Ada-ada saja ulah oknum pejabat lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima untuk mencari keuntungan pribadi.
Ada-ada saja ulah oknum pejabat lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima untuk mencari keuntungan pribadi. Ada yang diduga sebagai calo (kurier) CPNSD,menjual SK Honorer Daerah (Honda), bahkan ada pula yang memanfaatkan jabatan untuk mencari keuntungan melalui perekrutan tenaga sukarela. Praktek-praktek semacam itu seolah sudah menjadi tradisi buruk dan bukan lagi menjadi rahasia umum. Karena,terkesan dilakukan secara terang-terangan.
Dugaan memanfaatkan jabatan yang dipercayakan oleh Bupati Bima, Drs H.Syafrudin, HM.Nur, M.Pd untuk meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah, pun terjadi melalui perekrutan Bidan Pegawai Tidak Tetap atau yang lebih dikenal dengan Bidan PTT. Praktek tidak terpuji itu diduga dilakukan oknum Kepala Puskesmas Soromandi, Alamsyah. Diduga, oknum itu sukses meraup keuntungan hingga mencapai Rp.30 juta lebih pada perekrutan Bidan PTT. Sebab, ke-empat orang bidan inisial L, D dan dua orang lainya yang berhasil lolos sebagai tenaga medis tidak tetap tersebut masing-masing menyetor uang sebesar Rp. 10 juta.
“Oknum pejabat itu diduga menarik uang Rp. 10 juta per-bidan PTT. Hanya saja, ada satu orang dari empat bidan yang tidak menyetor uang. Karena, tidak memiliki uang sebesar yang diminta oleh oknum tersebut, “ungkap Ketua LSM Kipang NTB, Budiman, MS kepada Koran Stabilitas belum lama ini.
Parahnya lanjut Budiman, karena tidak memiliki uang sebesar itu, mimpi salah seorang Bidan asal Kecamatan Soromandi untuk menjadi Bidan PTT kandas ditengah jalan. Diduga, jatah untuk bidan tersebut dijual ke Bidan lain yang memiliki uang sesuai permintaan oknum pejabat dibawah naungan Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima tersebut. “Saya menduga jatah itu dijual kepada Bidan lain yang memiliki uang, “duganya.
Dugaan pemanfaatan perekrutan Bidan PTT untuk mencari keuntungan pribadi dan atau golongan tertentu, disinyalir bukan kali ini saja. Melainkan, sudah sering kali. Hanya saja, dugaan permainan uang dalam perekrutan itu dilakukan secara sistimatis dan rapi. Ditambah lagi, para korban yang enggan buka mulut soal dugaan tersebut. “Praktek tidak terpuji itu bukan kali saja, tap sudah kerap kali. Bahkan, diduga kuat melibatkan oknum pejabat penting yang ada di BLUD dan Dikes Kabupaten Bima, “bebernya.
Pada kesempatan itu, LSM yang dibentuk oleh salah satu pengacara di Jakarta, Ikraman Talib, SH itu secara tegas meminta kepada Bupati Bima untuk segera memanggil dan memberikan tindakan tegas terhadap oknum Kepala Puskesmas Soromandi (Alamsyah red). Masalahnya, bukan hanya dugaan calo Bidan PTT yang dilakukan oknum pejabat itu, melainkan juga dugaan pemanfaatan Mobil Ambulance yang tidak maksimal. “Panggil, bila perlu copot oknum pejabat itu. Karena, perbuatannya selain melanggar hukum tapi juga dinilai telah mencoreng citra Kabupaten Bima, “tegasnya.
Sementara, Kepala Puskesmas Soromandi, Alamsyah yang coba dikonfirmasi guna perimbangan berita tidak berhasil ditemui. Dihubungi via Ponsel, namun Hp-nya dalam keadaan Non Aktif (mati). (KS-09)
Dugaan memanfaatkan jabatan yang dipercayakan oleh Bupati Bima, Drs H.Syafrudin, HM.Nur, M.Pd untuk meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah, pun terjadi melalui perekrutan Bidan Pegawai Tidak Tetap atau yang lebih dikenal dengan Bidan PTT. Praktek tidak terpuji itu diduga dilakukan oknum Kepala Puskesmas Soromandi, Alamsyah. Diduga, oknum itu sukses meraup keuntungan hingga mencapai Rp.30 juta lebih pada perekrutan Bidan PTT. Sebab, ke-empat orang bidan inisial L, D dan dua orang lainya yang berhasil lolos sebagai tenaga medis tidak tetap tersebut masing-masing menyetor uang sebesar Rp. 10 juta.
“Oknum pejabat itu diduga menarik uang Rp. 10 juta per-bidan PTT. Hanya saja, ada satu orang dari empat bidan yang tidak menyetor uang. Karena, tidak memiliki uang sebesar yang diminta oleh oknum tersebut, “ungkap Ketua LSM Kipang NTB, Budiman, MS kepada Koran Stabilitas belum lama ini.
Parahnya lanjut Budiman, karena tidak memiliki uang sebesar itu, mimpi salah seorang Bidan asal Kecamatan Soromandi untuk menjadi Bidan PTT kandas ditengah jalan. Diduga, jatah untuk bidan tersebut dijual ke Bidan lain yang memiliki uang sesuai permintaan oknum pejabat dibawah naungan Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima tersebut. “Saya menduga jatah itu dijual kepada Bidan lain yang memiliki uang, “duganya.
Dugaan pemanfaatan perekrutan Bidan PTT untuk mencari keuntungan pribadi dan atau golongan tertentu, disinyalir bukan kali ini saja. Melainkan, sudah sering kali. Hanya saja, dugaan permainan uang dalam perekrutan itu dilakukan secara sistimatis dan rapi. Ditambah lagi, para korban yang enggan buka mulut soal dugaan tersebut. “Praktek tidak terpuji itu bukan kali saja, tap sudah kerap kali. Bahkan, diduga kuat melibatkan oknum pejabat penting yang ada di BLUD dan Dikes Kabupaten Bima, “bebernya.
Pada kesempatan itu, LSM yang dibentuk oleh salah satu pengacara di Jakarta, Ikraman Talib, SH itu secara tegas meminta kepada Bupati Bima untuk segera memanggil dan memberikan tindakan tegas terhadap oknum Kepala Puskesmas Soromandi (Alamsyah red). Masalahnya, bukan hanya dugaan calo Bidan PTT yang dilakukan oknum pejabat itu, melainkan juga dugaan pemanfaatan Mobil Ambulance yang tidak maksimal. “Panggil, bila perlu copot oknum pejabat itu. Karena, perbuatannya selain melanggar hukum tapi juga dinilai telah mencoreng citra Kabupaten Bima, “tegasnya.
Sementara, Kepala Puskesmas Soromandi, Alamsyah yang coba dikonfirmasi guna perimbangan berita tidak berhasil ditemui. Dihubungi via Ponsel, namun Hp-nya dalam keadaan Non Aktif (mati). (KS-09)
COMMENTS