Bima, KS.- Modus Mantan Caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Kabupaten Bima berinisial An kembali terkuak. Pasalnya, An di...
Bima, KS.- Modus Mantan Caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Kabupaten Bima berinisial An kembali terkuak. Pasalnya, An diduga telah menipu Alamsyah dan pamannya warga Desa Sai Kecamatan Soromandi. Modusnya kali ini berbeda objeknya dengan pemberitaan tentang aksi An yang menipu beberapa Kelompok Tani (koptan) di Kecamatan Belo, Woha dan Kecamatan Monta.
Sebagaimana pemberitaan Koran Stabilitas edisi Rabu, 3 Agustus 2016 lalu. Warga asal Desa Runggu ini menjanjikan memberikan bantuan handtraktor dari Dinas Pertanian, Tanamanan Pangan dan Holtikultura (Dispertapa) Kabupaten Bima kepada kelompok tani uang senilai ratusan jura rupiah.
Terbongkarnya kejahatan An yang ini atas pengakuan Alamsyah korban penipuan An yang lain. Alamsyah menceritakan, An menjanjikan memberikan Surat Keputusan (SK) Honor Daerah (Honda) dari Bupati Bima periode lalu (Drs.H. Syafrudin, M.Pd). Namun, hingga Bupati Syafrudin turun dari jabatannya dan diganti dengan Bupati yang baru, SK yang dijanjikannya ini pun tak kunjung tiba.
"Awalnya saya dan paman saya memberi uang ke An untuk mendapatkan SK Honda dari Bupati Bima (mantan). Beberapa kali ditagih soal SK, namun hanya janji saja yang An berikan. Kita tagih janji An, tidak pernah ditepatinya. Ia sering berbohong dan jelas sudah menipu kami," ungkap Alamsyah Pemuda asal Desa Sai ini.
Alamsyah mengaku untuk pengurusan SK Honda, dirinya sudah memberikan uang sebanyak Rp15 juta ke An. Sedangkan pamannya menyerahkan Rp33 juta. Tidak sampai disitu, sambung Alamsyah, justru dirinya kembali ditipu oleh An dengan janji mendapatkan 2 unit hacktraktor dari Dispertapa Kabupaten Bima setelah menyerahkan uang sebanyak Rp6.500.000.
"Saya ingin minta kembali uang itu, saya tidak mau dia terus berbohong, apalagi sudah banyak korban yang dia tipu," kata petani bawang merah ini.
Bahkan untuk mendapatka kembali uangnya, ia sudah berkoordinasi dengan keluarganya yang ada di Desa Runggu.
"Tidak ada solusi lagi untuk penipu itu. Saya minta kembali uang saya. Terserah dia mau tipu siapa lagi. Yang penting kembalikan uang saya," pintanya.
Dalam waktu dekat, Alam akan mendatangi kantor Dispertapa untuk mengcek dokumen proposal yang menurut An sudah diserahkan ke kantor Dispertapa. Setelah itu, dirinya berjanji akan menempuh jalur hukum agar An bertanggung jawab atas perbuatannya .
"Saya tanam dulu bawang, setelah itu saya akan ke Kota Bima untuk cek proposal yang katanya sudah dimasukan ke Dispertapa oleh An," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dispertapa Kabupaten BHima, Ir. M. Tayeb yang diwawancarai Wartawan Koran Stabilitas mengaku tidak mengetahui adanya joki untuk bantuan traktor di kantornya. Bahkan, ia juga mengaku baru mengetahui adanya mafia bantuan itu dari pegiat LSM dan Wartawan.
"Kalau bukan wartawan yang beritakan, saya tidak tahu ada situasi tidak baik di sini," kata tayeb.
Terkait dugaan penipuan yang dilakukan An terhadap sejumlah warga, Tayeb tidak mau ambil pusing.
"Kita sudah menjalankan perintah presiden untuk memberikan bantuan ke kelompok tani. Kalau ada penipuan yang membawa nama saya atau pegawai saya, silakan lapor saja," cetusnya.
Tidak hanta itu, Tayeb secara tegas menyampaikan tidak ingin ikut campur masalah yang dilakukan oleh An. Menurutnya, An melakukan itu atas kepentingan pribadi.
"Dia yang berbuat, maka dia yang bertanggungjawab. Kita tidak mau ikut campur," tandasnya. (KS-04)
COMMENTS