pengusaha milik DKP mengalami musibah.
“Baru dua hari di sewa oleh pengusaha, eksavator kami terendam di lumpur areal tambak Amahami,” aku Zainab.
Ia pun mengaku, saat ini sedang diupayakan untuk penyelamatan eksavator tersebut. “Upaya untuk menarik keluar sudah dilakukan, namun belum berhasil dilakukan. Kami pun akan tetap berupaya, semoga dalam waktu dekat alat itu bisa ditarik keluar. Dan semoga saja alat itu masih bisa diperbaiki dan dimanfaatkan untuk kelancaran program DKP ke depannya,” pungkas Zainab.
Bagaimana kronologis kejadian terendamnya eksavator milik DKP Kota Bima itu?
Secara ekslusif, pengusaha penyewa eksavator milik DKP Salahuddin menjelaskan kronologis kejadiannya kepada Koran Stabilitas di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Bima, Sabtu, 6 Agustus 2016.
Kata Salahudin, sekitar sepekan yang lalu, pihaknya mengkomunikasikan dengan Ibu Zainab (Kadis DKP, red) atas keinginanannya menyewa alat eksavator. Proposal Salahudin pun disetujui. Mulailah eksavator itu bekerja pada lahan tambak miliknya yang lama memang sudah tak terurus itu.
Ia pun mengku, keberadaan tambak di Amahami telah dibicarakan dengan warga pemilik tambak lainnya. Dirinya pun sudah menyanggupi sebagai fasilitator dalam mengoiptimalkan keberadaan semua kawasan tambak di arel itu.
“Niat saya, semua areal tambak milik saya dan milik warga sekitar ingin kita perbaiki bersama. Warga pemilik tambak pun sudah setuju. Mereka mempercayakan kepada saya untuk memfasilitasi semua ini,” ujar Alumnus Universitas Brawijaya itu.
Kejadian naas pun terjadi. Dijelaskannya, setelah pekerjaan pembangunan tanggul pematang di bagian utara dan timur selesai, di hari kedua, pas ingin mengerjakan tanggul di bagian selatan, tiba-tiba eksavator terendam di areal lumpur samping tambak.
Padahal, Salahudin mengaku, sebelum eksavator dijalankan, operator sudah mengecek kondisi tanah yang hendak dilalui. Diakuinya, dalam pembuatan jalur yang dilalui eksavator ini, dirinya sudah membeli batang kelapa untuk membantu lintasan yang akan dilalui eksavator.
“Anehnya, batang kelapa yang sudah dipindahkan oleh operator tiba-tiba kembali ke bagian belakang eksavator. Padahal jelas batang kelapa itu sudah ada di depan lintasan eksavator. Saat eksavator dijalankan oleh operator, tiba-tiba saja pantat eksavator tidak terangkat dan perlahan terendam di areal itu. Padahal, keadaan tanah tidak terlalu berlumpur,” herannya.
Ia pun mengaku, saat eksavator bekerja di dalam areal tambak, laju eksavator normal dan memang jenis eksavator milik DKP, lapisan rodanya lebih tebal dan beda dengan eksavator lainnya. Dan operator yang menjalankan alat itu, Salahudin menilai dia adalah operator yang terbaik yang ada di Kota Bima. Operator ini juga yang berani masuk di pinggir Sungai Padolo ketika teman-teman operator lainnya angkat tangan.
“Kalau dilihat jenis eksavator milik DKP memang sudah didesain untuk pekerjaan di areal tambak dan pelabuhan. Operatornya pun seorang yang sudah berpengalaman. Namun, apa yang bisa dikata lagi. Ini memang diluar dugaan. Namanya musibah, tentu sudah takdir Yang Kuasa. Musibah ini wajib kita perbaiki semaksimal mungkin,” ucap mantan anggota DPRD Kota Bima.
Ia mengaku sudah seminggu keberadaan eksavator ini terendam di areal tambak Amahami. Jika air laut pasang, terlihat seolah eksavator tersebut tenggelam di perairan Pantai Amahami. Kata dia, pihaknya pun sudah memanggil ahli dari Newmont untuk membantu keadaan ini.
“Tentu saya akan bertanggungjawab semaksimal mungkin dan selalu berkordinasi dengan pihak DKP Kota Bima. Saat ini, kami mencoba untuk memasang pelampung di bawah eksavator. Dan ketika air pasang, nanti tinggal ditarik keluar,” tutup Salahudin. (KS-08)
COMMENTS