Bawang Merah seolah menjadi boomerang bagi kepemimpinan Hj.Indah Damayanti Putri – Drs,H.Dahlan,H.M.Noer. Bagaimana tidak, dugaan Korupsi p...
Bawang Merah seolah menjadi boomerang bagi kepemimpinan Hj.Indah Damayanti Putri – Drs,H.Dahlan,H.M.Noer. Bagaimana tidak, dugaan Korupsi pada Proyek Pengadaan Bibit Bawang Merah Tahun 2016 masih bersarang di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kini, muncul aksi protes soal turunya harga Bawang Merah. Bahkan, massa aksi melempari Kantor Bupati Bima dengan bawang merah dan Obat-Obatan Pertanian.
BIMA, KS. – Aksi protes oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Senin (23/10) dilakukan menyusul anjloknya harga bawang merah dibanding Tahun sebelumnya. Dari Rp. 1 Juta hingga Rp.2 Juta per 100 Kg turun menjadi Rp. 100 Ribu per 100 Kg. Sementara, harga obat Pestisida melonjak naik.
Pada momen itu, ada tiga tuntutan yang menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Bupati Bima. Antara lain, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima dan Pemerintah Pusat (Pempus) memperhatikan kesejahteraan petani bawang, Mendesak pemkab Bima menyusun regulasi Peraturan Bupati (Perbup) dan Peraturan Daerah (Perda) perihal standarisasi harga bawang di Bima.
Namun, aksi dalam kaitan itu praktis tak memperoleh tanggapan dari Bupati Bima. Kecewa atas hal itu, massa melempari kantor Bupati dengan botol obat-obatan juga bawang. Tak cuman itu, massa memaksa masuk dan mendobrak gerbang kantor Bupati Bima. Meski, lemparan sebagai bentuk luapan emosi itu mengarah ke Anggota Sat Pol PP dan Polisi yang menjaga jalanya aksi. Namun, kondisi tetap kondusif, aksi berjalan lancar dan aman.
Tak ingin reaksi itu berlanjut, Pemkab Bima mengutus Asisten II Setda, H.Nurdin sebagai perwakilan pemda menemui pendemo. Mantan Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura (Dispertapa) itu menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Bupati menemui massa. “Beliau saat ini sedang Rapat dengan Sekda dan sejumlah Camat di Bandar Udara M.Salahuddin Bima. Atas nama pemda, Saya yang mewakili Bupati memohon maaf yang sebesar-besarnya,” terang Nurdin.
Aksi itu tidak hanya dilakukan di depan Kantor Bupati Bima, tapi juga di Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bima. (KS-Anh)
BIMA, KS. – Aksi protes oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Senin (23/10) dilakukan menyusul anjloknya harga bawang merah dibanding Tahun sebelumnya. Dari Rp. 1 Juta hingga Rp.2 Juta per 100 Kg turun menjadi Rp. 100 Ribu per 100 Kg. Sementara, harga obat Pestisida melonjak naik.
Pada momen itu, ada tiga tuntutan yang menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Bupati Bima. Antara lain, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima dan Pemerintah Pusat (Pempus) memperhatikan kesejahteraan petani bawang, Mendesak pemkab Bima menyusun regulasi Peraturan Bupati (Perbup) dan Peraturan Daerah (Perda) perihal standarisasi harga bawang di Bima.
Namun, aksi dalam kaitan itu praktis tak memperoleh tanggapan dari Bupati Bima. Kecewa atas hal itu, massa melempari kantor Bupati dengan botol obat-obatan juga bawang. Tak cuman itu, massa memaksa masuk dan mendobrak gerbang kantor Bupati Bima. Meski, lemparan sebagai bentuk luapan emosi itu mengarah ke Anggota Sat Pol PP dan Polisi yang menjaga jalanya aksi. Namun, kondisi tetap kondusif, aksi berjalan lancar dan aman.
Tak ingin reaksi itu berlanjut, Pemkab Bima mengutus Asisten II Setda, H.Nurdin sebagai perwakilan pemda menemui pendemo. Mantan Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura (Dispertapa) itu menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Bupati menemui massa. “Beliau saat ini sedang Rapat dengan Sekda dan sejumlah Camat di Bandar Udara M.Salahuddin Bima. Atas nama pemda, Saya yang mewakili Bupati memohon maaf yang sebesar-besarnya,” terang Nurdin.
Aksi itu tidak hanya dilakukan di depan Kantor Bupati Bima, tapi juga di Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bima. (KS-Anh)
COMMENTS