Karena belum menunjukan fungsi QM, BEM STISIP Bima berkali-kali menggelar aksi. Aksi itu dilakukan guna meminta pertanggungjawaban pemerintah
Strategi politik pasangan HM Qurais H Abidin dan HA Rahman H Abidin saat Pemilukada Kota Bima beberapa waktu lalu menggunakan kartu Qurma Manis (QM) menjadi magnet besar untuk mendapat dukungan masyarakat. Namun hal itu, ternyata hanya sebagai trik politik untuk memenangkan Pilkada. Karenanya,sejumlah elemen mempertanyakan “kesaktian” QM tersebut. Sebab hingga saat ini, QM dianggap belum menunjukan fungsinya.
Karena belum menunjukan fungsi QM, BEM STISIP Bima berkali-kali menggelar aksi. Aksi itu dilakukan guna meminta pertanggungjawaban pemerintah terkait janji politik yang dituangkan dalam QM tersebut. “Jangan sampai QM ini adalah kebohongan publik,” kata Anas Abidin, Korlap Aksi.
Aksi ini sudah sering dilakukan puluhan mahasiswa ini. Hanya saja, belum ada respon dan jawaban tegas dari pemerintah setempat. “Dari lima item yang dijanjikan dalam QM ini, belum pernah ada realisasi,” tegasnya.
Massa aksi melakukan orasi secara bergantian. Mereka juga meminta pemerintah Kota Bima untuk menemui mereka, memberikan klarifikasi dan gambaran aplikasi terkait QM tersebut. Namun permintaan mereka tidak direspon cepat pemerintah setempat. Sehingga aksi ini sempat terjadi ketegangan. Bahkan massa aksi sempat kejar-kejaran di halaman kantor Walikota Bima.
Tidak puas dengan respon pemerintah Kota Bima, massa aksi kembali merapatkan barisan. Sambil berpegangan tangan, mereka berjalan hingga tangga depan gedung kantor. Melihat aksi nekad puluhan mahasiswa tersebut, pihak kepolisian langsung siaga dengan dibantu Sat Pol PP. Namun aksi tersebut tidak sampai rusuh, setelah mahasiswa dijanjikan akan mendapat penjelasan dari perwakilan pemerintah Kota Bima.
Setda Kota Bima Ir Muhamad Rum yang menemui massa aksi mengatakan, apa yang dijanjikan pemerintah melalui QM tersebut sudah ada yang jalan. Sementara beberapa diantaranya sedang digarap. “Sebagian item yang dijanjikan sudah jalan, sementara sebagianya masih dalam proses,”katanya.
Rum menjelaskan, beberapa yang sudah jalan diantaranya, bebas biaya dasar persalinan, bebas biaya administrasi pengurusan kartu kependudukan dan lainnya. Sedangkan, bebas biaya pendidikan hingga SMA sederajat bebas biaya ambulan atau santunan kematian sedang digarap. “Saat ini, pemerintah tengah membeli empat mobil ambulan. Jika ada pegawai kami yang menarik uang, segera laporkan kepada kami, ” akunya.
Mendengar jawaban mantan kepala Dinas PU Kota Bima ini, emosi massa aksi langsung dinggin. Sehingga setelah audiensi, massa aksi langsung berbalik arah untuk pulang. (KS-06)
Karena belum menunjukan fungsi QM, BEM STISIP Bima berkali-kali menggelar aksi. Aksi itu dilakukan guna meminta pertanggungjawaban pemerintah terkait janji politik yang dituangkan dalam QM tersebut. “Jangan sampai QM ini adalah kebohongan publik,” kata Anas Abidin, Korlap Aksi.
Aksi ini sudah sering dilakukan puluhan mahasiswa ini. Hanya saja, belum ada respon dan jawaban tegas dari pemerintah setempat. “Dari lima item yang dijanjikan dalam QM ini, belum pernah ada realisasi,” tegasnya.
Massa aksi melakukan orasi secara bergantian. Mereka juga meminta pemerintah Kota Bima untuk menemui mereka, memberikan klarifikasi dan gambaran aplikasi terkait QM tersebut. Namun permintaan mereka tidak direspon cepat pemerintah setempat. Sehingga aksi ini sempat terjadi ketegangan. Bahkan massa aksi sempat kejar-kejaran di halaman kantor Walikota Bima.
Tidak puas dengan respon pemerintah Kota Bima, massa aksi kembali merapatkan barisan. Sambil berpegangan tangan, mereka berjalan hingga tangga depan gedung kantor. Melihat aksi nekad puluhan mahasiswa tersebut, pihak kepolisian langsung siaga dengan dibantu Sat Pol PP. Namun aksi tersebut tidak sampai rusuh, setelah mahasiswa dijanjikan akan mendapat penjelasan dari perwakilan pemerintah Kota Bima.
Setda Kota Bima Ir Muhamad Rum yang menemui massa aksi mengatakan, apa yang dijanjikan pemerintah melalui QM tersebut sudah ada yang jalan. Sementara beberapa diantaranya sedang digarap. “Sebagian item yang dijanjikan sudah jalan, sementara sebagianya masih dalam proses,”katanya.
Rum menjelaskan, beberapa yang sudah jalan diantaranya, bebas biaya dasar persalinan, bebas biaya administrasi pengurusan kartu kependudukan dan lainnya. Sedangkan, bebas biaya pendidikan hingga SMA sederajat bebas biaya ambulan atau santunan kematian sedang digarap. “Saat ini, pemerintah tengah membeli empat mobil ambulan. Jika ada pegawai kami yang menarik uang, segera laporkan kepada kami, ” akunya.
Mendengar jawaban mantan kepala Dinas PU Kota Bima ini, emosi massa aksi langsung dinggin. Sehingga setelah audiensi, massa aksi langsung berbalik arah untuk pulang. (KS-06)
COMMENTS