Pekerjaan proyek pagar keliling di Kantor Camat Asakota oleh kader Partai Demokrat Kota Bima, berinisial N senilai Rp. 198 juta dari APBD Kota Bima
Pekerjaan proyek pagar keliling di Kantor Camat Asakota oleh kader Partai Demokrat Kota Bima, berinisial N senilai Rp. 198 juta dari APBD Kota Bima, memperoleh sorotan dari beberapa pegawai Camat setempat. Sorotan itu menyusul ketika pekerjaan pondasi pagar tersebut, diduga melenceng dari Rencana Anggaran Belanja (RAB).
Masalahnya, campuran material seperti semen dan pasir diduga menyimpang dari RAB. Sehingga, kualitas pekerjaan dikhawatirkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal itu dapat dilihat, ketika kualitas pondasi pagar yang sudah dan sedang dikerjakan. “Kalau campuran materialnya sesuai petunjuk dalam RAB, tentu hasilnya akan bagus. Faktanya, kualitas pekerjaan bisa dilihat sendiri, kami tidak bisa menilai bagus atau tidaknya. Tapi, silahkan wartawan cek sendiri, “kata beberapa pegawai Camat Asakota yang enggan namanya dikorankan Selasa (17/06) kemarin.
Bahkan mereka mengaku, pekerjaan proyek pagar ratusan meter itu sudah dikroscek oleh Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi Kota Bima Senin kemarin. Entah apa hasilnya, hingga saat ini belum diketahui. Namun informasi terkuat, PU diperintah langsung oleh Walikota Bima, H.Qurais H.Abidin untuk cek pekerjaan tersebut. “PU sudah turun cek fisik pekerjaan tersebut, “ujar mereka.
Untuk mengetahui hasil cek fisik yang dilakukan PU terhadap proyek tersebut, wartawan Koran ini mendatangi Dinas setempat guna konfirmasi berita Selasa (17/06). Hanya saja, Plt Dinas tersebut tidak berada di tempat. Beruntung saat itu, ada pelaksana proyek pagar keliling Kantor Camat Asakota yakni Nai di Dinas tersebut. Kepada Koran ini, Nai bukan menjelaskan soal pekerjaan tersebut, melainkan menanyakan siapa nama pegawai Kantor Camat Asakota yang mengeluhkan pekerjaan tersebut. “Sebut saja nama-nama pegawai itu, biar saya tahu. Saya juga punya Koran Fajar Timur, “tandasnya.
Ditengah ketegangan itu, Nai sempat menjelaskan bahwa pekerjaan itu sudah sesuai RAB. Soal keluhan itu katanya, bukan karena kurang campuran bahan material, melainkan karena air yang digunakan tidak jernih. Karena, semen yang digunakan untuk material pekerjaan yakni Semen Bosowa. “Campuran material sudah sesuai RAB, hanya saja air yang digunakan tidak jerni. Apalagi, semen yang digunakan adalah Bosowa, “tuturnya.
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan soal adanya persaingan tidak sehar padapekerjaan tersebut. Sebab, diduga ada keinginan pegawai setempat untu mengerjakan proyek tersebut. “Dari awal, mereka tidak ingin saya yang mengerjakan proyek tersebut, “terangnya. (KS-09)
Masalahnya, campuran material seperti semen dan pasir diduga menyimpang dari RAB. Sehingga, kualitas pekerjaan dikhawatirkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal itu dapat dilihat, ketika kualitas pondasi pagar yang sudah dan sedang dikerjakan. “Kalau campuran materialnya sesuai petunjuk dalam RAB, tentu hasilnya akan bagus. Faktanya, kualitas pekerjaan bisa dilihat sendiri, kami tidak bisa menilai bagus atau tidaknya. Tapi, silahkan wartawan cek sendiri, “kata beberapa pegawai Camat Asakota yang enggan namanya dikorankan Selasa (17/06) kemarin.
Bahkan mereka mengaku, pekerjaan proyek pagar ratusan meter itu sudah dikroscek oleh Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi Kota Bima Senin kemarin. Entah apa hasilnya, hingga saat ini belum diketahui. Namun informasi terkuat, PU diperintah langsung oleh Walikota Bima, H.Qurais H.Abidin untuk cek pekerjaan tersebut. “PU sudah turun cek fisik pekerjaan tersebut, “ujar mereka.
Untuk mengetahui hasil cek fisik yang dilakukan PU terhadap proyek tersebut, wartawan Koran ini mendatangi Dinas setempat guna konfirmasi berita Selasa (17/06). Hanya saja, Plt Dinas tersebut tidak berada di tempat. Beruntung saat itu, ada pelaksana proyek pagar keliling Kantor Camat Asakota yakni Nai di Dinas tersebut. Kepada Koran ini, Nai bukan menjelaskan soal pekerjaan tersebut, melainkan menanyakan siapa nama pegawai Kantor Camat Asakota yang mengeluhkan pekerjaan tersebut. “Sebut saja nama-nama pegawai itu, biar saya tahu. Saya juga punya Koran Fajar Timur, “tandasnya.
Ditengah ketegangan itu, Nai sempat menjelaskan bahwa pekerjaan itu sudah sesuai RAB. Soal keluhan itu katanya, bukan karena kurang campuran bahan material, melainkan karena air yang digunakan tidak jernih. Karena, semen yang digunakan untuk material pekerjaan yakni Semen Bosowa. “Campuran material sudah sesuai RAB, hanya saja air yang digunakan tidak jerni. Apalagi, semen yang digunakan adalah Bosowa, “tuturnya.
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan soal adanya persaingan tidak sehar padapekerjaan tersebut. Sebab, diduga ada keinginan pegawai setempat untu mengerjakan proyek tersebut. “Dari awal, mereka tidak ingin saya yang mengerjakan proyek tersebut, “terangnya. (KS-09)
COMMENTS