Setelah berhasil membangun sebuah masjid megah bernama Masjid Terapung di Pantai Amahami, Pemerintah Kota kembali berencana akan menimbun la...
Setelah berhasil membangun sebuah masjid megah bernama Masjid Terapung di Pantai Amahami, Pemerintah Kota kembali berencana akan menimbun laut sebelah barat ruas jalan Negara, dengan tujuan untuk membuat taman sekitar areal masjid. Dengan harapan, taman nantinya sebagai polesan agar terlihat estetika keberadaan Masjid yang telah menelan anggaran sekitar Rp.17Milyar lebih tersebut.
KOTABIMA, KS.- Kabid Ciptra Karya PU Kota Bima, Ririn,MT yang ditemui di atas menara Masjid Terapung, mengatakan, keinginan pemerintah Kota untuk mengalokasikan anggaran di APBD Kota Bima Tahun Anggaran 2018 untuk penimbunan sebagian laut agar bisa membuat taman dan tempat parker kendaraan bagi warga yang hendak melaksanakan sholat lima waktu di masjid tersebut.
“Yang paling utama adalah bagaimana Kota Bima menjadi Kota yang indah di NTB ini, dan bisa menjadi contoh bagi Daerah lain yang ingin membangun masjid terapung seperti yang telah dilakukan oleh pemerintah sekarang,” paparnya.
Ririn juga menilai bahwa pembangunan masjid terapung oleh PT.Mayalia ini termasuk perusahaan yang membangun menara senilai Rp.2,4Milyar, cukup berkualitas, sehingga pemerintah pun tidak segan-segan untuk memberikan kepercayaan kepada perusahaan tersebut ke depannya.
“Kita berterimakasih kepada perusahaan telah mengerjakan proyek masjid terapung sesuai waktu yang ditentukan oleh Dinas PU, tentunya bersama pihak kontraktor sendiri,” pungkasnya.
Selanjutnya, mengenai rencana pembuatan taman itu, bertujuan agar pembangunan di Kota Bima dapat berkelanjutan, dan bisa dirasakan langsung oleh rakyat Kota, buka pembangunan yang muncul begitu saja, selain dari rencana sebelumnya.
“Kita inginkan agar masjid terapung ini terus dimakmurkan oleh warga Bima semuanya, bukan warga Kota Bima saja, termasuk warga luar daerah Bima yang datang berkunjung atau melaksanakan tugas kedinasan di Kota Bima ini,” kata mantan anak Sekda Kabupaten Bima, Drs.H.Maryono Nasiman,M.Si itu.
Tak hanya itu, Ririn juga menyinggung banyaknya protes dari warga Kota, ketika pemerintah hendak menimbun sebagian laut di Amahami. Padahal, tujuan pemerintah itu positif, demi melayani kepentingan dan kebutuhan rakyat yang tak ada hentinya.
“Pemerintah itu hanya bertugas melayani kepentingan masyarakat banyak, bukan kepentingan penguasan, pejabat atau pegawainya, melainkan seutuhnya kepentingan rakyat secara totalitas. Nah, ketika pemerintah hendak membangun, mestinya rakyat ikut bersama-sama memberikan dukungan secara moril, bukan menolak, apalagi dengan alasan yang tidak jelas,” kata Rin penuh harap.(KS-Sub)
Desain Masjid Terapung Ama Hami |
KOTABIMA, KS.- Kabid Ciptra Karya PU Kota Bima, Ririn,MT yang ditemui di atas menara Masjid Terapung, mengatakan, keinginan pemerintah Kota untuk mengalokasikan anggaran di APBD Kota Bima Tahun Anggaran 2018 untuk penimbunan sebagian laut agar bisa membuat taman dan tempat parker kendaraan bagi warga yang hendak melaksanakan sholat lima waktu di masjid tersebut.
“Yang paling utama adalah bagaimana Kota Bima menjadi Kota yang indah di NTB ini, dan bisa menjadi contoh bagi Daerah lain yang ingin membangun masjid terapung seperti yang telah dilakukan oleh pemerintah sekarang,” paparnya.
Ririn juga menilai bahwa pembangunan masjid terapung oleh PT.Mayalia ini termasuk perusahaan yang membangun menara senilai Rp.2,4Milyar, cukup berkualitas, sehingga pemerintah pun tidak segan-segan untuk memberikan kepercayaan kepada perusahaan tersebut ke depannya.
“Kita berterimakasih kepada perusahaan telah mengerjakan proyek masjid terapung sesuai waktu yang ditentukan oleh Dinas PU, tentunya bersama pihak kontraktor sendiri,” pungkasnya.
Selanjutnya, mengenai rencana pembuatan taman itu, bertujuan agar pembangunan di Kota Bima dapat berkelanjutan, dan bisa dirasakan langsung oleh rakyat Kota, buka pembangunan yang muncul begitu saja, selain dari rencana sebelumnya.
“Kita inginkan agar masjid terapung ini terus dimakmurkan oleh warga Bima semuanya, bukan warga Kota Bima saja, termasuk warga luar daerah Bima yang datang berkunjung atau melaksanakan tugas kedinasan di Kota Bima ini,” kata mantan anak Sekda Kabupaten Bima, Drs.H.Maryono Nasiman,M.Si itu.
Tak hanya itu, Ririn juga menyinggung banyaknya protes dari warga Kota, ketika pemerintah hendak menimbun sebagian laut di Amahami. Padahal, tujuan pemerintah itu positif, demi melayani kepentingan dan kebutuhan rakyat yang tak ada hentinya.
“Pemerintah itu hanya bertugas melayani kepentingan masyarakat banyak, bukan kepentingan penguasan, pejabat atau pegawainya, melainkan seutuhnya kepentingan rakyat secara totalitas. Nah, ketika pemerintah hendak membangun, mestinya rakyat ikut bersama-sama memberikan dukungan secara moril, bukan menolak, apalagi dengan alasan yang tidak jelas,” kata Rin penuh harap.(KS-Sub)
COMMENTS