Belakangan ini, Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Kota Bima dihadapkan dengan Proses Hukum atas dugaan Penyalah...
Belakangan ini, Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Kota Bima dihadapkan dengan Proses Hukum atas dugaan Penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) untuk Ratusan PAUD/TK. Bahkan saat ini, Seksi Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Raba Bima tengah serius melakukan Penyelidikan seputar Penggunaan Uang Negara Miliaran tersebut.
KOTA BIMA, KS. - Sepertinya, dugaan penyalahgunaan Uang Negara di Dinas tersebut bukan hanya melalui dana BOP. Tetapi, juga alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran (TA) 2018 untuk Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW). Masalahnya, Uang sudah dicairkan ke masing-masing Lembaga penerima bantauan. Tetapi, program tidak dijalankan sebagaimana aturan yang telah ditentukan.
Praktek yang terindikasi merugikan Negara itu ditemukan pada beberapa Lembaga di Kota Bima. Seperti, di PKW Mekar Sari dan PKBM Al-Hikmah. Dua Lembaga dengan besaran bantuan masing-masing Rp.50 Juta tersebut diduga kuat tidak menjalankan kegiatan sesuai Petunjuk Pelaksana/Petunjuk Teknik (Juklak/Juknis).
“Uangnya sudah dicairkan, ada nama Lembaga berikut lokasinya. Namun, kegiatan diduga tidak dijalankan, seperti kursus menjahit di Mekar Sari serta Pelatihan Perbengkelan di PKBM Al-Hikmah,” ungkap sumber terpercaya Koran Stabilitas.
Sumber mengaku, temuan dalam kaitan itu berdasarkan hasil investigasi khusus dibeberapa Lembaga penerima dana bantuan tersebut. Hasilnya, ada beberapa Lembaga yang disinyalir tidak menjalankan program sesuai aturan yang ada.”Kalau di Mekar Sari, Lembaga berikut lokasi kegiatanya memang ada, cuman kegiatan pelatihan tidak berjalan efektif. Yang parah itu, di PKBM Al-Hikmah, anggaran sudah dicairkan, tapi kegiatan pelatihan sama sekali tidak ada,” duga sumber.
Selain itu, pun terdapat temuan lain. Sebut saja, peruntukan bantuan untuk setiap Warga Belajar (WB), baik di Mekar Sari, Alhikmah maupun Lembaga lain yang mendapat dana bantuan tersebut.”Kami juga menemukan soal bantuan untuk masing-masing WB yang hingga saat ini belum sepenuhnya diberikan. Baik berupa Uang maupun Peralatan,” beber sumber.
Pengelola Lembaga Mekar Sari, Halimah saat diwawancara Wartawan Koran ini Minggu (21/10) dengan tegas menyatakan, program tersebutsudah dijalankan sesuai petunjuk yang telah ditentukan.”Sudah saya jalankan sesuai aturan yang ada,” katanya di Kediamananya yang berlokasi di Lingkungan Raba Dompu Kota Bima.
Disinggung soal anggaran untuk WB yang belum sepenuhnya diberikan, Halimah mengaku, dari total sebesar Rp.325 Ribu, baru Rp.150 Ribu yang sudah diberikan ke setiap WB. Sehingga, masih tersisa Rp.175 Ribu.”InsaAllah, saya akan menyerahkan semuanya setelah program kegiatan berakhir,” akunya.
Hal serupa disampaikan, Jakaria Pengelola PKBM AL-Hikmah. Ia menegaskan, kegiatan termasuk salah satunya pelatihan perbengkelan sudah dilaksanakan sesuai aturan main sessungguhnya. Untuk teorinya, berlokasi di SMAN 5 Kota Bima, sementara prakteknya di Bengkel Amanah sekitar lokasi Lembaga dimaksud.”Teori dan prakteknya masing-masing lima hari, itupun selang-seling. Kalau sudah Lima Hari teorinya, selanjutnya lima hari untuk praktek. Soal peralatan untuk WB, alhamdulillah sudah saya serahkan semuanya,” terangnya. (KS-Aiz)
![]() |
Ilustrasi |
KOTA BIMA, KS. - Sepertinya, dugaan penyalahgunaan Uang Negara di Dinas tersebut bukan hanya melalui dana BOP. Tetapi, juga alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran (TA) 2018 untuk Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW). Masalahnya, Uang sudah dicairkan ke masing-masing Lembaga penerima bantauan. Tetapi, program tidak dijalankan sebagaimana aturan yang telah ditentukan.
Praktek yang terindikasi merugikan Negara itu ditemukan pada beberapa Lembaga di Kota Bima. Seperti, di PKW Mekar Sari dan PKBM Al-Hikmah. Dua Lembaga dengan besaran bantuan masing-masing Rp.50 Juta tersebut diduga kuat tidak menjalankan kegiatan sesuai Petunjuk Pelaksana/Petunjuk Teknik (Juklak/Juknis).
“Uangnya sudah dicairkan, ada nama Lembaga berikut lokasinya. Namun, kegiatan diduga tidak dijalankan, seperti kursus menjahit di Mekar Sari serta Pelatihan Perbengkelan di PKBM Al-Hikmah,” ungkap sumber terpercaya Koran Stabilitas.
Sumber mengaku, temuan dalam kaitan itu berdasarkan hasil investigasi khusus dibeberapa Lembaga penerima dana bantuan tersebut. Hasilnya, ada beberapa Lembaga yang disinyalir tidak menjalankan program sesuai aturan yang ada.”Kalau di Mekar Sari, Lembaga berikut lokasi kegiatanya memang ada, cuman kegiatan pelatihan tidak berjalan efektif. Yang parah itu, di PKBM Al-Hikmah, anggaran sudah dicairkan, tapi kegiatan pelatihan sama sekali tidak ada,” duga sumber.
Selain itu, pun terdapat temuan lain. Sebut saja, peruntukan bantuan untuk setiap Warga Belajar (WB), baik di Mekar Sari, Alhikmah maupun Lembaga lain yang mendapat dana bantuan tersebut.”Kami juga menemukan soal bantuan untuk masing-masing WB yang hingga saat ini belum sepenuhnya diberikan. Baik berupa Uang maupun Peralatan,” beber sumber.
Pengelola Lembaga Mekar Sari, Halimah saat diwawancara Wartawan Koran ini Minggu (21/10) dengan tegas menyatakan, program tersebutsudah dijalankan sesuai petunjuk yang telah ditentukan.”Sudah saya jalankan sesuai aturan yang ada,” katanya di Kediamananya yang berlokasi di Lingkungan Raba Dompu Kota Bima.
Disinggung soal anggaran untuk WB yang belum sepenuhnya diberikan, Halimah mengaku, dari total sebesar Rp.325 Ribu, baru Rp.150 Ribu yang sudah diberikan ke setiap WB. Sehingga, masih tersisa Rp.175 Ribu.”InsaAllah, saya akan menyerahkan semuanya setelah program kegiatan berakhir,” akunya.
Hal serupa disampaikan, Jakaria Pengelola PKBM AL-Hikmah. Ia menegaskan, kegiatan termasuk salah satunya pelatihan perbengkelan sudah dilaksanakan sesuai aturan main sessungguhnya. Untuk teorinya, berlokasi di SMAN 5 Kota Bima, sementara prakteknya di Bengkel Amanah sekitar lokasi Lembaga dimaksud.”Teori dan prakteknya masing-masing lima hari, itupun selang-seling. Kalau sudah Lima Hari teorinya, selanjutnya lima hari untuk praktek. Soal peralatan untuk WB, alhamdulillah sudah saya serahkan semuanya,” terangnya. (KS-Aiz)
COMMENTS