Keberadaan sekolah-sekolah Swasta saat ini, ibaratnya hidup segan mati tak mau. Padahal peran sekolahg-sekolah swasta itu sangat mendukung p...
Keberadaan sekolah-sekolah Swasta saat ini, ibaratnya hidup segan mati tak mau. Padahal peran sekolahg-sekolah swasta itu sangat mendukung program pemerintah, seperti mencerdaskan kehidupan bangsa. Apa lagi saat ini disejumlah daerah telah menerapkan program Wajib belajar 12 tahun. Yang artinya setiap anak berhak mendapatkan pendidikan hingga jenjang SMA.
Kota Bima, KS.- Sekolah Swasta yang ada di Bima dan Kota Bima, hanya dijadikan pelarian bagi siswa dan siswi, apabila tidak diterima, tidak naik kelas bahkan tidak lulus di sekolah negeri. Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala SMA Al-Maarif Kota Bima, Fajarul Islam,SH. Pasalnya siswa siswi yang masuk disekolah-sekolah swasta saat ini, kurang memperhatikan pendidikannya sehingga malas-malasan masuk sekolah.
“Ini kendala yang sulit diatasi, padahal kami disekolah sangat mengharapkan, kehadiran siswa siswi setiap hari untuk mengikuti mata pelajaran. Tapi kenyataannya siswa-siswi hanya datang saat mendaftar, ulangan dan juga ujian,”tutur kepala sekolah Muda ini.
Ia mengakui, khusus disekolahnya diibaratkan sebagai tempat poenampungan barang rongsokan, karena mereka harus menghadapi siswa siswi yang sudah tidak dibutuhkan oleh sekolah-sekolah negeri .
“Setelah mereka tidak naik kelas atau tidak lulus di sekolah negeri, baru mereka datang ke sekolah kami. Artinya tidak ada niat untuk betul betul menuntut ilmu, hanya ingin dikatakan bahawa mereka masih berstatus pelajar saja. Padahal program pendidikan yang diterapkan di sekolah negeri dan swasta itu tidak ada bedanya, demikian juga dengan sertifikat atau ijasah yang mereka peroleh ketika tamat sekolah,”paparnya.
Menanggapi wartawan terkait adanya asumsi, bersekolah di sektor swasta pasti naik kelas dan pasti lulus, sehingga mempengaruhi pola pikir siswa dan siswi, tidak ditampiknya. Olehnya demikian, ia berharap adanya peran dari orang tua untuk mengontrol putra -putri.
“Disini memerlukan kepedulian dari orang tua, mereka harus meluangkan waktu untuk mengecek kebenaran apakah anaknya benar-benar tiba sekolah atau tidak. Dan orang tua juga jangan memiliki pikiran, asalkan anaknya punya ijasah, tetapi harus bertanya apakah anaknya berilmu atau tidak,”tuturnya. (KS-Mul)
Kota Bima, KS.- Sekolah Swasta yang ada di Bima dan Kota Bima, hanya dijadikan pelarian bagi siswa dan siswi, apabila tidak diterima, tidak naik kelas bahkan tidak lulus di sekolah negeri. Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala SMA Al-Maarif Kota Bima, Fajarul Islam,SH. Pasalnya siswa siswi yang masuk disekolah-sekolah swasta saat ini, kurang memperhatikan pendidikannya sehingga malas-malasan masuk sekolah.
“Ini kendala yang sulit diatasi, padahal kami disekolah sangat mengharapkan, kehadiran siswa siswi setiap hari untuk mengikuti mata pelajaran. Tapi kenyataannya siswa-siswi hanya datang saat mendaftar, ulangan dan juga ujian,”tutur kepala sekolah Muda ini.
Ia mengakui, khusus disekolahnya diibaratkan sebagai tempat poenampungan barang rongsokan, karena mereka harus menghadapi siswa siswi yang sudah tidak dibutuhkan oleh sekolah-sekolah negeri .
“Setelah mereka tidak naik kelas atau tidak lulus di sekolah negeri, baru mereka datang ke sekolah kami. Artinya tidak ada niat untuk betul betul menuntut ilmu, hanya ingin dikatakan bahawa mereka masih berstatus pelajar saja. Padahal program pendidikan yang diterapkan di sekolah negeri dan swasta itu tidak ada bedanya, demikian juga dengan sertifikat atau ijasah yang mereka peroleh ketika tamat sekolah,”paparnya.
Menanggapi wartawan terkait adanya asumsi, bersekolah di sektor swasta pasti naik kelas dan pasti lulus, sehingga mempengaruhi pola pikir siswa dan siswi, tidak ditampiknya. Olehnya demikian, ia berharap adanya peran dari orang tua untuk mengontrol putra -putri.
“Disini memerlukan kepedulian dari orang tua, mereka harus meluangkan waktu untuk mengecek kebenaran apakah anaknya benar-benar tiba sekolah atau tidak. Dan orang tua juga jangan memiliki pikiran, asalkan anaknya punya ijasah, tetapi harus bertanya apakah anaknya berilmu atau tidak,”tuturnya. (KS-Mul)
COMMENTS