Aids merupakah salah satu penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan. Penyakit ini pula hingga saat ini belum ditemukan anti septiknya, se...
Aids merupakah salah satu penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan. Penyakit ini pula hingga saat ini belum ditemukan anti septiknya, sehingga pendeeritanya sulit untuk disembuhkan. Penderitya penyakit ini, biasa diderita oleh kebanyakan kaum wanita yang disebabkan perlakuan seks bebas, gionta ganti pasangan, dan juga penyebab lainnya. Dari data yang diperoleh, sebanyak 20 kasus aids kini tengah ditangani pihak medis, baik di Puskesmas, Rumah sakit yang ada di Kabupaten Bima.
BIMA, KS.- Rifaid salah seorang kepala Bidang Didinas Kesehatan Kabupaten Bima, yang dimintai keteraangannya mengungkapkan, sejak tahun 2017 lalu telah terjadi puluhan kasus yang hingga Maret 2018 telah terjadi 20 kasus Aids dikabupatean Bima. Dengan munculnya puluhan kasus Aids tersebut, tidak terlepas dari tanggungjawab pemerintah daerah untuk mencegah dan memberantasnya.
“Sudah banyak hal yang kita lakukan untuk mengeleminir terjangkitnya virus HIV \ Aids di Kabupaten Bima, dengan melakukan sosialisasi tentang bahaya Aids,”akunya.
Dari 20 kasus Aids yang terjadi di KAbupaten Bima, menurut Rifaid terdiri dari dua waria atau 10 persen kemudian laki yang suka sama laki (LSL) 15 persen kemudian anak ODA (orang denga HIV aids) yang di lahirkan dari orang yang terkena penyakit HIV Aids dua orang atau 10 persen, dari pesangan PSK (Pekerja Seks Komersial ), delapan orang atau 40 persen dan lainya satu orang atau 5 persen.
“Kebanyakan yang terkena HIV/Aids itu, pada usia 25-49 tahun, dan kelompok yang rentan pada umur 20-24 tahun dan di atas 50 tahun. Kurang dari empat tahun, dari anak-anak ODA (orang dengan HIV Aids),”jelasnya.
Masih menurut Rifaid,untuk mencegah merebaknya penyakit atau Virtus HIV/Aids, Dionas Kesehatan ( Dinkes) Kabupaten Bima, melaksanakan sosialisasi, tiga kali dalam setahun sesuai dengan anggaran yang tersedia. “ Masalah Aids ini bukan hanya tanggung jawab Dinas kesehatan saja, tetapi juga memrupakan tupoksi dari dari pihak KPA (komisi pembrantasan aids), baik di tingkat nasional , propinsi maupun di kebupaten kota.,”paparnya.
Sementara itu,salah seorang mahasiswa STKIP Bima, Dumari mengungkapkan, dengan banyaknya muncul kasus AIDS di Kabupaten Bima, sangat meresakan, pasalnya penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan secara perlahan itu hingga kini belum di temukan obat yang dapat mencegah penyakit HIV Aids. “ Kami juga merasa ketakutan dengan hadirnya penyakit HIV Aids,”ujar Dumari. (KS-Junari).
Ilustrasi |
BIMA, KS.- Rifaid salah seorang kepala Bidang Didinas Kesehatan Kabupaten Bima, yang dimintai keteraangannya mengungkapkan, sejak tahun 2017 lalu telah terjadi puluhan kasus yang hingga Maret 2018 telah terjadi 20 kasus Aids dikabupatean Bima. Dengan munculnya puluhan kasus Aids tersebut, tidak terlepas dari tanggungjawab pemerintah daerah untuk mencegah dan memberantasnya.
“Sudah banyak hal yang kita lakukan untuk mengeleminir terjangkitnya virus HIV \ Aids di Kabupaten Bima, dengan melakukan sosialisasi tentang bahaya Aids,”akunya.
Dari 20 kasus Aids yang terjadi di KAbupaten Bima, menurut Rifaid terdiri dari dua waria atau 10 persen kemudian laki yang suka sama laki (LSL) 15 persen kemudian anak ODA (orang denga HIV aids) yang di lahirkan dari orang yang terkena penyakit HIV Aids dua orang atau 10 persen, dari pesangan PSK (Pekerja Seks Komersial ), delapan orang atau 40 persen dan lainya satu orang atau 5 persen.
“Kebanyakan yang terkena HIV/Aids itu, pada usia 25-49 tahun, dan kelompok yang rentan pada umur 20-24 tahun dan di atas 50 tahun. Kurang dari empat tahun, dari anak-anak ODA (orang dengan HIV Aids),”jelasnya.
Masih menurut Rifaid,untuk mencegah merebaknya penyakit atau Virtus HIV/Aids, Dionas Kesehatan ( Dinkes) Kabupaten Bima, melaksanakan sosialisasi, tiga kali dalam setahun sesuai dengan anggaran yang tersedia. “ Masalah Aids ini bukan hanya tanggung jawab Dinas kesehatan saja, tetapi juga memrupakan tupoksi dari dari pihak KPA (komisi pembrantasan aids), baik di tingkat nasional , propinsi maupun di kebupaten kota.,”paparnya.
Sementara itu,salah seorang mahasiswa STKIP Bima, Dumari mengungkapkan, dengan banyaknya muncul kasus AIDS di Kabupaten Bima, sangat meresakan, pasalnya penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan secara perlahan itu hingga kini belum di temukan obat yang dapat mencegah penyakit HIV Aids. “ Kami juga merasa ketakutan dengan hadirnya penyakit HIV Aids,”ujar Dumari. (KS-Junari).
COMMENTS