Perusahaan Daerah Wawo (PD Wawo) penyedia garam beryodium mengapresiasi respon Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bima dalam mendukung kem...
Perusahaan Daerah Wawo (PD Wawo) penyedia garam beryodium mengapresiasi respon Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bima dalam mendukung kemajuan PD Wawo. Saat ini PD Wawo tengah dalam proses untuk menggenjot kinerjanya dalam mengembangkan dan meningkatkan penjualan garam beryodium.
BIMA,KS.- Presiden Direktur (Presdir) PD Wawo, Sudirman SH alias Topan kepada wartawan ini mengatakan, PD Wawo tengah dalam proses perluasan pengembangan garam beryodium. Salah satunya di wilayah seluruh Desa dan lainya.
"Kami tengah dan terus meningkatkan kinerja dalam menjalankan tugas dan kewajiban selaku PD Wawo," ujar Topan, saat di wawancarai di halaman kantor Pemkab Bima, Kamis kemarin (26/7/2018).
Topan menyebut, sebagaimana yang tertuang dalam undang-undang Kepmen Kelautan RI serta Kepmen Kesehatan RI, garam beryodium ini tentu harus mampu diedarkan di seluruh wilayah terutama di wilayah Desa dan lainnya.
"Sudah jelas bahwa amanat undang-undang menyatakan bahwa garam beryodium harus di konsumsi oleh seluruh masyarakat Indonesia," jelasnya.
Item ini pun kata Dia, disahkan juga oleh Perda dan Perbub sehingga manfaat dari keberadaan garam beryodium ini bisa dimanfaatkan (dikonsumi) oleh semua orang."Saat ini jumlah Desa yang mendukung keberadaan garam beryodium ini sebanyak 191 Desa," katanya.
Hanya saja kendala saat ini lanjut Topan, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMDes) terkesan tidak ada niat untuk mengsosialisasikan keberadaan dan manfaat garam beryodium ini."Sesuai aturan mestinya dari 1 Kilo garam beryodium yang diperuntukan per-KK dinaikan menjadi 2 sampai 3 Kilo per-KK. Dan itu berlaku selama 1 Tahun. Namun nyatanya sampai saat ini belum maksimal atau belum sesuai dengan harapan," ungkapnya.
Padahal kata dia, manfaat dari mengkonsumsi garam beryodium ini memiliki banyak potensi untuk kesehatan manusian. Terutama mampu mengobati mengantisipaso timbulnya penyakit Gondok, Gatal dan lainya."Manfaat ini berdasarkan hasil uji Lab mengenai pentingnya mengkonsumsi garam beryodium," terangnya.
Topan kembali menyebut, sebenarnya pentingnya mengkonsumi garam beryodium ini sudah tertuang dalam amanat dan intruksi Bupati Bima. Hanya saja, saat ini masih ada beberapa Kepala Desa (Kades) yang terkesan tidak memahami dan merespon akan keberadaan garam beryodium, padahal item ini merupakan program pemerintah.
"Mestinya dana ADD dan DD yang ada di lingkup Pemerintah Desa bisa juga dianggarkan untuk mendukung program ini. Artinya program ini pun sangat penting untuk diterapkan oleh pemerintah Desa," paparnya.
Topan juga kembali menyebut, bahwa keberadaan PD Wawo di dukung atau memiliki mitra 7 Menteri. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya mengkomsumsi garam beryodium oleh masyarakat di seluruh Negara Indonesia."Intinya garam beryodium ini sangat penting untuk dikonsumsi oleh semua kalangan," tuturnya.
Ditambahkan Topan, pihaknya selaku PD Wawo kemarin sudah menggelar rapat dengan Sekda Bima bersama jajarannya dibawah dan pihak DPRD guna membahas mengenai penyebar luasan garam beryodium ini.
"Alhamdulillah pemerintah dan lainya sudah memberikan suport yang sangat luar biasa kepada PD Wawo dan tinggal bagaimana hal ini dijalankan dengan sungguh-sungguh agar garam beryodium ini terisi dan merata (menyembar secara luas,Red)," katanya.
Yang lebih penting lagi sambung Tofan, mengingat harga garam sudah turun, maka pihaknya selaku PD Wawo tentu harus mampu menyelamatkan para petani garam khsusnya mulai dari wilayah Sape Lambu sampai ke Woha."Wilayah ini merupakan sumber dari keberadaan garam beryodium," jelasnya lagi.
Disinggung mengenai jumlah komsusi garam beryodium perbulanya..! Kata Topan, kalau untuk para PNS sekitar 6 sampai 7 Ton per-bulanya. Akan tetapi kata dia, kalau diisi dengan garam untuk wilayah Desa maka jumlahnya sekitar 100 lebih ton pertahunya.
"Kalau jumlah ini benar-benar terealisasi, maka kami akan mampu memproduksi garam beryodium dengan jumlah itu. Tapi sayangnya, gimana kami mau memproduksi sebanyak itu sementara wilayah untuk dipasarkan garam ini hanya sedikit. Terus sisanya mau di pasarkan kemana," ungkapnya.
Lebih jauh Topan menegaskan, PD Wawo akan mampu produksi dalam jumlah yang banyak apabila semua Pemerintah Desa mendukung penyebar secara luas garam beryodium ini."Tapi tadi saya pak Sekda sudah tegas mengatakan bahwa pemerintah tidak boleh dagang. Dan yang hanya boleh berdagang itu adalah BUMD (PD Wawo,Red)," terangnya lagi.
Untuk diketahui kata Topan, berdasarkan undang-undang dan aturan yang ada, PD Wawo memiliki luas wilayah operasi se-Bali Nusra (mulai dari Bali sampai ke Nusa Tenggara Timur,Red). Hanya saja saat ini, baru berlaku di tingkat Kabupaten.
"Tapi target kami di awal tahun 2019 nanti kami PD Wawo akan mengisi garam beryodium ini se-Nusa Tenggara dulu (NTB). Item ini sudah menjadi komintmen gubernur NTB terpilih. Bahkan beliau sudah turun dan berkunjung lansung di gudang PD Wawo. Begitu pun juga dengan Walikota Bima terpilih ini yang mengatakan akan mendukung (bermitra,Red) dengan PD Wawo," Tandasnnya.(KS-RUL)
.jpg) |
| Presiden Direktur (Presdir) PD Wawo, Sudirman SH alias Topan |
BIMA,KS.- Presiden Direktur (Presdir) PD Wawo, Sudirman SH alias Topan kepada wartawan ini mengatakan, PD Wawo tengah dalam proses perluasan pengembangan garam beryodium. Salah satunya di wilayah seluruh Desa dan lainya.
"Kami tengah dan terus meningkatkan kinerja dalam menjalankan tugas dan kewajiban selaku PD Wawo," ujar Topan, saat di wawancarai di halaman kantor Pemkab Bima, Kamis kemarin (26/7/2018).
Topan menyebut, sebagaimana yang tertuang dalam undang-undang Kepmen Kelautan RI serta Kepmen Kesehatan RI, garam beryodium ini tentu harus mampu diedarkan di seluruh wilayah terutama di wilayah Desa dan lainnya.
"Sudah jelas bahwa amanat undang-undang menyatakan bahwa garam beryodium harus di konsumsi oleh seluruh masyarakat Indonesia," jelasnya.
Item ini pun kata Dia, disahkan juga oleh Perda dan Perbub sehingga manfaat dari keberadaan garam beryodium ini bisa dimanfaatkan (dikonsumi) oleh semua orang."Saat ini jumlah Desa yang mendukung keberadaan garam beryodium ini sebanyak 191 Desa," katanya.
Hanya saja kendala saat ini lanjut Topan, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMDes) terkesan tidak ada niat untuk mengsosialisasikan keberadaan dan manfaat garam beryodium ini."Sesuai aturan mestinya dari 1 Kilo garam beryodium yang diperuntukan per-KK dinaikan menjadi 2 sampai 3 Kilo per-KK. Dan itu berlaku selama 1 Tahun. Namun nyatanya sampai saat ini belum maksimal atau belum sesuai dengan harapan," ungkapnya.
Padahal kata dia, manfaat dari mengkonsumsi garam beryodium ini memiliki banyak potensi untuk kesehatan manusian. Terutama mampu mengobati mengantisipaso timbulnya penyakit Gondok, Gatal dan lainya."Manfaat ini berdasarkan hasil uji Lab mengenai pentingnya mengkonsumsi garam beryodium," terangnya.
Topan kembali menyebut, sebenarnya pentingnya mengkonsumi garam beryodium ini sudah tertuang dalam amanat dan intruksi Bupati Bima. Hanya saja, saat ini masih ada beberapa Kepala Desa (Kades) yang terkesan tidak memahami dan merespon akan keberadaan garam beryodium, padahal item ini merupakan program pemerintah.
"Mestinya dana ADD dan DD yang ada di lingkup Pemerintah Desa bisa juga dianggarkan untuk mendukung program ini. Artinya program ini pun sangat penting untuk diterapkan oleh pemerintah Desa," paparnya.
Topan juga kembali menyebut, bahwa keberadaan PD Wawo di dukung atau memiliki mitra 7 Menteri. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya mengkomsumsi garam beryodium oleh masyarakat di seluruh Negara Indonesia."Intinya garam beryodium ini sangat penting untuk dikonsumsi oleh semua kalangan," tuturnya.
Ditambahkan Topan, pihaknya selaku PD Wawo kemarin sudah menggelar rapat dengan Sekda Bima bersama jajarannya dibawah dan pihak DPRD guna membahas mengenai penyebar luasan garam beryodium ini.
"Alhamdulillah pemerintah dan lainya sudah memberikan suport yang sangat luar biasa kepada PD Wawo dan tinggal bagaimana hal ini dijalankan dengan sungguh-sungguh agar garam beryodium ini terisi dan merata (menyembar secara luas,Red)," katanya.
Yang lebih penting lagi sambung Tofan, mengingat harga garam sudah turun, maka pihaknya selaku PD Wawo tentu harus mampu menyelamatkan para petani garam khsusnya mulai dari wilayah Sape Lambu sampai ke Woha."Wilayah ini merupakan sumber dari keberadaan garam beryodium," jelasnya lagi.
Disinggung mengenai jumlah komsusi garam beryodium perbulanya..! Kata Topan, kalau untuk para PNS sekitar 6 sampai 7 Ton per-bulanya. Akan tetapi kata dia, kalau diisi dengan garam untuk wilayah Desa maka jumlahnya sekitar 100 lebih ton pertahunya.
"Kalau jumlah ini benar-benar terealisasi, maka kami akan mampu memproduksi garam beryodium dengan jumlah itu. Tapi sayangnya, gimana kami mau memproduksi sebanyak itu sementara wilayah untuk dipasarkan garam ini hanya sedikit. Terus sisanya mau di pasarkan kemana," ungkapnya.
Lebih jauh Topan menegaskan, PD Wawo akan mampu produksi dalam jumlah yang banyak apabila semua Pemerintah Desa mendukung penyebar secara luas garam beryodium ini."Tapi tadi saya pak Sekda sudah tegas mengatakan bahwa pemerintah tidak boleh dagang. Dan yang hanya boleh berdagang itu adalah BUMD (PD Wawo,Red)," terangnya lagi.
Untuk diketahui kata Topan, berdasarkan undang-undang dan aturan yang ada, PD Wawo memiliki luas wilayah operasi se-Bali Nusra (mulai dari Bali sampai ke Nusa Tenggara Timur,Red). Hanya saja saat ini, baru berlaku di tingkat Kabupaten.
"Tapi target kami di awal tahun 2019 nanti kami PD Wawo akan mengisi garam beryodium ini se-Nusa Tenggara dulu (NTB). Item ini sudah menjadi komintmen gubernur NTB terpilih. Bahkan beliau sudah turun dan berkunjung lansung di gudang PD Wawo. Begitu pun juga dengan Walikota Bima terpilih ini yang mengatakan akan mendukung (bermitra,Red) dengan PD Wawo," Tandasnnya.(KS-RUL)
COMMENTS