Para korban yang tertimpa musibah kebakaran di Desa Maria Utara Kecamatan Wawo dua pekan lalu, sampai sekarang masih menuntut ganti rugi dar...
Para korban yang tertimpa musibah kebakaran di Desa Maria Utara Kecamatan Wawo dua pekan lalu, sampai sekarang masih menuntut ganti rugi dari Kepala Desa Pesa. Tuntutan tersebut dianggap sangat tepat, karena sumber api yang membakar sebuah rumah, mobil Damtruk dan kios milik mereka, diduga kuat berasal dari mobil Pick-up pengangkut BBM milik kepala Desa Pesa. Bahkan mobil naas tersebut hingga kini masih dipasang Police line (garis polisi) oleh pihak Polsek Wawo.
BIMA, KS- Salah seorang korban yang rumahnya terbakar pada bagian atap, Edy Insan, S. Pd bersama pemilik mobil Damtruk, Risman kepada wartawan koran Stabilitas menuturkan, sampai saat ini mereka masih menuntut kepala Desa Pesa, agar segera memberikan bantuan untuk mengganti kerugian material yang mereka alami, akibat peristiwa kebakaran hebat yang terjadi sekitar dua pekan lalu tersebut.
Menurut Edy, tuntutan ganti rugi pada Kades Pesa tersebut sangat beralasan, karena pada malam hari pasca kejadian yang menghanguskan atap rumahnya, Kades Pesa, Rudi Hartono sudah berjanji akan bertanggungjawab sekaligus siap mengganti seluruh kerugian yang dialami oleh dirinya dan para korban kebakaran lainnya. Namun lima hari setelah pertemuan di kediamannya Kades Maria Utara itu, Kades Pesa tiba-tiba merubah lagi keputusannya, bahkan dianggap telah melanggar hasil kesepakatan dan perjanjian yang pernah diucapkan dihadapan para korban dan Kades Maria Utara, karena sampai saat ini Kades Pesa tersebut hanya mau memberikan uang ganti rugi sebesar, Rp. 20 juta untuk tiga orang korban termasuk dirinya.
"Berubahnya keputusan dari Kades Pesa ini, setelah saya dan dua korban lain diundang ke rumahnya lima hari setelah musibah kebakaran yang menimpa kami," ujarnya.
Edy Insan mengaku sangat kecewa dengan keputusan Kades Pesa tersebut, karena dianggap tidak konsisten. Bahkan Kades Pesa terkesan telah membohongi dirinya dan para korban lainnya, sebab uang ganti rugi yang hendak diberikan hanya, Rp. 20 juta, sementara jumlah kerugian yang dialami oleh dirinya bersama dua korban lainya selaku pemilik kios dan mobil Damtruk ditaksir mencapai, Rp. 100 juta lebih. "Pokoknya, sampai sekarang kami tidak mau terima uang, Rp. 20 juta yang mau diberikan oleh Kades Pesa itu. Karena jumlah ini tidak sebanding dengan kerugian yang kami alami, akibat dari kobaran api yang bersumber dari mobil pick-up milik Kades Pesa tersebut," cetusnya.
Tenaga honorer di SMAN 2 Wawo ini juga menuding Kades Pesa telah berbohong dan memutar balikan fakta terkait penyebab kebakaran dimaksud. Buktinya, saat pertemuan di rumah Kades Maria Utara, orang nomor satu di Desa Pesa tersebut sudah nyata-nyata mengakui bahwa dialah yang menyuruh sopir mobil pick-upnya untuk mengambil Bakar Bakar Minyah (BBM) dirumah mertuanya di Kelurahan Lampe Kota Bima. Tapi lima hari kemudian, Kades Pesa tiba-tiba mengelak dengan mengatakan bahwa bukan dia yang memerintahkan sopirnya mengambil BBM tersebut. Sementara berdasarkan BAPnya di Polsek Wawo, sopirnya sudah mengakui bahwa sang bosnya Kades Pesa itulah yang menyuruh dirinya mengambil BBM di Lampe.
"Seorang Kades itu jangan banyak berbohong seperti ini, apalagi terhadap orang-orang yang ditimpah musibah seperti kami. Harusnya kami ini dibantu dong jangan dibohongin terus," sesal Edy. (KS-YR03)
BIMA, KS- Salah seorang korban yang rumahnya terbakar pada bagian atap, Edy Insan, S. Pd bersama pemilik mobil Damtruk, Risman kepada wartawan koran Stabilitas menuturkan, sampai saat ini mereka masih menuntut kepala Desa Pesa, agar segera memberikan bantuan untuk mengganti kerugian material yang mereka alami, akibat peristiwa kebakaran hebat yang terjadi sekitar dua pekan lalu tersebut.
Menurut Edy, tuntutan ganti rugi pada Kades Pesa tersebut sangat beralasan, karena pada malam hari pasca kejadian yang menghanguskan atap rumahnya, Kades Pesa, Rudi Hartono sudah berjanji akan bertanggungjawab sekaligus siap mengganti seluruh kerugian yang dialami oleh dirinya dan para korban kebakaran lainnya. Namun lima hari setelah pertemuan di kediamannya Kades Maria Utara itu, Kades Pesa tiba-tiba merubah lagi keputusannya, bahkan dianggap telah melanggar hasil kesepakatan dan perjanjian yang pernah diucapkan dihadapan para korban dan Kades Maria Utara, karena sampai saat ini Kades Pesa tersebut hanya mau memberikan uang ganti rugi sebesar, Rp. 20 juta untuk tiga orang korban termasuk dirinya.
"Berubahnya keputusan dari Kades Pesa ini, setelah saya dan dua korban lain diundang ke rumahnya lima hari setelah musibah kebakaran yang menimpa kami," ujarnya.
Edy Insan mengaku sangat kecewa dengan keputusan Kades Pesa tersebut, karena dianggap tidak konsisten. Bahkan Kades Pesa terkesan telah membohongi dirinya dan para korban lainnya, sebab uang ganti rugi yang hendak diberikan hanya, Rp. 20 juta, sementara jumlah kerugian yang dialami oleh dirinya bersama dua korban lainya selaku pemilik kios dan mobil Damtruk ditaksir mencapai, Rp. 100 juta lebih. "Pokoknya, sampai sekarang kami tidak mau terima uang, Rp. 20 juta yang mau diberikan oleh Kades Pesa itu. Karena jumlah ini tidak sebanding dengan kerugian yang kami alami, akibat dari kobaran api yang bersumber dari mobil pick-up milik Kades Pesa tersebut," cetusnya.
Tenaga honorer di SMAN 2 Wawo ini juga menuding Kades Pesa telah berbohong dan memutar balikan fakta terkait penyebab kebakaran dimaksud. Buktinya, saat pertemuan di rumah Kades Maria Utara, orang nomor satu di Desa Pesa tersebut sudah nyata-nyata mengakui bahwa dialah yang menyuruh sopir mobil pick-upnya untuk mengambil Bakar Bakar Minyah (BBM) dirumah mertuanya di Kelurahan Lampe Kota Bima. Tapi lima hari kemudian, Kades Pesa tiba-tiba mengelak dengan mengatakan bahwa bukan dia yang memerintahkan sopirnya mengambil BBM tersebut. Sementara berdasarkan BAPnya di Polsek Wawo, sopirnya sudah mengakui bahwa sang bosnya Kades Pesa itulah yang menyuruh dirinya mengambil BBM di Lampe.
"Seorang Kades itu jangan banyak berbohong seperti ini, apalagi terhadap orang-orang yang ditimpah musibah seperti kami. Harusnya kami ini dibantu dong jangan dibohongin terus," sesal Edy. (KS-YR03)
COMMENTS