Minggu lalu, harga bawang sempat turun ke harga Rp.10Ribu/Kg atau Rp.1Juta/100Kg. Namun, pada Sabtu (15/10) kemarin, harga bawang naik hingg...
Minggu lalu, harga bawang sempat turun ke harga Rp.10Ribu/Kg atau Rp.1Juta/100Kg. Namun, pada Sabtu (15/10) kemarin, harga bawang naik hingga Rp.1,5Juta. Di prediksikan harga bawang untuk Minggu ke depan bisa diatas Rp.15Ribu/KG. Dengan harga sebanyak itu, baru petani diuntungkan, sedangkan harga Rp.10Ribu hingga Rp.12Ribu/KG, petani hanya dapat untuk kecil, dibandingkan dengan para pedagang yang mencari ke untungan banyak dari hasil keringan para petani bawang selama ini.
Bima, KS.- Di Kecamatan Soromandi, tepatnya di Desa Kananta dan Sai, para petani sekarang tengah memanen bawang. Harapan besarnya mendapatkan harga jual bawang Rp.2Juta/100Kg sebagaimana yang dikatakan Kepala Bulog Bima beberapa waktu lalu, hanya pepesan kosong belaka. Terbukti, harga beli oleh para pedagang bawang sekarang, maksimal Rp.1,4Juta-1,5Juta, terjadi kenaikan harga dari seminggu sebelumnya.
Camat Soromandi, M.Yusuf S, Sos membenarkan naik turunnya harga bawang tersebut, akibat ulah para cukong bawang yang tidak konsisten dengan penetapan harga sesungguhnya. Katanya, turunya harga bawang membuat para petani bawang murung, bahkan akan berakibat kurangnya petani untuk menanam bawang ke depan. Sedangkan, kebutuhan bawang secara nasinoal, Bima adalah salah satu Daerah yang dipercaya oleh pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan bawang secara Nasional.”Kalau mau terpenuhi kebutuhan bawang di Tingkat Nasional, maka pemerintah harus bersikap serius dan memperhatikan secara khusus nasib para petani bawang,”kata Camat.
Camat mengkhawatirkan, petani di Soromandi akan datang tak lagi banyak yang menanam bawang. Masalahnya, harga bibit bawang kemarin hampir mencapai angka Rp.4Juta, minimal Rp.3Juta. belum lagi harga obat-obatan dan pupuk yang langka dirasakan para petani bawang. Sehingga ada beberapa petani bawang yang membeli pupuk urea di Desa lain atau Kecamatan lain, demi memenuhi kebutuhan selama proses tanam hingga panen.
“Kasihan petani kita sekarang. Sudah harga bibit mahal, ditambah harga obat dan pupuk maha, terus dihadapkan lagi dengan harga beli pedagang bawang yang turun. Nah, ini harus ada perhatian serius dari pemerintah, agar petani di untungkan, bukan para cukong atau pedagang bawang yang hanya bisa mencari keuntungan banyak, tapi nasib petani tidak dipikirkan,”ungkapnya.
Di tempat terpisah, Kades Sai, Arifin mengaku saat ini para petani bawang di Sai tidak seluruhnya menjual bawang hasil panennya. Hanya sebagian kecil petani yang menjual seluruh dari hasil panen, lantaran harga bawang turun drastis, dari semulanya mencapai Rp.3Juta lebih.”Saya ingatkan kepada warga saya agar tidak dulu menjual bawang mereka. Bagi yang punya utang, baik untuk beli bibit atau obat-obatan, supaya jual sesuai kebutuhan, sayanya ditunda dulu penjualan sambil menunggu naiknya harga,”pungkasnya.
Petani bawang, O,on pun mengharapkan agar pemerintah memiliki kepedulian sedikit untuk nasib para petani bawang. Jika pemerintah tak perhatikan, maka nasib petani akan semakin memburuk seperti tahun sebelumnya.”katanya harga bawang minimal Rp.2Juta/100KG di Tahun 2016, sekarang pedagang membeli bawang sampai angka Rp.1,1Juta. Karena itu, saya berharap agar pemerintah dibawah kendali Hj. Indah Damayanti Putri sekarang, membangun komunikasi dengan pihak bulog, agar terlibat membeli bawang petani, sehingga pedagang tidak berani bermain,”harapnya.(KS-Ib)
Bima, KS.- Di Kecamatan Soromandi, tepatnya di Desa Kananta dan Sai, para petani sekarang tengah memanen bawang. Harapan besarnya mendapatkan harga jual bawang Rp.2Juta/100Kg sebagaimana yang dikatakan Kepala Bulog Bima beberapa waktu lalu, hanya pepesan kosong belaka. Terbukti, harga beli oleh para pedagang bawang sekarang, maksimal Rp.1,4Juta-1,5Juta, terjadi kenaikan harga dari seminggu sebelumnya.
Camat Soromandi, M.Yusuf S, Sos membenarkan naik turunnya harga bawang tersebut, akibat ulah para cukong bawang yang tidak konsisten dengan penetapan harga sesungguhnya. Katanya, turunya harga bawang membuat para petani bawang murung, bahkan akan berakibat kurangnya petani untuk menanam bawang ke depan. Sedangkan, kebutuhan bawang secara nasinoal, Bima adalah salah satu Daerah yang dipercaya oleh pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan bawang secara Nasional.”Kalau mau terpenuhi kebutuhan bawang di Tingkat Nasional, maka pemerintah harus bersikap serius dan memperhatikan secara khusus nasib para petani bawang,”kata Camat.
Camat mengkhawatirkan, petani di Soromandi akan datang tak lagi banyak yang menanam bawang. Masalahnya, harga bibit bawang kemarin hampir mencapai angka Rp.4Juta, minimal Rp.3Juta. belum lagi harga obat-obatan dan pupuk yang langka dirasakan para petani bawang. Sehingga ada beberapa petani bawang yang membeli pupuk urea di Desa lain atau Kecamatan lain, demi memenuhi kebutuhan selama proses tanam hingga panen.
“Kasihan petani kita sekarang. Sudah harga bibit mahal, ditambah harga obat dan pupuk maha, terus dihadapkan lagi dengan harga beli pedagang bawang yang turun. Nah, ini harus ada perhatian serius dari pemerintah, agar petani di untungkan, bukan para cukong atau pedagang bawang yang hanya bisa mencari keuntungan banyak, tapi nasib petani tidak dipikirkan,”ungkapnya.
Di tempat terpisah, Kades Sai, Arifin mengaku saat ini para petani bawang di Sai tidak seluruhnya menjual bawang hasil panennya. Hanya sebagian kecil petani yang menjual seluruh dari hasil panen, lantaran harga bawang turun drastis, dari semulanya mencapai Rp.3Juta lebih.”Saya ingatkan kepada warga saya agar tidak dulu menjual bawang mereka. Bagi yang punya utang, baik untuk beli bibit atau obat-obatan, supaya jual sesuai kebutuhan, sayanya ditunda dulu penjualan sambil menunggu naiknya harga,”pungkasnya.
Petani bawang, O,on pun mengharapkan agar pemerintah memiliki kepedulian sedikit untuk nasib para petani bawang. Jika pemerintah tak perhatikan, maka nasib petani akan semakin memburuk seperti tahun sebelumnya.”katanya harga bawang minimal Rp.2Juta/100KG di Tahun 2016, sekarang pedagang membeli bawang sampai angka Rp.1,1Juta. Karena itu, saya berharap agar pemerintah dibawah kendali Hj. Indah Damayanti Putri sekarang, membangun komunikasi dengan pihak bulog, agar terlibat membeli bawang petani, sehingga pedagang tidak berani bermain,”harapnya.(KS-Ib)
COMMENTS