Baru sekitar enam bulan lamanya Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dibentuk secara resmi oleh pemerintah.
Baru sekitar enam bulan lamanya Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dibentuk secara resmi oleh pemerintah. Namun ada saja masalah yang muncul, yakni terjadi dugaan pergeseran kepentingan antar oknum dokter satu dengan lainnya, terutama di jajaran dokter penyakit dalam dengan dokter bedah. Akibat tarik ulur kepentingan oknum dokter tersebut, membuat pelayanan terhadap pasien tidak maksimal, bahkan terkesan diapatiskan. Benarkah terjadi demikian ?.
Sejumlah sumber terpercaya di BLUD Bima, Sabtu (12/7) kemarin menuturkan, tidak hanya terjadi sekarang “persaingan” antara dokter satu dengan lainnya di BLUD Bima, tapi sejak instansi ini menjadi RSUD terus mengalami hal itu, apalagi sekarang telah berubah menjadi BLUD, tentu dugaan persaingan antar dokter akan terus terjadi. Imbasnya kata sumber adalah bagi pasien dan keluarga pasien yang tadinya mengahap pelayanan prima, menjadi tidak puas.
”Saya tidak ingin menyebutkan, dokter mana saja yang mengedepankan kepentingan pribadi tersebut di BLUD ini. Saya merasa yakin, mungkin dengan diberitakan oleh wartawan, akan merubah pikiran subyektif mereka (oknum dokter,red) terhadap bagaimana melayanan public secara baik dan santun,”ujar sumber ini yang mengaku mengetahui persis kejadian apa saja di BLUD saat ini.
Katanya, sebenarnya dengan dibentuknya BLUD ini, menjadi tolak ukur maju dan tidaknya BLUD ke depan ditangan direktur sekarang. Sebab, bila saja BLUD tetap menjadi RSUD, maka bisa saja Direktur dan para pejabat dibawahnya beralasan masalah kebijakan diatas, seperti Bupati, Sekda dan lainnya. Tapi, dengan otonomi pengelelolaan keuangan dan administrasi oleh BLUD sendiri, maka seutuhnnya maju dan tidaknya BLUD sangat bergantung pada Direktur BLUD bersama staf seluruhnya.”Nah, penyebab maju dan mundurnya BLUD ke depan, juga sangat bergantung pada kinerja dokter dan perawat di RSUD ini,”pungkasnya.
Lebih khusus sumber ini meminta kepada Dokter penyakit dalam dan dokter bedah, terutama para oknum dokter yang pernah disekolahkan oleh Pemerintah Daerah. Agar mengedepankan nurani manusia dalam melayani pasien, dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi, seperti lebih fokur melayani pasien ditempat praktek, dari pada pasien di BLUD. Masalahnya, dari 30 dokter yang mengabdi di BLUD sekarang, banyak juga dokter yang focus dengan praktek pribadi, termasuk prakter penjualan obat di apotik tertentu.”Hal semacam ini agar segera dihentikan, karena saya khawatir akan ada reaksi masyarakat nantinya, jika masyarakat mengetahui praktek-praktek terselubung dimaksud,”ujarnya harap.
Direktur BLUD Bima, Drg Ikhsan yang dimintai tanggapannya Sabtu kemarin enggan berkomentar banyak, karena belum pernah mendapat laporan tentang kejadian tersebut. Jika benar katanya, maka sangat disesalkan, karena keberadaan BLUD semata-mata melayani kebutuhan dan kepentingan public. Artinya, kepentingan public sangat diutamakan, dibandingkan dengan kepentingan pribadi oknum dokter dan perawat sendiri.”Semoga saja, tidak benar adanya tarik ulur kepentingan dokter satu dengan lainnya di BLUD ini,”ujarnya harap.
Ikhsan mengaku, sejak RSUD menjadi BLUD, pelayanan terhadap pasien terus mengalami perubahan, dengan harapan agar masyarakat tidak mengaku tidak puas dengan pelayanan di BLUD ini.”Insya Allah, saya bersama seluruh jajaran di BLUD ini siap memberikan pelayanan maksimal untuk masyarakat Kota dan Kabupaten Bima,”janjinya.(KS-001)
Sejumlah sumber terpercaya di BLUD Bima, Sabtu (12/7) kemarin menuturkan, tidak hanya terjadi sekarang “persaingan” antara dokter satu dengan lainnya di BLUD Bima, tapi sejak instansi ini menjadi RSUD terus mengalami hal itu, apalagi sekarang telah berubah menjadi BLUD, tentu dugaan persaingan antar dokter akan terus terjadi. Imbasnya kata sumber adalah bagi pasien dan keluarga pasien yang tadinya mengahap pelayanan prima, menjadi tidak puas.
”Saya tidak ingin menyebutkan, dokter mana saja yang mengedepankan kepentingan pribadi tersebut di BLUD ini. Saya merasa yakin, mungkin dengan diberitakan oleh wartawan, akan merubah pikiran subyektif mereka (oknum dokter,red) terhadap bagaimana melayanan public secara baik dan santun,”ujar sumber ini yang mengaku mengetahui persis kejadian apa saja di BLUD saat ini.
Katanya, sebenarnya dengan dibentuknya BLUD ini, menjadi tolak ukur maju dan tidaknya BLUD ke depan ditangan direktur sekarang. Sebab, bila saja BLUD tetap menjadi RSUD, maka bisa saja Direktur dan para pejabat dibawahnya beralasan masalah kebijakan diatas, seperti Bupati, Sekda dan lainnya. Tapi, dengan otonomi pengelelolaan keuangan dan administrasi oleh BLUD sendiri, maka seutuhnnya maju dan tidaknya BLUD sangat bergantung pada Direktur BLUD bersama staf seluruhnya.”Nah, penyebab maju dan mundurnya BLUD ke depan, juga sangat bergantung pada kinerja dokter dan perawat di RSUD ini,”pungkasnya.
Lebih khusus sumber ini meminta kepada Dokter penyakit dalam dan dokter bedah, terutama para oknum dokter yang pernah disekolahkan oleh Pemerintah Daerah. Agar mengedepankan nurani manusia dalam melayani pasien, dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi, seperti lebih fokur melayani pasien ditempat praktek, dari pada pasien di BLUD. Masalahnya, dari 30 dokter yang mengabdi di BLUD sekarang, banyak juga dokter yang focus dengan praktek pribadi, termasuk prakter penjualan obat di apotik tertentu.”Hal semacam ini agar segera dihentikan, karena saya khawatir akan ada reaksi masyarakat nantinya, jika masyarakat mengetahui praktek-praktek terselubung dimaksud,”ujarnya harap.
Direktur BLUD Bima, Drg Ikhsan yang dimintai tanggapannya Sabtu kemarin enggan berkomentar banyak, karena belum pernah mendapat laporan tentang kejadian tersebut. Jika benar katanya, maka sangat disesalkan, karena keberadaan BLUD semata-mata melayani kebutuhan dan kepentingan public. Artinya, kepentingan public sangat diutamakan, dibandingkan dengan kepentingan pribadi oknum dokter dan perawat sendiri.”Semoga saja, tidak benar adanya tarik ulur kepentingan dokter satu dengan lainnya di BLUD ini,”ujarnya harap.
Ikhsan mengaku, sejak RSUD menjadi BLUD, pelayanan terhadap pasien terus mengalami perubahan, dengan harapan agar masyarakat tidak mengaku tidak puas dengan pelayanan di BLUD ini.”Insya Allah, saya bersama seluruh jajaran di BLUD ini siap memberikan pelayanan maksimal untuk masyarakat Kota dan Kabupaten Bima,”janjinya.(KS-001)
COMMENTS