Rencananya, dalam Minggu ini pihak Dinas Pertanian Tangaman Pangan dan Holtikultura (Dispertapa) akan membagi bibit bawang kepada seluruh Ke...
Rencananya, dalam Minggu ini pihak Dinas Pertanian Tangaman Pangan dan Holtikultura (Dispertapa) akan membagi bibit bawang kepada seluruh Kelompok Tani Bawang yang tersebar di sejumlah Kecamatan di Kabupaten Bima. Padahal, saat ini terdapat beberapa Kecamatan telah selesai menanam bawang, namun sebagiannya ada yang terpaksa menanam, demi untuk mendapat harga bawang mahal untuk dua bulan sampai tiga bulan ke depan.
Bima, KS.- Biasanya di Bulan Nopember, hanya beberapa petani yang berani menanam bawang, karena dihadapkan dengan musim hujan berkepanjangan. Anehnya lagi, pemerintah justeru hendak membagi bibit bawang di musim seperti ini, sehingga tak heran ke depannya bibit bawang yang dibagi ke kelompok, akan dijual ke luar daerah oleh anggota dan Ketua Kelompok. Masalahnya, selain musimnya yang tidak tepat, juga alasan lain bagi petani, yang dianggap para petani akan mengalami kerugian banyak, bila bibit yang dibagi nantinya di tanam.”Demikian dikatakan salah seorang Anggota DPRD Kabupaten Bima utusan warga Sape dan Lambu, Ahmad saat mengungkapkan kekesalannya atas adanya rencana pembagian bibit bawang sekarang oleh pihak Dinas Pertanian.
“Bukan saatnya bibit bawang dibagi sekarang oleh pemerintah. Para petani sudah selesai panen hasil Musim Tanam Dua (MT2). Nah, sekarang lagi musim hujan, tidak mungkin petani mau menanam bawang. Kalaupun ada, hanya beberapa petani saja yang berani mengambil sikap demikian,”urainya.
Kata Ahmad, sejak Tahun lalu pembagian bibit bawang itu salah fatal, karena dibagi diluar musim tanam bawang oleh petani. Kini, ditahun 2016 kembali terjadi, sehingga akan tetap merugikan masyarakat Kabupaten Bima, khususnya petani bawang di Bima. Karena itu, diharapkan agar sebelum bibit di bagi, agar dilakukan evaluasi wilayah kecamatan lebih dulu, sehingga tidak sia-sia pembagian bibit bawang oleh pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Bima.”Sebenarnya cukup di pemerintahan H.Syafrudin uang negara dihabiskan untuk pembelian bibit bawang petani. Karena hampir semua bibit yang dibagi ke petani dijual oleh petani, lalu para pedagang menjual bibit itu ke luar Daerah Bima,”ungkapnya.
Situasi yang tidak bersahabat untuk masa depan petani itu, kembali terjadi di era kepemimpinan Dinda-Dahlan sekarang. “Saya sarankan agar ditunda pembagian bibit bawang itu, jika nantinya bibit yang dibagi akan dijual. Kecuali, sebelum dibagi oleh pihak pemerintah, harus diberi penekanan untuk para kelompok tani, agar tidak menjual bibit yang diberikan oleh pemerintah. Jika tujuan pemerintah memberikan bibit bawang dan obat-obatan itu demi mensejahterakan petani di Kabupaten Bima,”tandas Ahmad.
Di tempat terpisah, salah seorang pejabat di Dispertapa yang meminta namanya tidak di korankan, menyarankan pemerintah agar menunda pemberian bibit bawang untuk saat sekarang. Pasalnya, sekarang petani di Sape, Lambu, Wera, Wilayah Monta, Woha dan sekitarnya sudah pada panen, begitu juga sebagian petani di soromandi, tinggal di Desa Sampungu yang belum panen sebagiannya.”Nah, mau ditanam dimana bibit bawang itu nantinya, sementara petani selesai panen sekarang, baru tanam bawang lagi sekita bulan Pebruari atau Maret 2017,”jelasnya singkat dan tegas.(KS-R01)
Bima, KS.- Biasanya di Bulan Nopember, hanya beberapa petani yang berani menanam bawang, karena dihadapkan dengan musim hujan berkepanjangan. Anehnya lagi, pemerintah justeru hendak membagi bibit bawang di musim seperti ini, sehingga tak heran ke depannya bibit bawang yang dibagi ke kelompok, akan dijual ke luar daerah oleh anggota dan Ketua Kelompok. Masalahnya, selain musimnya yang tidak tepat, juga alasan lain bagi petani, yang dianggap para petani akan mengalami kerugian banyak, bila bibit yang dibagi nantinya di tanam.”Demikian dikatakan salah seorang Anggota DPRD Kabupaten Bima utusan warga Sape dan Lambu, Ahmad saat mengungkapkan kekesalannya atas adanya rencana pembagian bibit bawang sekarang oleh pihak Dinas Pertanian.
“Bukan saatnya bibit bawang dibagi sekarang oleh pemerintah. Para petani sudah selesai panen hasil Musim Tanam Dua (MT2). Nah, sekarang lagi musim hujan, tidak mungkin petani mau menanam bawang. Kalaupun ada, hanya beberapa petani saja yang berani mengambil sikap demikian,”urainya.
Kata Ahmad, sejak Tahun lalu pembagian bibit bawang itu salah fatal, karena dibagi diluar musim tanam bawang oleh petani. Kini, ditahun 2016 kembali terjadi, sehingga akan tetap merugikan masyarakat Kabupaten Bima, khususnya petani bawang di Bima. Karena itu, diharapkan agar sebelum bibit di bagi, agar dilakukan evaluasi wilayah kecamatan lebih dulu, sehingga tidak sia-sia pembagian bibit bawang oleh pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Bima.”Sebenarnya cukup di pemerintahan H.Syafrudin uang negara dihabiskan untuk pembelian bibit bawang petani. Karena hampir semua bibit yang dibagi ke petani dijual oleh petani, lalu para pedagang menjual bibit itu ke luar Daerah Bima,”ungkapnya.
Situasi yang tidak bersahabat untuk masa depan petani itu, kembali terjadi di era kepemimpinan Dinda-Dahlan sekarang. “Saya sarankan agar ditunda pembagian bibit bawang itu, jika nantinya bibit yang dibagi akan dijual. Kecuali, sebelum dibagi oleh pihak pemerintah, harus diberi penekanan untuk para kelompok tani, agar tidak menjual bibit yang diberikan oleh pemerintah. Jika tujuan pemerintah memberikan bibit bawang dan obat-obatan itu demi mensejahterakan petani di Kabupaten Bima,”tandas Ahmad.
Di tempat terpisah, salah seorang pejabat di Dispertapa yang meminta namanya tidak di korankan, menyarankan pemerintah agar menunda pemberian bibit bawang untuk saat sekarang. Pasalnya, sekarang petani di Sape, Lambu, Wera, Wilayah Monta, Woha dan sekitarnya sudah pada panen, begitu juga sebagian petani di soromandi, tinggal di Desa Sampungu yang belum panen sebagiannya.”Nah, mau ditanam dimana bibit bawang itu nantinya, sementara petani selesai panen sekarang, baru tanam bawang lagi sekita bulan Pebruari atau Maret 2017,”jelasnya singkat dan tegas.(KS-R01)
COMMENTS