Nama H.M.Qurais H.Abidin sepertinya tidak asing lagi, baik buat masyarakat Kota Bima, Kabupaten Bima, Dompu, Sumbawa maupun Provinsi hingga ...
Nama H.M.Qurais H.Abidin sepertinya tidak asing lagi, baik buat masyarakat Kota Bima, Kabupaten Bima, Dompu, Sumbawa maupun Provinsi hingga bahkan Nasional. Ketenaran salah satu sosok penting tersebut, bukan saja karena keberhasilan dalam karier politik sampai menduduki Kursi Walikota Bima selama 8 Tahun. Namun, jauh sebelum itu, sejak menekuni Dunia Bisnis. Jadi tak heran, apabila Putra H.Abidin itu disebut-sebut sebagai salah satu Pengusaha Sukses. Bagaimana sesungguhnya sosok HMQ di mata Hadi Santoso, Pengusaha Muda sukses sekaligus pemilik Toko Elektronik ternama Central Muslim?
KOTA BIMA, KS.- Di mata Hadi S, Akademisi sekaligus Koordinator Tim Pemenangan paslon Pilgub NTB terpilih Zul – Rohmi untuk Bima - Dompu. HMQ merupakan sosok yang sangat perhatian, peduli terhadap sesame. Meski, terlalu menghormati aturan.”Saya mengagumi beliau, alasanya karena selain terlalu menghormati aturan., beliau juga sangat perhatian, peduli dan suka membantu,” kata Hadi.
Sepengetahuanya, selama ini sudah banyak yang HMQ perbuat, tindakanya nyata dan terbukti. Ada yang tampak terlihat dan mencuat ke permukaan, ada pula bantuan dalam bentuk sembunyi-sembunyi. Maksudnya, tidak terungkap atau diungkap ke public.”Itu adalah wujud nyata perhatian HMQ. Saya tahu Ia pantau karir saya, membantu saya tanpa harus beliau ungkap ke public. Terlalu banyak orang yang beliau bantu tanpa menyadari kalau sesungguhnya itu berasal darinya. Termasuk saya, “ ujarnya.
Sosok HMQ yang terlalu menghormati aturan tercermin ketika Hadi S hendak bertatap muka dengan Walikota Bima tersebut. Tujuanya, ada hal penting yang ingin di diskusikan.”Aji, Ananda mohon perkenan menghadap? Tanyaku. Besok Jam 9 : 00 Pagi. Saya tunggu di Kantor,” jawabnya singkat. Tapi ini mendesak Aji, ada yang penting ingin ananda diskusikan?”pintaku agak memaksa. Besok saja di Kantor,” tandasnya.
Mendengar hal itu, Hadi pun tak berani membantah, Pagi sekitar Jam 09:05 dirinya baru sampai di Halaman Kantor Walikota Bima. Tidak berani ambil resiko, ia pun berlarian sampai berpeluh, karena yang ia kenal HMQ adalah sosok yang sangat On Time. Bahkan, sudah beberapa kali dirinya diabaikan karena tidak tepat waktu.
“Tergogoh saya, melapor di Pos Jaga Pol PP Lantai I. Kalau 10 Tahun lalu, saya sih main terobos saja. Mata saya tiba-tiba terpaku pada bang Sariman, SH Pejabat Prfotokoler Pemkot Bima yang Nampak gelisah mencari-cari orang. Bang, cari siapa?” sapaku.”Nunggu Tamu pak Walikota jam 9:00 katanya datang.
“Lho, saya juga dijanjikan ketemu jam 9:00 sama beliau bang. Tapi saya telat 5 Menit ini, emang s iapa se tamunya kata beliau, bang,” ujarnku.
"Astaga, ternyata Pak Hadi yg dimaksud beliau. Sudah cepat masuk langsung ke ruangan beliau. Untung beliau masih pimpin rapat. Pak Wali berpesan, tamunya langsung di suruh tunggu d ruangannya," ujar Bang Sariman, SH.
Saya pun bergegas masuk dalam ruangan Walikota Bima. Tak lama berselang muncullah sosok laki-laki tampan berwibawa itu. Pria yang sudah saya anggap seperti ayah sendiri, jauh sebelum ia "menduduki" kantor ini.
"Maaf Aji telat. Harus pimpin rapat dulu, " ujarnya membuka pembicaraan.
Saya diam, "Untung Bang Sariman, tidak bocorkan keterlambatan saya. Coba gitu pasti kena sindiran lagi. Tp ini malah beliau yg meminta maaf. Hehehe," bathinku.
"Saya tidak bisa terima Pak Ir Hadi Santoso, di rumah. Karena itu rumah Dinas yang semuanya d biayai oleh Pemerintah dari uang Rakyat. Tidak boleh dipakai urusan politik. Kalau di kantor, semua kepentingan A-Z harus saya layani. Karena di kantor ini, saya adalah pelayan," jelasnya.
Saya diam tertegun, "Ia tetap seperti 10 tahun lalu. Saat beliau masih pengusaha murni. Placed In The Right Place. Semua ditempatkan pada tempatnya," bathinku.
Meski, 12 tahun lalu sebelum ia menjabat. aku bebas "berkeliaran" di rumahnya. Bebas makan, bebas bersanda gurau dengan Umi Tua (Mertuanya), Umi Yani (Istrinya) Kak Nanu, Selvy (Anak Sulungnya), dan Fikar (Anak keduanya).
Setelah panjang lebar berbincang agenda kami.
"Aji, photo berdua dlu?" pintaku
Saat sy berpose dgn gaya bebas.
"Ini ruangan Walikota, mana boleh photo begitu," tegurnya.
Saya tak membantah,
Begitulah sosok H Qurais H Abidin.
Sosok yang saya segani karena konsistensi pada prinsip dan aturan. Wajar jika ditangannya, Pemkot Bima meraih predikat pengelolaan keuangan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian).
Namun, ia juga sosok yang sangat perhatian. Saya tahu ia pantau karir saya.
Membantu saya, tanpa ia ungkap ke publik. Terlalu banyak orang yang ia bantu tak menyadari bantuannya, termasuk saya.
Jadi jangan heran, karyawan-karyawan perusahaannya turun temurun sampai anak cucu mereka. Karena Sosok yang sepintas kelihatan "JAIM" (Jaga Image) itu, jauh didalamnya kaya perhatian dan kasih sayang! (KS-Anhar)
![]() |
Hadi Santoso saat bertemu H.M.Qurais H.Abidin |
KOTA BIMA, KS.- Di mata Hadi S, Akademisi sekaligus Koordinator Tim Pemenangan paslon Pilgub NTB terpilih Zul – Rohmi untuk Bima - Dompu. HMQ merupakan sosok yang sangat perhatian, peduli terhadap sesame. Meski, terlalu menghormati aturan.”Saya mengagumi beliau, alasanya karena selain terlalu menghormati aturan., beliau juga sangat perhatian, peduli dan suka membantu,” kata Hadi.
Sepengetahuanya, selama ini sudah banyak yang HMQ perbuat, tindakanya nyata dan terbukti. Ada yang tampak terlihat dan mencuat ke permukaan, ada pula bantuan dalam bentuk sembunyi-sembunyi. Maksudnya, tidak terungkap atau diungkap ke public.”Itu adalah wujud nyata perhatian HMQ. Saya tahu Ia pantau karir saya, membantu saya tanpa harus beliau ungkap ke public. Terlalu banyak orang yang beliau bantu tanpa menyadari kalau sesungguhnya itu berasal darinya. Termasuk saya, “ ujarnya.
Sosok HMQ yang terlalu menghormati aturan tercermin ketika Hadi S hendak bertatap muka dengan Walikota Bima tersebut. Tujuanya, ada hal penting yang ingin di diskusikan.”Aji, Ananda mohon perkenan menghadap? Tanyaku. Besok Jam 9 : 00 Pagi. Saya tunggu di Kantor,” jawabnya singkat. Tapi ini mendesak Aji, ada yang penting ingin ananda diskusikan?”pintaku agak memaksa. Besok saja di Kantor,” tandasnya.
Mendengar hal itu, Hadi pun tak berani membantah, Pagi sekitar Jam 09:05 dirinya baru sampai di Halaman Kantor Walikota Bima. Tidak berani ambil resiko, ia pun berlarian sampai berpeluh, karena yang ia kenal HMQ adalah sosok yang sangat On Time. Bahkan, sudah beberapa kali dirinya diabaikan karena tidak tepat waktu.
“Tergogoh saya, melapor di Pos Jaga Pol PP Lantai I. Kalau 10 Tahun lalu, saya sih main terobos saja. Mata saya tiba-tiba terpaku pada bang Sariman, SH Pejabat Prfotokoler Pemkot Bima yang Nampak gelisah mencari-cari orang. Bang, cari siapa?” sapaku.”Nunggu Tamu pak Walikota jam 9:00 katanya datang.
“Lho, saya juga dijanjikan ketemu jam 9:00 sama beliau bang. Tapi saya telat 5 Menit ini, emang s iapa se tamunya kata beliau, bang,” ujarnku.
"Astaga, ternyata Pak Hadi yg dimaksud beliau. Sudah cepat masuk langsung ke ruangan beliau. Untung beliau masih pimpin rapat. Pak Wali berpesan, tamunya langsung di suruh tunggu d ruangannya," ujar Bang Sariman, SH.
Saya pun bergegas masuk dalam ruangan Walikota Bima. Tak lama berselang muncullah sosok laki-laki tampan berwibawa itu. Pria yang sudah saya anggap seperti ayah sendiri, jauh sebelum ia "menduduki" kantor ini.
"Maaf Aji telat. Harus pimpin rapat dulu, " ujarnya membuka pembicaraan.
Saya diam, "Untung Bang Sariman, tidak bocorkan keterlambatan saya. Coba gitu pasti kena sindiran lagi. Tp ini malah beliau yg meminta maaf. Hehehe," bathinku.
"Saya tidak bisa terima Pak Ir Hadi Santoso, di rumah. Karena itu rumah Dinas yang semuanya d biayai oleh Pemerintah dari uang Rakyat. Tidak boleh dipakai urusan politik. Kalau di kantor, semua kepentingan A-Z harus saya layani. Karena di kantor ini, saya adalah pelayan," jelasnya.
Saya diam tertegun, "Ia tetap seperti 10 tahun lalu. Saat beliau masih pengusaha murni. Placed In The Right Place. Semua ditempatkan pada tempatnya," bathinku.
Meski, 12 tahun lalu sebelum ia menjabat. aku bebas "berkeliaran" di rumahnya. Bebas makan, bebas bersanda gurau dengan Umi Tua (Mertuanya), Umi Yani (Istrinya) Kak Nanu, Selvy (Anak Sulungnya), dan Fikar (Anak keduanya).
Setelah panjang lebar berbincang agenda kami.
"Aji, photo berdua dlu?" pintaku
Saat sy berpose dgn gaya bebas.
"Ini ruangan Walikota, mana boleh photo begitu," tegurnya.
Saya tak membantah,
Begitulah sosok H Qurais H Abidin.
Sosok yang saya segani karena konsistensi pada prinsip dan aturan. Wajar jika ditangannya, Pemkot Bima meraih predikat pengelolaan keuangan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian).
Namun, ia juga sosok yang sangat perhatian. Saya tahu ia pantau karir saya.
Membantu saya, tanpa ia ungkap ke publik. Terlalu banyak orang yang ia bantu tak menyadari bantuannya, termasuk saya.
Jadi jangan heran, karyawan-karyawan perusahaannya turun temurun sampai anak cucu mereka. Karena Sosok yang sepintas kelihatan "JAIM" (Jaga Image) itu, jauh didalamnya kaya perhatian dan kasih sayang! (KS-Anhar)
COMMENTS