Tidak hanya pasar yang ramai dikunjungi jika jelang Hari Raya Idul Fitri, kantor Pegadaian pun terlihat tidak sepi masyarakat yang datang berurusan dengan Pegadaian.
Tidak hanya pasar yang ramai dikunjungi jika jelang Hari Raya Idul Fitri, kantor Pegadaian pun terlihat tidak sepi masyarakat yang datang berurusan dengan Pegadaian.
Menurut Pimpinan Pegadaian Cabang Bima Yusuf, memasuki bertengahan bulan Ramadhan, jumlah pengunjung melonjak hingga 100 persen, jika dibandingkan bulan biasa. “Mungkin karena banyak rejeki di bulan Ramadhan, yang datang kebanyakan menebus barang gadai, bukan menitip barang,” ujarnya, Senin (21/7).
Sementara masyarakat yang datang menitip barang, diakuinya normal seperti hari – hari biasa. “Kalau yang menggadai, normal seperti bulan sebelumnya,” katanya. Namun setelah lebaran, lanjutnya, akan kembali banyak pengunjung yang datang menggadaikan kembali barang – barangnya. “Yang lebih banyak digadai itu emas,” tambahnya.
Pantauan wartawan, animo masyarakat dalam dua minggu terakhir menjelang lebaran ini, terlihat antusias. Dalam satu jam, tiga hingga empat orang sudah keluar masuk kantor pegadaian cabang Kota Bima hanya untuk mendapatkan pinjaman uang dari hasil gadai barang elektronik dan perhiasan.
Menurut Dewi (40) warga Santi, dirinya datang ke Pegadaian untuk menebus perhiasan yang digadainya untuk dipakai saat Lebaran nanti. “Lagian kita sudah terima THR dari perusahaan suami. Makanya saya tebus perhiasan ini,” katanya.
Hal yang sama juga dikatan Fatimah (36) warga Sadia. Wanita dua anak ini mengaku menggadaikan barang elektroniknya untuk kebutuhan mudik Lebaran ke kampung halaman orangtuanya di Kecamatan Sape. "Ini untuk biaya mudik bersama keluarga. Saya sudah tiga kali mudik biasa seperti ini. Barang kami juga aman di sini," katanya. (KS-13)
Menurut Pimpinan Pegadaian Cabang Bima Yusuf, memasuki bertengahan bulan Ramadhan, jumlah pengunjung melonjak hingga 100 persen, jika dibandingkan bulan biasa. “Mungkin karena banyak rejeki di bulan Ramadhan, yang datang kebanyakan menebus barang gadai, bukan menitip barang,” ujarnya, Senin (21/7).
Sementara masyarakat yang datang menitip barang, diakuinya normal seperti hari – hari biasa. “Kalau yang menggadai, normal seperti bulan sebelumnya,” katanya. Namun setelah lebaran, lanjutnya, akan kembali banyak pengunjung yang datang menggadaikan kembali barang – barangnya. “Yang lebih banyak digadai itu emas,” tambahnya.
Pantauan wartawan, animo masyarakat dalam dua minggu terakhir menjelang lebaran ini, terlihat antusias. Dalam satu jam, tiga hingga empat orang sudah keluar masuk kantor pegadaian cabang Kota Bima hanya untuk mendapatkan pinjaman uang dari hasil gadai barang elektronik dan perhiasan.
Menurut Dewi (40) warga Santi, dirinya datang ke Pegadaian untuk menebus perhiasan yang digadainya untuk dipakai saat Lebaran nanti. “Lagian kita sudah terima THR dari perusahaan suami. Makanya saya tebus perhiasan ini,” katanya.
Hal yang sama juga dikatan Fatimah (36) warga Sadia. Wanita dua anak ini mengaku menggadaikan barang elektroniknya untuk kebutuhan mudik Lebaran ke kampung halaman orangtuanya di Kecamatan Sape. "Ini untuk biaya mudik bersama keluarga. Saya sudah tiga kali mudik biasa seperti ini. Barang kami juga aman di sini," katanya. (KS-13)
COMMENTS