Meski sisa pengabdiannya tinggal hitung bulan, bukan berarti perhatian Pemerintah Kota Bima dibawa kendali HM Qurais H.Abidin dan H.Arahman...
Meski sisa pengabdiannya tinggal hitung bulan, bukan berarti perhatian Pemerintah Kota Bima dibawa kendali HM Qurais H.Abidin dan H.Arahman H.Abidin,SE untuk rakyat Kota Bima tidak terus diprioritaskan, bahkan jelang akhir masa jabatannya itu, kedua politisi yang merupakan saudara kandung itu terus menorehkan segudang pembangunan di segala bidang untuk warga Kota Bima, terutama bagi warga yang memiliki rumah disepanjang bantaran sungai Padolo dan Sungai Melayu. Pasalnya, Tahun depan akan ada kegiatan mega proyek yaitu normalisasi dua sungai itu sekaligus memperlebarnya.
BIMA, KS.- Hasil pendataan oleh masing-masing Kelurahan, sekitar 3.000 rumah akan tergusur di dua pinggir sungai tersebut, sehingga oleh pemerintah mencari solusi dengan mencari lahan belasan hektar untuk membangun kembali rumah warga yang telah tergusur tersebut. Salah satu lokasi yang menjadi sasaran pembangunan sebagian dari 3.000 rumah tersebut adalah di wilayah So Kedo Kelurahan Jatiwangi seluas 3,7Hektar, dimana lahan itu saat ini milik pemerintah Kabupaten Bima, yang akan diserahkan ke pemkot Bima.
“Kita sudah minta ke Bupat Bima, Hj. Indah Damayanti Putri agar tanah milik pemerintah Kabupaten Bima di So Kedo itu diserahkan ke pemkot, karena saat ini pemkot butuh sekoli lahan tersebut untuk membangun kembali rumah warga yang bakal tergusur di sepanjang bantaran sungai Padolo dan Melayu,” kata Wakil Walikota Bima, H .Arahman H .Abidin,SE saat memberikan sambutan dalam acara pelantikan Ketua RW dan RT di depan Kantor Kelurahan Melayu, Kamis (26/10) sore.
Untuk tahap awal kata H.Man, akan dibangun 50 unit di So Kedo, tepatnya di belakang Gudang Karantina Hewan dan Ternak di Kedo. Lokasi lain yang menjadi sasaran pembangunan perumahan warga itu nanti terletak di belakang Mako Brimob di Sambinae.”Kalaupun tidak cukup lokasi, kita cari lagi, sampai terpenuhinya 3.000 unit rumah pengganti rumah warga yang tergusur nantinya,” jelasnya.
Sementara mengenai kapan kegiatan proyek tersebut dilaksanakan, bakal calon Walikota Bima periode 2018 mendatang itu mengaku tahun 2018 sudah mulai dikerjakan oleh pemerintah, sementara di tahun 2017 ini baru tahap proses administrasi termasuk melakukan pembebasan lahan untuk persiapan lokasi pembangunan perumahan tersebut.
“Yang jelas, proyek pelebaran sungai Padolo dan Melayu proses kegiatannya mulai Tahun 2017 ini, namun untuk kegiatan fisik di lapangan tahun depan. Proyek ini dalam rangka menghindari meluapnya banjir ke depan, serta menciptakan rasa aman bagi warga Kota Bima,” pungkasnya.
H.Man juga menjelaskan bahwa rumah yang akan dibangun nantinya tidak dibayar oleh warga, karena rumah itu sengaja dibangun sebagai pengganti rumah warga yang kenak gusuran di sepanjang bantaran sungai tersebut.”Pemerintah memberikan rumah itu secara gratis. Intinya, secara administrasi akan diselesaikan secara baik oleh kedua belah pihak yaitu warga yang kenak gusuran dengan pemerintah Daerah Kota Bima,”jelasnya.(KS-R01)
H.Arahman H.Abidin,SE |
BIMA, KS.- Hasil pendataan oleh masing-masing Kelurahan, sekitar 3.000 rumah akan tergusur di dua pinggir sungai tersebut, sehingga oleh pemerintah mencari solusi dengan mencari lahan belasan hektar untuk membangun kembali rumah warga yang telah tergusur tersebut. Salah satu lokasi yang menjadi sasaran pembangunan sebagian dari 3.000 rumah tersebut adalah di wilayah So Kedo Kelurahan Jatiwangi seluas 3,7Hektar, dimana lahan itu saat ini milik pemerintah Kabupaten Bima, yang akan diserahkan ke pemkot Bima.
“Kita sudah minta ke Bupat Bima, Hj. Indah Damayanti Putri agar tanah milik pemerintah Kabupaten Bima di So Kedo itu diserahkan ke pemkot, karena saat ini pemkot butuh sekoli lahan tersebut untuk membangun kembali rumah warga yang bakal tergusur di sepanjang bantaran sungai Padolo dan Melayu,” kata Wakil Walikota Bima, H .Arahman H .Abidin,SE saat memberikan sambutan dalam acara pelantikan Ketua RW dan RT di depan Kantor Kelurahan Melayu, Kamis (26/10) sore.
Untuk tahap awal kata H.Man, akan dibangun 50 unit di So Kedo, tepatnya di belakang Gudang Karantina Hewan dan Ternak di Kedo. Lokasi lain yang menjadi sasaran pembangunan perumahan warga itu nanti terletak di belakang Mako Brimob di Sambinae.”Kalaupun tidak cukup lokasi, kita cari lagi, sampai terpenuhinya 3.000 unit rumah pengganti rumah warga yang tergusur nantinya,” jelasnya.
Sementara mengenai kapan kegiatan proyek tersebut dilaksanakan, bakal calon Walikota Bima periode 2018 mendatang itu mengaku tahun 2018 sudah mulai dikerjakan oleh pemerintah, sementara di tahun 2017 ini baru tahap proses administrasi termasuk melakukan pembebasan lahan untuk persiapan lokasi pembangunan perumahan tersebut.
“Yang jelas, proyek pelebaran sungai Padolo dan Melayu proses kegiatannya mulai Tahun 2017 ini, namun untuk kegiatan fisik di lapangan tahun depan. Proyek ini dalam rangka menghindari meluapnya banjir ke depan, serta menciptakan rasa aman bagi warga Kota Bima,” pungkasnya.
H.Man juga menjelaskan bahwa rumah yang akan dibangun nantinya tidak dibayar oleh warga, karena rumah itu sengaja dibangun sebagai pengganti rumah warga yang kenak gusuran di sepanjang bantaran sungai tersebut.”Pemerintah memberikan rumah itu secara gratis. Intinya, secara administrasi akan diselesaikan secara baik oleh kedua belah pihak yaitu warga yang kenak gusuran dengan pemerintah Daerah Kota Bima,”jelasnya.(KS-R01)
COMMENTS