Alokasi Dana sebesar Rp. 550 Juta dari Pemerintah Pusat untuk Program NSUP di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasana,e Barat Kota Bima, tidak si...
Alokasi Dana sebesar Rp. 550 Juta dari Pemerintah Pusat untuk Program NSUP di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasana,e Barat Kota Bima, tidak sia-sia. Hal itu tercermin, ketika program yang dipercayakan kepada BKM Harapan Tanjung itu berjalan lancar. Meski, dari beberapa item Pekerjaan Fisik di Keluarahan tersebut baru mencapai 40 Persen. Demikian disampaikan, Hasanudin Ketua BKM Harapan Tanjung kepada Koran Stabilitas belum lama ini.
KOTA BIMA, KS. – Dikatakanya, dana bantuan sebesar itu dimanfaatkan guna beberapa item pekerjaan untuk Enam RT di Lingkungan tersebut. Antara lain, Drainase, Rabat Gang dan lain sebagainya.”Alhamdulillah, program tersebut berjalan lancar. Buktinya, beberapa item pekerjaan fisik sudah dan sedang berjalan. Bahkan, sudah mencapai 40 persen,” kata Hasanudin di Kediaman Ketua RT.03 Tanjung Kota Bima.
Kendati demikian, bukan berarti pelaksanaan program tersebut berjalan mulus. Hanya saja, hal itu tidak dijadikan alasan apalagi sampai harus menghambat terlaksananya program. Justru, dijadikan motivasi, semangat agar beberapa item pekerjaan fisik dapat dituntaskan sesuai waktu yang telah ditentukan.”Tantanganya ada, salah satunya menyangkut bahan material yang digunakan. Hanya saja, bisa diatasi sehingga pekerjaan dapat dilanjutkan,” ujarnya.
Hasanuddin menjelaskan, program NSUP merupakan program Kementerian PUPR untuk penanganan permukiman kumuh dengan pendanaan berasal dari APBN, APBD serta pinjaman luar negeri (World Bank dan Islamic Development Bank).”Di Kota Bima terdapat sejumlah kelurahan yang terakomodir dalam program tersebut. Salah satunya, kelurahan Tanjung,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bima, H A rahman, SE menyampaikan, tujuan utama dare program untuk peningkatan kualitas permukiman kumuh. Katanya, tujuan ini semakin relevan dan urgen setelah Kota Bima dihantam oleh banjir bandang pada tanggal 21 dan 23 Desember tahun 2016 lalu. Apalagi Lanjutnya, dampak banjir bandang tersebut dari berbagai segi. Dari segi wilayah terdampak, banjir mengenai 34 dari 38 kelurahan yang ada di Kota Bima. Sejumlah 105.797 jiwa terdampak dari jumlah seluruh penduduk Kota Bima (159.736 jiwa), atau 26.256 Kepala Keluarga dari total 39.187 KK di Kota Bima.
” Dari segi material, kerusakan dan kerugian sebesar lebih kurang Rp. 1,2 triliun, meliputi sektor perumahan, infrastruktur, sosial, ekonomi dan lintas sektor. Khusus untuk sektor perumahan, nilai kerusakan mencapai Rp. 318 milyar, dengan rincian: rumah rusak sebanyak 2.061 unit (660 rusak berat, 599 rusak sedang, 802 rusak ringan) serta rumah tergenang 26.256 unit,” terangnya.
Ia menyebutkan, prasarana lingkungan berupa drainase sepanjang 12.416 meter mengalami rusak berat, 124.914 meter rusak ringan, serta jalan lingkungan sepanjang 163.546 meter mengalami rusak ringan. Jadi, bantuan dari Bank Dunia dan Kementerian PUPR tersebut dapat mengatasi persoalan yang dihadapi rakyat dan daerah kota bima. (KS – Anh)
KOTA BIMA, KS. – Dikatakanya, dana bantuan sebesar itu dimanfaatkan guna beberapa item pekerjaan untuk Enam RT di Lingkungan tersebut. Antara lain, Drainase, Rabat Gang dan lain sebagainya.”Alhamdulillah, program tersebut berjalan lancar. Buktinya, beberapa item pekerjaan fisik sudah dan sedang berjalan. Bahkan, sudah mencapai 40 persen,” kata Hasanudin di Kediaman Ketua RT.03 Tanjung Kota Bima.
Kendati demikian, bukan berarti pelaksanaan program tersebut berjalan mulus. Hanya saja, hal itu tidak dijadikan alasan apalagi sampai harus menghambat terlaksananya program. Justru, dijadikan motivasi, semangat agar beberapa item pekerjaan fisik dapat dituntaskan sesuai waktu yang telah ditentukan.”Tantanganya ada, salah satunya menyangkut bahan material yang digunakan. Hanya saja, bisa diatasi sehingga pekerjaan dapat dilanjutkan,” ujarnya.
Hasanuddin menjelaskan, program NSUP merupakan program Kementerian PUPR untuk penanganan permukiman kumuh dengan pendanaan berasal dari APBN, APBD serta pinjaman luar negeri (World Bank dan Islamic Development Bank).”Di Kota Bima terdapat sejumlah kelurahan yang terakomodir dalam program tersebut. Salah satunya, kelurahan Tanjung,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bima, H A rahman, SE menyampaikan, tujuan utama dare program untuk peningkatan kualitas permukiman kumuh. Katanya, tujuan ini semakin relevan dan urgen setelah Kota Bima dihantam oleh banjir bandang pada tanggal 21 dan 23 Desember tahun 2016 lalu. Apalagi Lanjutnya, dampak banjir bandang tersebut dari berbagai segi. Dari segi wilayah terdampak, banjir mengenai 34 dari 38 kelurahan yang ada di Kota Bima. Sejumlah 105.797 jiwa terdampak dari jumlah seluruh penduduk Kota Bima (159.736 jiwa), atau 26.256 Kepala Keluarga dari total 39.187 KK di Kota Bima.
” Dari segi material, kerusakan dan kerugian sebesar lebih kurang Rp. 1,2 triliun, meliputi sektor perumahan, infrastruktur, sosial, ekonomi dan lintas sektor. Khusus untuk sektor perumahan, nilai kerusakan mencapai Rp. 318 milyar, dengan rincian: rumah rusak sebanyak 2.061 unit (660 rusak berat, 599 rusak sedang, 802 rusak ringan) serta rumah tergenang 26.256 unit,” terangnya.
Ia menyebutkan, prasarana lingkungan berupa drainase sepanjang 12.416 meter mengalami rusak berat, 124.914 meter rusak ringan, serta jalan lingkungan sepanjang 163.546 meter mengalami rusak ringan. Jadi, bantuan dari Bank Dunia dan Kementerian PUPR tersebut dapat mengatasi persoalan yang dihadapi rakyat dan daerah kota bima. (KS – Anh)
COMMENTS