Warga Desa Sai Kecamatan Soromandi, Abdul Haris membantah isu pencabulan yang terjadi beberapa waktu lalu, yang melibatkan tujuh remaja Desa setempat.
Soromandi, KS.- Warga Desa Sai Kecamatan Soromandi, Abdul Haris membantah isu pencabulan yang terjadi beberapa waktu lalu, yang melibatkan tujuh remaja Desa setempat. Bahkan, isu meninggalnya seorang perempuan yang bernama bunga (nama samaran), akibat pencabulan yang dilakukan ketujuh remaja tersebut.”Tidak benar ada kasus pencabulan sebagaimana yang diberitakan awak media, juga tidak ada peristiwa pembunuhan seorang gadis di Sai,”kata Haris yang diakui juga oleh sejumlah pemuda lainnya, Rabu (7/9) sore.
Selain warga, Babinsa Desa Sai, Syahrudin juga membenarkan pernyataan sejumlah warga, soal isu pencabulan gadis oleh tujuh remaja. Diakuinya, ketujuh remaja itu sempat di amankan oleh pihak Kepolisian Kabupaten Bima, namun tidak terbukti sebagaimana yang dituduhkan oleh keluarga gadis itu.”Karena tidak terbukti, akhirnya ke tujuh remaja di lepas oleh pihak kepolisian,” tegasnya.
Bagaimana dengan isu pencabulan terhadap korban (Bunga,red) oleh ke tujuh remaja itu ?. Syahrudin menegaskan, gadis tersebut dalam kondisi tidak normal alias gagu. Kronologis kejadian, beberapa hari lalu, saat Bunga tengah menonton felm blu (BF) di HP miliknya, dilihat oleh seorang lelaki yang tidak lain keluarganya sendiri. Lelaki tersebut menegur Bunga yang tengah asyik nonton felm jorok tersebut, sehingga Bunga pun ngambek, dan mengaku diganggu oleh sejumlah pemuda.”Dari situlah terjadi kesalah pahaman, sehingga adanya isu tidak benar ditengah masyarakat. Oleh warga lain, meminta ke tujuh remaja itu diamankan ke kepolisian, sambil menunggu kondusifnya suasana di Desa Sai,”paparnya.
Syahrudin berharap agar isu miring seperti itu tidak langsung di sebarluaskan melalui media. Namun katanya, tidak menjadi masalah, jika kejadian sesungguhnya diberitakan kembali, agar nama baik Desa Sai tidak tercemar oleh isu yang tidak bertanggungjawab.”Insya Allah, saya baru tugas di Desa Sai sebagai babinsa, dan saya bersama warga akan terus menjaga Desa, agar tetap kondusif,”tandasnya.(R-01)
Selain warga, Babinsa Desa Sai, Syahrudin juga membenarkan pernyataan sejumlah warga, soal isu pencabulan gadis oleh tujuh remaja. Diakuinya, ketujuh remaja itu sempat di amankan oleh pihak Kepolisian Kabupaten Bima, namun tidak terbukti sebagaimana yang dituduhkan oleh keluarga gadis itu.”Karena tidak terbukti, akhirnya ke tujuh remaja di lepas oleh pihak kepolisian,” tegasnya.
Bagaimana dengan isu pencabulan terhadap korban (Bunga,red) oleh ke tujuh remaja itu ?. Syahrudin menegaskan, gadis tersebut dalam kondisi tidak normal alias gagu. Kronologis kejadian, beberapa hari lalu, saat Bunga tengah menonton felm blu (BF) di HP miliknya, dilihat oleh seorang lelaki yang tidak lain keluarganya sendiri. Lelaki tersebut menegur Bunga yang tengah asyik nonton felm jorok tersebut, sehingga Bunga pun ngambek, dan mengaku diganggu oleh sejumlah pemuda.”Dari situlah terjadi kesalah pahaman, sehingga adanya isu tidak benar ditengah masyarakat. Oleh warga lain, meminta ke tujuh remaja itu diamankan ke kepolisian, sambil menunggu kondusifnya suasana di Desa Sai,”paparnya.
Syahrudin berharap agar isu miring seperti itu tidak langsung di sebarluaskan melalui media. Namun katanya, tidak menjadi masalah, jika kejadian sesungguhnya diberitakan kembali, agar nama baik Desa Sai tidak tercemar oleh isu yang tidak bertanggungjawab.”Insya Allah, saya baru tugas di Desa Sai sebagai babinsa, dan saya bersama warga akan terus menjaga Desa, agar tetap kondusif,”tandasnya.(R-01)
COMMENTS