Sejak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima merubah nama menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), pengelolaan anggaran pendapatan di BLUD dik...
Sejak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima merubah nama menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), pengelolaan anggaran pendapatan di BLUD dikelola sendiri oleh instansi dibawa kendali Dokter Gigi H.Ikhsan. Tak heran, ketika ada kecurigaian bahwa indikasi penyimpangan baik dalam kaitan pengelolaan anggaran pendapatan seluruhnya, lebih-lebih soal alokasi anggaran untuk pembangunan gedung atau rehabilitasi ruang inap atau rawat di BLUD setempat. Parahnya lagi, justru proyek bernilai milyaran di BLUD diduga di kerjakan oleh seorang ASN yang mengabdi di BLUD.
KOTA BIMA, KS.- Ketua Lembaga Investigasi dan Penyelidikan Kasus (LIDIK) NTB, Sirnawas alias Ryan saat mendatangi Kantor Redaksi Koran Stabilitas Rabu (15/11) sore mengungkapkan bahwa terkait pekerjaan seluruh paket proyek di BLUD, ada indikasi mark-up harga satuan juga, penyimpangan lainnya, termasuk dugaan kuat bahwa Direktur BLUD setempat mendapat fee proyek dari sejumlah rekanan yang mengerjakan proyek tersebut.
“Coba lihat seluruh pembangunan di BLUD sekarang, terutama pembangunan gedung laboratorium saat ini, selain ada indikasi dikerjakan oleh oknum ASN yaitu oknum pejabat BLUD setempat, juga indikasi lain telah terjadi mark up harga satuan proyek tersebut,” duganya.
Tak hanya pembangunan gedung laboratorium senilai Rp.2Milyar lebih sekarang, tapi juga selama ini pembangunan baru atau rehab sejumlah ruangan, baik ruang inap, ruang rawat juga ruang lainnya di BLUD, ada indikasi membengkakan harga satuan, sehingga memberi keuntungan banyak bagi pelaksana proyek, juga untuk kepentingan fee proyek bagi pengambil kebijakan di BLUD.
“Saya menilai dengan dikelolanya secara langsung seluruh pendapatan oleh BLUD setempat, potensi untuk melakukan penyimpangan uang Negara sangat besar dilakukan oleh oknum pejabat dan oknum pegawai di BLUD, termasuk oknum Direktur BLUD itu sendiri,” ungkapnya.
Ryan juga mengaku pernah mengajukan surat klarifikasi kepada Direktur BLUD, namun tidak dijawab, bahkan hendak menyelesaikan secara kekeluargaan atas keinginan pihak LIDIK yang meminta kepada management BLUD agar transparan menggunakan uang rakyat.”Tapi saya melihat bahwa Direktur BLUD, sosok pejabat yang kuat dugaan menyalahgunakan jawatan serta mendapat sesuatu dari rekanan proyek,” duga Ryan.
Sementara Direktur BLUD Drg H.Ikhsan yang hendak dikonfirmasi via ponselnya, Rabu sore tidak juga menjawab telpon dari Wartawan, bahkan saat hendak ditemui di Kantornya, Senin siang, dokter gigi itu justru mengaku tengah berpuasa, sehingga tidak bisa menerima kehadiran wartawan yang hendak melakukan wawancaran terkait penggunaan anggaran di BLUD selama hampir setahun ini.(KS-Mul)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima |
KOTA BIMA, KS.- Ketua Lembaga Investigasi dan Penyelidikan Kasus (LIDIK) NTB, Sirnawas alias Ryan saat mendatangi Kantor Redaksi Koran Stabilitas Rabu (15/11) sore mengungkapkan bahwa terkait pekerjaan seluruh paket proyek di BLUD, ada indikasi mark-up harga satuan juga, penyimpangan lainnya, termasuk dugaan kuat bahwa Direktur BLUD setempat mendapat fee proyek dari sejumlah rekanan yang mengerjakan proyek tersebut.
“Coba lihat seluruh pembangunan di BLUD sekarang, terutama pembangunan gedung laboratorium saat ini, selain ada indikasi dikerjakan oleh oknum ASN yaitu oknum pejabat BLUD setempat, juga indikasi lain telah terjadi mark up harga satuan proyek tersebut,” duganya.
Tak hanya pembangunan gedung laboratorium senilai Rp.2Milyar lebih sekarang, tapi juga selama ini pembangunan baru atau rehab sejumlah ruangan, baik ruang inap, ruang rawat juga ruang lainnya di BLUD, ada indikasi membengkakan harga satuan, sehingga memberi keuntungan banyak bagi pelaksana proyek, juga untuk kepentingan fee proyek bagi pengambil kebijakan di BLUD.
“Saya menilai dengan dikelolanya secara langsung seluruh pendapatan oleh BLUD setempat, potensi untuk melakukan penyimpangan uang Negara sangat besar dilakukan oleh oknum pejabat dan oknum pegawai di BLUD, termasuk oknum Direktur BLUD itu sendiri,” ungkapnya.
Ryan juga mengaku pernah mengajukan surat klarifikasi kepada Direktur BLUD, namun tidak dijawab, bahkan hendak menyelesaikan secara kekeluargaan atas keinginan pihak LIDIK yang meminta kepada management BLUD agar transparan menggunakan uang rakyat.”Tapi saya melihat bahwa Direktur BLUD, sosok pejabat yang kuat dugaan menyalahgunakan jawatan serta mendapat sesuatu dari rekanan proyek,” duga Ryan.
Sementara Direktur BLUD Drg H.Ikhsan yang hendak dikonfirmasi via ponselnya, Rabu sore tidak juga menjawab telpon dari Wartawan, bahkan saat hendak ditemui di Kantornya, Senin siang, dokter gigi itu justru mengaku tengah berpuasa, sehingga tidak bisa menerima kehadiran wartawan yang hendak melakukan wawancaran terkait penggunaan anggaran di BLUD selama hampir setahun ini.(KS-Mul)
COMMENTS