Perhatian untuk Langgar Kuno di Melayu terus berdatangan.Kali ini, dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas 2 B Raba Bima. Rabu (1/8), Kepala...
Perhatian untuk Langgar Kuno di Melayu terus berdatangan.Kali ini, dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas 2 B Raba Bima. Rabu (1/8), Kepala Rutan,H.Khalik dan jajaranya melaksanakan kegiatan bakti sosial untuk Langgar Kuno yang berlokasi di Lingkungan Melayu Kelurahan Melayu Kecamatan Asakota Kota Bima tersebut. Bentuknya, pembangunan Tempat/Bak Air guna keperluan ber Wudhu.
KOTA BIMA, KS.- Menariknya, kegiatan sebagai bukti kepedulian terhadap Sarana Ibadah bersejarah bagi Umat Luslim tersebut juga melibatkan 14 Narapidana (Napi) dan pihak lain. Seperti, Babinkantibmas, Asakota, Feri, Lurah Melayu, Tokoh Agama (Toga), Tokoh Masyarakat (Toma), Ketua RT/RW serta masyarakat setempat.
"Ini adalah salah satu bukti keperdulian kami pada tempat ibadah. Kegiatan ini mendadak, tanpa ada rencana sebelumnya," kata Ketua Rutan, H.Khalik kepada Koran Stabilitas Rabu Pagi.
Diakuinya, kegiatan semacam ini juga memiliki tujuan lain.Salah satunya, pembinaan terhadap Napi, sehingga tidak ada lagi perbedaan antara Napi dengan Masyarakat.
"Pembinaan untuk Napi, jadi ketika masa tahanan mereka berakhir (bebas). Mereka tidak lagi minder,bisa berbaur,bergaul dan bekerjasama dengan semua elemen yang ada," ujar Putra asal Raba Dompu Kota Bima tersebut.
Sementara itu, Lurah Melayu menyampaikan rasa terimakasih tak terhingga atas perhatian Rutan berikut Napi untuk Langgar Kuno yang di bangun sejak Tahun 1608 tersebut.
"Mewakili masyarakat Melayu, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Khusus Langgar ini, belum ada perhatian pemerintah daerah (pemda), kecuali Pemkab Bima. Baik secara pribadi maupun Institusi," akunya.
Feri Babinkantibmas Wilayah Hukum Asakota mengaku kegiatan semacam ini merupakan yang kesekian kalinya."Sudah sering, termasuk dari Imigrasi juga Wartawan," terangnya.(KS-Anhar)
Jajaran Rutan Klas IIB Raba-Bima saat membangun Tempat/Bak Air guna keperluan ber Wudhu. |
KOTA BIMA, KS.- Menariknya, kegiatan sebagai bukti kepedulian terhadap Sarana Ibadah bersejarah bagi Umat Luslim tersebut juga melibatkan 14 Narapidana (Napi) dan pihak lain. Seperti, Babinkantibmas, Asakota, Feri, Lurah Melayu, Tokoh Agama (Toga), Tokoh Masyarakat (Toma), Ketua RT/RW serta masyarakat setempat.
"Ini adalah salah satu bukti keperdulian kami pada tempat ibadah. Kegiatan ini mendadak, tanpa ada rencana sebelumnya," kata Ketua Rutan, H.Khalik kepada Koran Stabilitas Rabu Pagi.
Diakuinya, kegiatan semacam ini juga memiliki tujuan lain.Salah satunya, pembinaan terhadap Napi, sehingga tidak ada lagi perbedaan antara Napi dengan Masyarakat.
"Pembinaan untuk Napi, jadi ketika masa tahanan mereka berakhir (bebas). Mereka tidak lagi minder,bisa berbaur,bergaul dan bekerjasama dengan semua elemen yang ada," ujar Putra asal Raba Dompu Kota Bima tersebut.
Sementara itu, Lurah Melayu menyampaikan rasa terimakasih tak terhingga atas perhatian Rutan berikut Napi untuk Langgar Kuno yang di bangun sejak Tahun 1608 tersebut.
"Mewakili masyarakat Melayu, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Khusus Langgar ini, belum ada perhatian pemerintah daerah (pemda), kecuali Pemkab Bima. Baik secara pribadi maupun Institusi," akunya.
Feri Babinkantibmas Wilayah Hukum Asakota mengaku kegiatan semacam ini merupakan yang kesekian kalinya."Sudah sering, termasuk dari Imigrasi juga Wartawan," terangnya.(KS-Anhar)
COMMENTS