Peran TNI dalam mengamankan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sangatlah dibutuhkan untuk membantu tugas Kepolisian
Peran TNI dalam mengamankan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sangatlah dibutuhkan untuk membantu tugas Kepolisian. Untuk memainkan peranannya tersebut dengan baik, TNI dituntut untuk tidak memihak kepada pasangan calon manapun atau tetap menjunjung tinggi netralitas agar demokrasi berjalan dengan aman dan damai.
“Untuk melaksanakan sikap netral TNI pada Pemilu, maka setiap prajurit TNI harus benar-benar mampu menampilkan sikap tindakan maupun pernyataan secara tepat sehingga tidak menimbulkan penafsiran negatif dari masyarakat terutama dari Parpol peserta Pemilu terhadap konsitensi netralitas TNI itu sendiri,” ingat Komandan Korem (Danrem) 162 Wirabhakti Kolonel Arh Kuat Budiman, S.I.P saat kunjungan silaturrahmi dengan prajurit TNI 1608 Bima, Jum’at (4/6) malam kemarin.
Netralitas dimaksud jelas Danrem, seperti tidak melakukan tindakan atau pernyataan apapun yang bersifat mempengaruhi pilihan masyarakat, tidak memberikan komentar, penilaian dan mendiskusikan apapun terhadap identitas maupun kualitas salah satu Parpol atau perseorangan peserta Pemilu serta tidak menyimpan atau menempel dokumen, atribut maupun benda-benda lain yang menggambarkan atribut parpol dengan alasan apapun.
Bila itu dilakukan katanya, telah melanggar tugas dan sumpah TNI untuk menjaga keutuhan negara dan bangsa. “Sudah bagus sikap TNI saat Pemilu Legislatif kemarin dan itu harus dijaga untuk Pilpres nanti. Dengan menjaga sikap netral rakyat bisa berdemokrasi dengan baik dan bebas,” tuturnya.
Secara khusus, dirinya berpesan kepada Babinsa. Diakuinya, peran Babinsa merupakan ujung tombak TNI karena berada langsung bersama masyarakat. Karenanya, Babinsa harus bisa menempatkan diri sebagai pengayom dan menunjukan diri keteladanan kepada masyarakat. Dengan begitu, Babinsa akan bersatu dengan masyarakat dan memahami semua persoalan yang terjadi di lingkungan setempat.
Meski sempat ada isu miring tentang Babinsa yang diindikasi terlibat politik praktis di daerah lain, Danrem meyakinkan itu tidak benar dan tidak akan terjadi di Bima. Walaupun mungkin saja ada persepsi yang salah dari masyarakat tentang peran Babinsa yang berinisiatif baik menjelaskan hal-hal yang tidak dipahami masyarakat.
“Intinya saya menekankan, TNI tidak boleh terpengaruh dengan hiruk pikuk perpolitikan dalam hal sekecil apapun dan tetap menjaga posisi netral,” tegasnya. (KS-13)
“Untuk melaksanakan sikap netral TNI pada Pemilu, maka setiap prajurit TNI harus benar-benar mampu menampilkan sikap tindakan maupun pernyataan secara tepat sehingga tidak menimbulkan penafsiran negatif dari masyarakat terutama dari Parpol peserta Pemilu terhadap konsitensi netralitas TNI itu sendiri,” ingat Komandan Korem (Danrem) 162 Wirabhakti Kolonel Arh Kuat Budiman, S.I.P saat kunjungan silaturrahmi dengan prajurit TNI 1608 Bima, Jum’at (4/6) malam kemarin.
Netralitas dimaksud jelas Danrem, seperti tidak melakukan tindakan atau pernyataan apapun yang bersifat mempengaruhi pilihan masyarakat, tidak memberikan komentar, penilaian dan mendiskusikan apapun terhadap identitas maupun kualitas salah satu Parpol atau perseorangan peserta Pemilu serta tidak menyimpan atau menempel dokumen, atribut maupun benda-benda lain yang menggambarkan atribut parpol dengan alasan apapun.
Bila itu dilakukan katanya, telah melanggar tugas dan sumpah TNI untuk menjaga keutuhan negara dan bangsa. “Sudah bagus sikap TNI saat Pemilu Legislatif kemarin dan itu harus dijaga untuk Pilpres nanti. Dengan menjaga sikap netral rakyat bisa berdemokrasi dengan baik dan bebas,” tuturnya.
Secara khusus, dirinya berpesan kepada Babinsa. Diakuinya, peran Babinsa merupakan ujung tombak TNI karena berada langsung bersama masyarakat. Karenanya, Babinsa harus bisa menempatkan diri sebagai pengayom dan menunjukan diri keteladanan kepada masyarakat. Dengan begitu, Babinsa akan bersatu dengan masyarakat dan memahami semua persoalan yang terjadi di lingkungan setempat.
Meski sempat ada isu miring tentang Babinsa yang diindikasi terlibat politik praktis di daerah lain, Danrem meyakinkan itu tidak benar dan tidak akan terjadi di Bima. Walaupun mungkin saja ada persepsi yang salah dari masyarakat tentang peran Babinsa yang berinisiatif baik menjelaskan hal-hal yang tidak dipahami masyarakat.
“Intinya saya menekankan, TNI tidak boleh terpengaruh dengan hiruk pikuk perpolitikan dalam hal sekecil apapun dan tetap menjaga posisi netral,” tegasnya. (KS-13)
COMMENTS