Disnak merupakan salah satu Dinas atau instansi favorit bagi para Kelompok Tani Ternak (KTT) yang ingin mendapat bantuan ternak pemerintah.
Nonsen kalau meminta bantuan sekedar andalkan proposal tanpa uang muka, apalagi saat ini tidak sedikit kelompok tani yang ajukan proposal demi untuk mendapatkan bantuan dari Pemerintah Daerah. Buktinya, bagi kelompok tani di Kecamatan Wera diduga menyetor uang muka ketika menyerahkan proposal ke oknum Kabid di Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Bima. Benarkah ?
Disnak merupakan salah satu Dinas atau instansi favorit bagi para Kelompok Tani Ternak (KTT) yang ingin mendapat bantuan ternak pemerintah. Sayangnya, proposal yang masuk begitu banyak sehingga membutuhkan ‘syarat’ tak tertulis bagi para kelompok tani yang berhajat agar mereka dinilai layak untuk dibantu. Diduga kuat, ada kesan simbiosis mitualisme antara oknum Kabid yang ada di lingkup Dinas Peternakan dengan kelompok yang di urus untuk mendapatkan bantuan ternak.
Salah seorang sumber Stabilitas, Arifin, salah satu Pengurus Kelompok ‘Sama Ngawa’ Desa Payi Kecamatan Wera saat dikonfirmasi Koran Stabilitas di Kantor KUA Wera mengaku menyerahkan uang sama oknum kepala bidang penyebaran dan pengembangan (Barbang) Ir. Ismail sebanyak Rp.8juta untuk mendapat bantuan ternak di tahun 2013 lalu.”Saya kasih uang sama pak Ismail sebanyak Rp.8juta untuk mendapatkan bantuan sapi 10 ekor tahun lalu. Sebanyak Rp.5 juta saya kasih sebelum keluar (uang muka.red) ditambah Rp.3 juta setelah keluar bantuan, uang itu saya kasih langsung ke rumahnya. Setelah saya memberikan uang, saya langsung dapat jawaban bahwa kelompok saya bakal dapat,”ungkapnya.
Pihak UPT Peternakan Wera yang dikonfirmasi terkait dengan bantuan untuk kelompok tersebut mengaku tidak tau jelas eksistensi kelompok itu.”Kami di UPT tidak tau adanya kelompok itu di Payi, siapa anggota kelompoknya kami tidak tau. Selain itu kandang kelompok juga tidak ada padahal kandang merupakan syarat utama untuk dinilai, sehingga sebuah kelompok dikatakan layak atau tidak untuk diberikan bantuan, ujarnya.
Sementara oknum Kabid Barbang Disnak Kabupaten Bima, Ismail saat dihubungi via ponsel untuk dimintai penjelasan tentang kebenaran terkait dengan pengakuan pengurus kelompok tersebut dibantah keras olehnya. “Saya tidak pernah menerima uang itu, itu informasi tidak benar, siapa yang menyebarkan fitnah it. Suruh temui saya orangnya, jika benar saya mengambil uang Rp.8Juta itu,”bantahnya.(KS-014)
Disnak merupakan salah satu Dinas atau instansi favorit bagi para Kelompok Tani Ternak (KTT) yang ingin mendapat bantuan ternak pemerintah. Sayangnya, proposal yang masuk begitu banyak sehingga membutuhkan ‘syarat’ tak tertulis bagi para kelompok tani yang berhajat agar mereka dinilai layak untuk dibantu. Diduga kuat, ada kesan simbiosis mitualisme antara oknum Kabid yang ada di lingkup Dinas Peternakan dengan kelompok yang di urus untuk mendapatkan bantuan ternak.
Salah seorang sumber Stabilitas, Arifin, salah satu Pengurus Kelompok ‘Sama Ngawa’ Desa Payi Kecamatan Wera saat dikonfirmasi Koran Stabilitas di Kantor KUA Wera mengaku menyerahkan uang sama oknum kepala bidang penyebaran dan pengembangan (Barbang) Ir. Ismail sebanyak Rp.8juta untuk mendapat bantuan ternak di tahun 2013 lalu.”Saya kasih uang sama pak Ismail sebanyak Rp.8juta untuk mendapatkan bantuan sapi 10 ekor tahun lalu. Sebanyak Rp.5 juta saya kasih sebelum keluar (uang muka.red) ditambah Rp.3 juta setelah keluar bantuan, uang itu saya kasih langsung ke rumahnya. Setelah saya memberikan uang, saya langsung dapat jawaban bahwa kelompok saya bakal dapat,”ungkapnya.
Pihak UPT Peternakan Wera yang dikonfirmasi terkait dengan bantuan untuk kelompok tersebut mengaku tidak tau jelas eksistensi kelompok itu.”Kami di UPT tidak tau adanya kelompok itu di Payi, siapa anggota kelompoknya kami tidak tau. Selain itu kandang kelompok juga tidak ada padahal kandang merupakan syarat utama untuk dinilai, sehingga sebuah kelompok dikatakan layak atau tidak untuk diberikan bantuan, ujarnya.
Sementara oknum Kabid Barbang Disnak Kabupaten Bima, Ismail saat dihubungi via ponsel untuk dimintai penjelasan tentang kebenaran terkait dengan pengakuan pengurus kelompok tersebut dibantah keras olehnya. “Saya tidak pernah menerima uang itu, itu informasi tidak benar, siapa yang menyebarkan fitnah it. Suruh temui saya orangnya, jika benar saya mengambil uang Rp.8Juta itu,”bantahnya.(KS-014)
COMMENTS