Wacana pemindahan Ibukota Kabupaten Bima ke Desa Godo Kecamatan Woha, kian memanas. Saking panasnya, sorotan tidak saja muncul dari kalangan...
Wacana pemindahan Ibukota Kabupaten Bima ke Desa Godo Kecamatan Woha, kian memanas. Saking panasnya, sorotan tidak saja muncul dari kalangan aktifis, Pegiat LSM dan Tokoh Pemuda serta elemen lain yang ada. Namun, juga datang dari Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bima. Salah satunya, Anggota Dewan,M.Natsir, S.Sos politisi asal Desa Ngali Kecamatan Belo. Bahkan, Legislator Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut menuding Bupati Bima, HJ.Indah Damayanti Omdo (Omong doang).
BIMA, KS. — Tudingan miring terhadap orang nomor satu itu, menyusul wacana pemindahan Ibukota Kabupaten yang tidak pernah terwujud.”Dinda hanya bisa berjanji. Faktanya, pemindahan Ibukota Kabupaten sampai sekarang tidak terwujud, hanya janji-janji melulu tapi tidak dipenuhi,” kata Natsir kepada Koran Stabilitas Kamis (5/7) di Sekretariat PAN Kabupaten Bima.
Tahun 2017 lanjutnya, soal itu Dinda sempat berjanji akan segera menempati Kantor baru di Kecamatan Woha. Buktinya, hingga detik ini belum juga ada tanda-tanda atau keinginan untuk hijrah dan hengkang dari Kota Bima.”Dulu, janjinya akan pindah di Bulan Juli 2017. Sekarang, Bulan Agustus. Artinya, janji Dinda untuk pindah terhitung sudah satu tahun,” ujarnya.
Alasanya pun masih tetap sama, yakni pembangunan Kantor Bupati dan SKPD/OPD masih dalam tahap pekerjaan. Jika menunggu pekerjaan itu rampung 100 persen, apa iya ada jaminan proyek dimaksud dapat dituntaskan sampai Bulan Agustus.”Kalau tidak bagaimana, nggak jadi pindah lagi dengan alasan belum selesai pekerjaan,” tuturnya.
Sesungguhnya sebut Natsir, hal itu tergantung niat dan kemauan, soal layak atau tidaknya bukan menjadi masalah. Toh imbuhnya, KLK yang sekarang dijadikan Kantor sementara banyak yang menilai tidak layak. Baik dari segi kenyamanan maupun fasilitas serta fisik Gedung.
”Bicara layak, nyaman atau tidak, menurut saya kantor yang saat ini ditempati belum layak. Saya kira, yang paling penting adalah niat dan kemauan. Dinda punya niat nggak, seberapa besar kemauannya untuk pindah. Kalau hal itu tidak ada, jangan heran wacana dalam kaitan itu bisa terwujud,” terangnya. (KS-Anhar)
![]() |
Kantor Bupati di Woha |
BIMA, KS. — Tudingan miring terhadap orang nomor satu itu, menyusul wacana pemindahan Ibukota Kabupaten yang tidak pernah terwujud.”Dinda hanya bisa berjanji. Faktanya, pemindahan Ibukota Kabupaten sampai sekarang tidak terwujud, hanya janji-janji melulu tapi tidak dipenuhi,” kata Natsir kepada Koran Stabilitas Kamis (5/7) di Sekretariat PAN Kabupaten Bima.
Tahun 2017 lanjutnya, soal itu Dinda sempat berjanji akan segera menempati Kantor baru di Kecamatan Woha. Buktinya, hingga detik ini belum juga ada tanda-tanda atau keinginan untuk hijrah dan hengkang dari Kota Bima.”Dulu, janjinya akan pindah di Bulan Juli 2017. Sekarang, Bulan Agustus. Artinya, janji Dinda untuk pindah terhitung sudah satu tahun,” ujarnya.
Alasanya pun masih tetap sama, yakni pembangunan Kantor Bupati dan SKPD/OPD masih dalam tahap pekerjaan. Jika menunggu pekerjaan itu rampung 100 persen, apa iya ada jaminan proyek dimaksud dapat dituntaskan sampai Bulan Agustus.”Kalau tidak bagaimana, nggak jadi pindah lagi dengan alasan belum selesai pekerjaan,” tuturnya.
Sesungguhnya sebut Natsir, hal itu tergantung niat dan kemauan, soal layak atau tidaknya bukan menjadi masalah. Toh imbuhnya, KLK yang sekarang dijadikan Kantor sementara banyak yang menilai tidak layak. Baik dari segi kenyamanan maupun fasilitas serta fisik Gedung.
”Bicara layak, nyaman atau tidak, menurut saya kantor yang saat ini ditempati belum layak. Saya kira, yang paling penting adalah niat dan kemauan. Dinda punya niat nggak, seberapa besar kemauannya untuk pindah. Kalau hal itu tidak ada, jangan heran wacana dalam kaitan itu bisa terwujud,” terangnya. (KS-Anhar)
COMMENTS