Tercatat sudah dua kali Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat KIP Ali-Murtahdo STKIP Bima menggelar aksi unjuk rasa terkait keberadaan Marmer di Oi Fo’o Kota Bima
Tercatat sudah dua kali Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat KIP Ali-Murtahdo STKIP Bima menggelar aksi unjuk rasa terkait keberadaan Marmer di Oi Fo’o Kota Bima,namun aksi itu belum juga ditindaklanjuti oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bima. Karena, tidak mendapat perhatian serius dari Legislatif, belasan Mahasiswa PMII Jum,at (20/06) kembali menggelar aksi yang sama. Namun, pada aksi yang ketiga kali itu, mahasiswa menuding kinerja Dewan seperti macan ompong. .
“Kinerja Dewan Kota Bima bak macan ompong, bahkan tidak memiliki nyali untuk memanggil pihak eksekutif. Buktinya sampai saat ini, janji untuk memanggil eksekutif belum juga dilakukan. Meski, panggilan pertama sudah dilaksanakan, tapi panggilan itu justeru tidak dihadiri eksekutif. “kata Koordinator Lapangan (Korlap) Hasnun dalam orasinya di depan Kantor DPRD Kota Bima Jum’at (20/6) pagi kemarin.
Diakuinya, keberadaan PT. PUI di Kota Bima belakangan ini terus mendapat sorotan dari sejumlah kalangan. Sebab selama ini, Perusahaan itu sama sekali tidak memberikan kontribusi positif bagi masyarakat lingkar tambang, termasuk untuk PAD Kota Bima..”Kalau keberadaan tambang hanya menambah kesengsaraan rakyat, lebih baik tambang itu dibubarkan saja,”ujarnya.
Pada demonstrasi marmer yang digelar 5 Juni lalu lanjutnya, pihaknya pernah mendapatkan tanggapan dan janji dari DPRD Kota Bima untuk segera memanggil pihak eksekutif, Team ahli dan Dinas terkait. Namun nyatanya hingga sekarang, janji untuk memanggil eksekutif hanya janji kosong yang tidak dibuktikan melalui tindakan nyata. Buktinya hingga saat ini, pihak eksekutif belum juga dipanggil. Selain itu, Dewan yang saat itu dipimpin langsung oleh Wakil Ketua I DPRD Kota Bima Ferry Sorian, SH juga menjanjikan akan turun langsung ke lapangan dan mengecek lokasi marmer. “Dewan hanya pintar berjanji, tapi tidak diwujudkan melalui tindakan nyata, ”ujarnya kembali.
Menjawab pernyataan Mahasiswa tersebut, Wakil Ketua I DPRD Kota Bima Ferry Sofian, SH membantah atas tudingan pihaknya seperti macan ompong. Masalahnya di lembaga Dewan, mempunayi mekanisme dan tahapan yang harus ditaati.”Kalau pihak eksekutif tidak menghadiri panggilan pertama itu, kami masih bisa memanggilnya lagi hingga tiga kali,”ungkapnya.
Sehari setelah audiens dengan mahasiswa, pihaknya langsung mengirim surat panggilan ke Pemerintah Kota Bima. Namun, hingga hari ini belum ada jawaban dan alasan yang jelas dari pihak eksekutif sehingga mereka tidak mau menghadiri panggilan Dewan terkait Marmer itu.”Kami hingga saat ini belum mengetahui secara pasti apa lasan eksekutif sehingga tidak menghadiri panggilan itu,”tuturnya.(KS-05)
“Kinerja Dewan Kota Bima bak macan ompong, bahkan tidak memiliki nyali untuk memanggil pihak eksekutif. Buktinya sampai saat ini, janji untuk memanggil eksekutif belum juga dilakukan. Meski, panggilan pertama sudah dilaksanakan, tapi panggilan itu justeru tidak dihadiri eksekutif. “kata Koordinator Lapangan (Korlap) Hasnun dalam orasinya di depan Kantor DPRD Kota Bima Jum’at (20/6) pagi kemarin.
Diakuinya, keberadaan PT. PUI di Kota Bima belakangan ini terus mendapat sorotan dari sejumlah kalangan. Sebab selama ini, Perusahaan itu sama sekali tidak memberikan kontribusi positif bagi masyarakat lingkar tambang, termasuk untuk PAD Kota Bima..”Kalau keberadaan tambang hanya menambah kesengsaraan rakyat, lebih baik tambang itu dibubarkan saja,”ujarnya.
Pada demonstrasi marmer yang digelar 5 Juni lalu lanjutnya, pihaknya pernah mendapatkan tanggapan dan janji dari DPRD Kota Bima untuk segera memanggil pihak eksekutif, Team ahli dan Dinas terkait. Namun nyatanya hingga sekarang, janji untuk memanggil eksekutif hanya janji kosong yang tidak dibuktikan melalui tindakan nyata. Buktinya hingga saat ini, pihak eksekutif belum juga dipanggil. Selain itu, Dewan yang saat itu dipimpin langsung oleh Wakil Ketua I DPRD Kota Bima Ferry Sorian, SH juga menjanjikan akan turun langsung ke lapangan dan mengecek lokasi marmer. “Dewan hanya pintar berjanji, tapi tidak diwujudkan melalui tindakan nyata, ”ujarnya kembali.
Menjawab pernyataan Mahasiswa tersebut, Wakil Ketua I DPRD Kota Bima Ferry Sofian, SH membantah atas tudingan pihaknya seperti macan ompong. Masalahnya di lembaga Dewan, mempunayi mekanisme dan tahapan yang harus ditaati.”Kalau pihak eksekutif tidak menghadiri panggilan pertama itu, kami masih bisa memanggilnya lagi hingga tiga kali,”ungkapnya.
Sehari setelah audiens dengan mahasiswa, pihaknya langsung mengirim surat panggilan ke Pemerintah Kota Bima. Namun, hingga hari ini belum ada jawaban dan alasan yang jelas dari pihak eksekutif sehingga mereka tidak mau menghadiri panggilan Dewan terkait Marmer itu.”Kami hingga saat ini belum mengetahui secara pasti apa lasan eksekutif sehingga tidak menghadiri panggilan itu,”tuturnya.(KS-05)
COMMENTS