Sejak pendaftaran dan penyerahan berkas tioga pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bima, dari Jalur perorangan, menunjukkan adanya ker...
Sejak pendaftaran dan penyerahan berkas tioga pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bima, dari Jalur perorangan, menunjukkan adanya keragaman pilihan dari para pemilik hak suara yang ada di Kota Bima. Terbukti ketiga calon dare jalur perorangan tersebut, telah mengantongi dukungan masing-masing lebih dare 10 ribu suara. Dengan banyaknya calon dsari jalur perorangan dalam Pilkada Kota Bima, dapat dipastikan Perebutan Kursi Nomor Satu di Kota Bima bakal seru.
KOTA BIMA, KS.- Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Bima, yang direncakana akan dilaksanakan pada 2018 mendatang tinggal menghitung bulan. Seluruh kandidat baik dare jalur partai politik maupun dare jaluir perorangan tengan mempersiapakan strategi untuk memenangkan kursi nomor wahid tersebut. Sejumlah orang memprediksikan bahwa pertarungan di pesta demokrasi Kota Bima, akan semakin seru dengan munculnya, tiga calon walikota dan Wakil Walikota dari jalur perorangan di periode 2018-2023.
Salah seorang akademisi Kota Bima, Drs Arif Sukirman,MH, mengatakan, masing-masing kandiat yang tampil adi Pilkada Kota Bima pada perode 2018 – 2023, baik dare jalur partai politik maupun jalur perorangan, merupakan kubu yang masing-mamsing memiliki kekuatan dan basis. Dengan demikian, kata dia, perebutan kepemimpinan di Kota Bima, untuk periode kali ini, dipreksi tidak ada pasangan yang mendominasi. “Untuk Pilkada kali ini, berbeda dengan pilkada-pilkada, sebelumnya. Pada Pilkada 2008-2013, Nurlatif- Qurais mendominasi suara diberbagai wilayah. Kemudian diperiode 2013-2018, Qurais-Man kembali mendominasi suara di Kota Bima. Tetapi untuk Pilkada periode 2018-2023, menurut saya tidak ada yang mendominasi, karena masing-masing Pasangan memiliki kekuatan,”ungkapnya.
Dia menguraikan, untuk cawali dari Incumbant H Arahman H Abidin, selain memiliki basis diporos Partai, juga memiliki kekuatan elektabilitas yang masih diperhitungkan, dengan kesusesannya, menjadi wakil Walikota Bima lebih kurang 7 tahun. Sehingga dia masih kuat, tetapi tidak mendominasi. Demikian juga dengan paket Lutfi Feri yang digadang-gadang diusung oleh 8 partai politik. Meskipun mesin politik delapan partai itu difungsikan, namun akan dihadang oleh ketiga calon perorangan. Sementara pasangan yang maju dengan jalur perorangan, merupakan figur yang memiliki kekuatan yang masing-mamsing diandalkan.
“Seperti Drs h Sudirman, dia merupakan pemilik salah satu perguruan tinggi ternama di Kota dan Kabupaten Bima, dia dapat memanfaatkan kekuatan kampusnya sebagai senjata dalam perebutan suara. Sedangkan Pasangan Subhan-Wahyudin, juga merupakan sosok yang memiliki masa riil dan basis yang militan sehingga memiliki kekuatan yang dapat diandalkan. Begitupun dengan Taufik-Usman AK, meskipun Taufik belum begietu dikenbal oleh seluruh warga Kota Bima, tetapi sosok Usman AK, yang pernah menjadi Sekda dan Wakil Bupati itu, mampu mengimbangi kekuatan kandidat lainnya. Selain aitu, ketiga pasangan dare jalur perorangan itu, telah memiliki modal suara masing-masing 10 ribu lebih,”tuturnya.
Disinggung apakah, ada kemungkinan terjadinya pemilihan dua putaran, Arif Sukirman yang akrab disapa Dae Moa itu mengaku, kemungkinan kearah itu sangat mungkin terjadi. Mengingat, tidak adanya pasangan yang mendominasi perolehan suara. “kalau berkaca dare perkembangan politik saat ini, kemungkinan terjadinya dua putaran itu bisa terjadi. Tetapi pelaksanaanya masih tujuh bulan lagi. Siapa tahu dalam perjalanan waktu, terjadi poerubahan peta politik yang signifikan, namanya juga politik, setiap saat bisa saja terjadi,”selorohnya. (KS-MUL)
Ilustrasi |
KOTA BIMA, KS.- Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Bima, yang direncakana akan dilaksanakan pada 2018 mendatang tinggal menghitung bulan. Seluruh kandidat baik dare jalur partai politik maupun dare jaluir perorangan tengan mempersiapakan strategi untuk memenangkan kursi nomor wahid tersebut. Sejumlah orang memprediksikan bahwa pertarungan di pesta demokrasi Kota Bima, akan semakin seru dengan munculnya, tiga calon walikota dan Wakil Walikota dari jalur perorangan di periode 2018-2023.
Salah seorang akademisi Kota Bima, Drs Arif Sukirman,MH, mengatakan, masing-masing kandiat yang tampil adi Pilkada Kota Bima pada perode 2018 – 2023, baik dare jalur partai politik maupun jalur perorangan, merupakan kubu yang masing-mamsing memiliki kekuatan dan basis. Dengan demikian, kata dia, perebutan kepemimpinan di Kota Bima, untuk periode kali ini, dipreksi tidak ada pasangan yang mendominasi. “Untuk Pilkada kali ini, berbeda dengan pilkada-pilkada, sebelumnya. Pada Pilkada 2008-2013, Nurlatif- Qurais mendominasi suara diberbagai wilayah. Kemudian diperiode 2013-2018, Qurais-Man kembali mendominasi suara di Kota Bima. Tetapi untuk Pilkada periode 2018-2023, menurut saya tidak ada yang mendominasi, karena masing-masing Pasangan memiliki kekuatan,”ungkapnya.
Dia menguraikan, untuk cawali dari Incumbant H Arahman H Abidin, selain memiliki basis diporos Partai, juga memiliki kekuatan elektabilitas yang masih diperhitungkan, dengan kesusesannya, menjadi wakil Walikota Bima lebih kurang 7 tahun. Sehingga dia masih kuat, tetapi tidak mendominasi. Demikian juga dengan paket Lutfi Feri yang digadang-gadang diusung oleh 8 partai politik. Meskipun mesin politik delapan partai itu difungsikan, namun akan dihadang oleh ketiga calon perorangan. Sementara pasangan yang maju dengan jalur perorangan, merupakan figur yang memiliki kekuatan yang masing-mamsing diandalkan.
“Seperti Drs h Sudirman, dia merupakan pemilik salah satu perguruan tinggi ternama di Kota dan Kabupaten Bima, dia dapat memanfaatkan kekuatan kampusnya sebagai senjata dalam perebutan suara. Sedangkan Pasangan Subhan-Wahyudin, juga merupakan sosok yang memiliki masa riil dan basis yang militan sehingga memiliki kekuatan yang dapat diandalkan. Begitupun dengan Taufik-Usman AK, meskipun Taufik belum begietu dikenbal oleh seluruh warga Kota Bima, tetapi sosok Usman AK, yang pernah menjadi Sekda dan Wakil Bupati itu, mampu mengimbangi kekuatan kandidat lainnya. Selain aitu, ketiga pasangan dare jalur perorangan itu, telah memiliki modal suara masing-masing 10 ribu lebih,”tuturnya.
Disinggung apakah, ada kemungkinan terjadinya pemilihan dua putaran, Arif Sukirman yang akrab disapa Dae Moa itu mengaku, kemungkinan kearah itu sangat mungkin terjadi. Mengingat, tidak adanya pasangan yang mendominasi perolehan suara. “kalau berkaca dare perkembangan politik saat ini, kemungkinan terjadinya dua putaran itu bisa terjadi. Tetapi pelaksanaanya masih tujuh bulan lagi. Siapa tahu dalam perjalanan waktu, terjadi poerubahan peta politik yang signifikan, namanya juga politik, setiap saat bisa saja terjadi,”selorohnya. (KS-MUL)
COMMENTS