Ulah oknum pengecer pupuk yang ada di sejumlah wilayah Kecamatan di Kabupaten Bima sekarang adalah menaikan harga pupuk semaunya, padahal ha...
Ulah oknum pengecer pupuk yang ada di sejumlah wilayah Kecamatan di Kabupaten Bima sekarang adalah menaikan harga pupuk semaunya, padahal harga eceran tertinggi (HET) untuk setiap netto 50KG hanya Rp.90Ribu lebih. Namun, oleh oknum pengecer menjual ke petani hingga tembus angka Rp.140Ribu bahkan hampir Rp.200Ribu perzaknya. Kondisi ini, selain membuat petani resah dan kecewa, tapi juga sebagian petani menerima harga itu, asalkan tanaman mereka bisa tumbuh baik, tentunya menghasilkan lebih banyak.
BIMA, KS.- Salah seorang petani di Desa Sampungu Kecamatan Soromandi, Nurdin Lendo mengaku tidak keberatan dengan harga pupuk capai Rp.200Ribu saat ini, yang penting ketersediaan pupuk itu ada. Pasalnya, di Sampungu sekarang tidak ada ketersediaan pupuk, padahal pengecernya banyak. Kalaupun ada penyaluran pupuk untuk kebutuhan tanam sekarang dan sebulan ke depan, ia mengaku tidak mendapatkan jatah itu, meski masuk dalam nama petani yang berhak mendapatkan pupuk subsidi.
Memang katanya, di Sampungu tidak sampai ada harga jual Rp.20Ribu atau dibawah harga tersebut. Namun persoalannya saat ini, stok pupuk tidak ada, sementara umur jagung yang ia tanam sekarang sudah hampir 20 hari, yaitu waktunya untuk dipupuk.”Semoga saja, distributor dan pengecer pupuk di sampungu mendengar keluhan saya ini. Sekali lagi, saya tidak persoalkan harganya malah, yang penting pupuk itu ada sekarang di sampungu,” tuturnya.
Senada juga disampaikan Nadir, petani jagung asal Desa Punti Kecamatan Soromandi. Ia berharap agar pemerintah tetap memenuhi kebutuhan pupuk petani hingga musim tanam ke depan. Sebab, di tahun ini petani jagung di punti berlomba-lomba untuk menambah penggarapan lahan, dibandingkan dengan musim tanam sebelumnya. “Satu petani di Punti sekarang minimal tanam jagung dua hektar, bahkan ada yang menanam hampir tujuh delapan hektar. Nah, tentunya kebutuhan pupuk dengan lahan banyak sebanyak bertambah, sedangkan stok pupuk di Desa punti tidak seberapa banyak,” urainya.
Bagaimana dengan harga pupuk di Desa Punti sekarang, apakah ada pengecer yang menjual hingga capai harga Rp.200Ribu ?. Nadir mengaku belum ada. Di Punti harga masih stabil seperti sebelumnya, hanya saja stok pupuk yang tidak ada saat ini, sedangkan petani di Punti saat ini sangat membutuhkan pupuk.
“untuk memenuhi kebutuhan pupuk itu, banyak warga punti yang membali pupuk di Desa lain, meski dengan harga mahal,” ujarnya.
Kades Punti Sumardin yang dimintai tanggapannya terkait kelangkaan pupuk secara tegas mengatakan, langkanya serta mahalnya pupuk subsidi sekarang akibat tidak adanya pengawasan secara serius dari pemerintah Daerah, sehingga dengan seenaknya oknum distributor dan oknum pengecer menjual pupuk subsidi untuk rakyat itu dengan harga mahal.
“Pengawasan secara serius dari pemerintah yang tidak terlihat sekarang di tengah masyarakat, makanya terjadi kenakalan sikap dan prilaku oknum pengecer,” tandasnya.(KS-IB02)
Ilustrasi |
BIMA, KS.- Salah seorang petani di Desa Sampungu Kecamatan Soromandi, Nurdin Lendo mengaku tidak keberatan dengan harga pupuk capai Rp.200Ribu saat ini, yang penting ketersediaan pupuk itu ada. Pasalnya, di Sampungu sekarang tidak ada ketersediaan pupuk, padahal pengecernya banyak. Kalaupun ada penyaluran pupuk untuk kebutuhan tanam sekarang dan sebulan ke depan, ia mengaku tidak mendapatkan jatah itu, meski masuk dalam nama petani yang berhak mendapatkan pupuk subsidi.
Memang katanya, di Sampungu tidak sampai ada harga jual Rp.20Ribu atau dibawah harga tersebut. Namun persoalannya saat ini, stok pupuk tidak ada, sementara umur jagung yang ia tanam sekarang sudah hampir 20 hari, yaitu waktunya untuk dipupuk.”Semoga saja, distributor dan pengecer pupuk di sampungu mendengar keluhan saya ini. Sekali lagi, saya tidak persoalkan harganya malah, yang penting pupuk itu ada sekarang di sampungu,” tuturnya.
Senada juga disampaikan Nadir, petani jagung asal Desa Punti Kecamatan Soromandi. Ia berharap agar pemerintah tetap memenuhi kebutuhan pupuk petani hingga musim tanam ke depan. Sebab, di tahun ini petani jagung di punti berlomba-lomba untuk menambah penggarapan lahan, dibandingkan dengan musim tanam sebelumnya. “Satu petani di Punti sekarang minimal tanam jagung dua hektar, bahkan ada yang menanam hampir tujuh delapan hektar. Nah, tentunya kebutuhan pupuk dengan lahan banyak sebanyak bertambah, sedangkan stok pupuk di Desa punti tidak seberapa banyak,” urainya.
Bagaimana dengan harga pupuk di Desa Punti sekarang, apakah ada pengecer yang menjual hingga capai harga Rp.200Ribu ?. Nadir mengaku belum ada. Di Punti harga masih stabil seperti sebelumnya, hanya saja stok pupuk yang tidak ada saat ini, sedangkan petani di Punti saat ini sangat membutuhkan pupuk.
“untuk memenuhi kebutuhan pupuk itu, banyak warga punti yang membali pupuk di Desa lain, meski dengan harga mahal,” ujarnya.
Kades Punti Sumardin yang dimintai tanggapannya terkait kelangkaan pupuk secara tegas mengatakan, langkanya serta mahalnya pupuk subsidi sekarang akibat tidak adanya pengawasan secara serius dari pemerintah Daerah, sehingga dengan seenaknya oknum distributor dan oknum pengecer menjual pupuk subsidi untuk rakyat itu dengan harga mahal.
“Pengawasan secara serius dari pemerintah yang tidak terlihat sekarang di tengah masyarakat, makanya terjadi kenakalan sikap dan prilaku oknum pengecer,” tandasnya.(KS-IB02)
COMMENTS