Mengatasi persoalan itu, sebagai salah satu provinsi penyuplai kacang kedelai, pemerintah provinsi terus kembangkan produksi kacang kedelai
Beberapa tahun terakhir, harga kacang kedelai melonjak tinggi. Hal ini dipengaruhi jumlah produksi yang rendah sementara permintaan tinggi. Mengatasi persoalan itu, sebagai salah satu provinsi penyuplai kacang kedelai, pemerintah provinsi terus kembangkan produksi kacang kedelai. Kamis (3/7) lalu, dilakukan panen raya kedelai di Desa Punti.
Kegiatan panen raya tersebut dihadiri Bupati Bima, Drs. H. Syafrudi HM. Nur MPd, Kepala Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, Dr. Ir. H. Dwi Praptomo Sudjadmiko, M.Sc, Pimpinan SKPD, pimpinan bank mitra kerja, Camat, Muspika Kecamatan Donggo dan Soromandi dan lainnya.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, Dr. Ir. H. Dwi Praptomo Sudjadmiko, M.Sc mengatakan, pengembangan produksi benih sumber Kedelai Kelas (SS) di NTB dilaksanakan pada musim kemarua (MK) I dengan areal seluas 204,90 hektar. Dari lahan tersebut, dikembangkan bantuan benih berupa Varietas Burangrang, Kaba dan Anjasmoro sebanyak 20.250 kilogram benih. “Benih ini menyebar di tiga wilayah, yaitu Kabupaten Bima, Dompu dan Lombok tengah,” imbuhnya.
Kabupaten Bima dilaksanakan pada lahan seluas 26,90 hektar. Terdiri dari dua lokasi, yaitu 15,70 hektar di Desa Punti Kecamatan Soromandi dan di Desa Mbawa Kecamatan Donggo seluas 11,20 hektar. Untuk Desa Punti, benih yang dikembangkan adalah Varietas Burangrang yang melibatkan 47 orang petani yang tergabung dalam kelompok tani So Sarita. Diprediksi mampu menghasilkan kelas benih kedelai (SS) sebesar 15 ton.
Dia menjelaskan, panen bibit kendalai unggul ini dalam rangka pengembangan bibit kedela sebagai tindak lanjut nota kesepahaman (MoU) yang melibatkan beberapa pihak. Seperti Bank Indonesia, Bank NTB, Bupati Bima, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan Provinsi NTB, BPN di Desa Nggmbe bulan Maret lalu.
Perbenihan di Kabupaten Bima kata dia, memiliki arti penting. Mengingat NTB adalah salah satu dari tiga provinis penghasi kedelai, setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur. “Kabupaten Bima memiliki potensi paling besar untuk pengembangan kedelai. Namun dilain sisi, petani kita masih banyak yang menanam kedelai yang tidak bersertifikasi,” katanya.
Secara ekonomis terang Dwi, jika pada petani menggunakan bibit tanpa sertivikat, hanya mampu panen pada kisaran 1 hingga 1,5 ton perhektar. Sementara bibit yang bersertifikat, dapat mmenghasilkan hingga 2,5 ton perhektar.
Sementara itu, Bupati Bima Drs. H. Syafrudin H.M. Nur, M.Pd mengatakan saat ini Kabupaten Bima menjadi produsen kedelai unggulan. Hal itu sesuai dengan nota kesepahaman MoU yang ditandatangani Maret lalu di Desa Nggembe.
Lanjutnya, meski secara geografis wilayah Soromandi berada di pesisir, tidak menutut kemungkinan berpotensi untuk dikembangkan bibit kedelai. Untuk itu, dukungan dari BTPT NTB sangat diharapkan untuk meningkatkan produksi kedelai lebih tinggi.
H Syafrudin sepakat untuk meningkatkan produktifitas kedelai agar menjadi komoditas unggulan. Agar program ini berjalan maksimal, pemerintan akan mengawal harga kedelai agar tidak merugikan petani. Dia mengaku, dilihat dari pola taman sudah cukup bagus. “Semangat kita untuk menjadikan kedelai sebagai komoditi unggulan, harus dijaga dengan kualitas harga,” akunya.
Diingatkan pada petani, pola tanam seperti ini harus dilakukan secara berkesinambungan. Tidak lupa untuk mengikuti bimbingan penyuluh pertanian. Agar hasil lebih maksimal lagi. “Pemerintah daerah berkomitmen mendukung budidaya kedelai ini,” tegasnya.
Pemda juga berencana untuk membentuk kebun percontohan di Kecamatan Soromandi, Donggo dan Bolo. Tentu akan dikembangkan dengan bantuan teknologi. insya allah hasilnya menjadi bagus. “Petani harus memanfaatkan secara bersama bantuan dan fasilitas yang yang diberikan pemerintah,” ingatnya.
Pada kesempatan yang sama, H Syafrudin sembat berdialog dengan masyarakat. Petani berharap ada bantuan bor air dalam dan perbaikan jalan menuju sentra pertanian.
Menanggapi permintaan itu, H Syafrudin mengatakan pada prinsipnya Pemda mendukung kebutuhan petani. Untuk itu akan dilakukan survei kelayakan sumber air, sehingga bantuan bor air dalam bisa diberikan. “Sambil menunggu survei kelayakan sumber air, kami akan memberikan bantuan berupa dua unit pompa air,” pungkasnya. (KS-06)
Kegiatan panen raya tersebut dihadiri Bupati Bima, Drs. H. Syafrudi HM. Nur MPd, Kepala Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, Dr. Ir. H. Dwi Praptomo Sudjadmiko, M.Sc, Pimpinan SKPD, pimpinan bank mitra kerja, Camat, Muspika Kecamatan Donggo dan Soromandi dan lainnya.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, Dr. Ir. H. Dwi Praptomo Sudjadmiko, M.Sc mengatakan, pengembangan produksi benih sumber Kedelai Kelas (SS) di NTB dilaksanakan pada musim kemarua (MK) I dengan areal seluas 204,90 hektar. Dari lahan tersebut, dikembangkan bantuan benih berupa Varietas Burangrang, Kaba dan Anjasmoro sebanyak 20.250 kilogram benih. “Benih ini menyebar di tiga wilayah, yaitu Kabupaten Bima, Dompu dan Lombok tengah,” imbuhnya.
Kabupaten Bima dilaksanakan pada lahan seluas 26,90 hektar. Terdiri dari dua lokasi, yaitu 15,70 hektar di Desa Punti Kecamatan Soromandi dan di Desa Mbawa Kecamatan Donggo seluas 11,20 hektar. Untuk Desa Punti, benih yang dikembangkan adalah Varietas Burangrang yang melibatkan 47 orang petani yang tergabung dalam kelompok tani So Sarita. Diprediksi mampu menghasilkan kelas benih kedelai (SS) sebesar 15 ton.
Dia menjelaskan, panen bibit kendalai unggul ini dalam rangka pengembangan bibit kedela sebagai tindak lanjut nota kesepahaman (MoU) yang melibatkan beberapa pihak. Seperti Bank Indonesia, Bank NTB, Bupati Bima, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan Provinsi NTB, BPN di Desa Nggmbe bulan Maret lalu.
Perbenihan di Kabupaten Bima kata dia, memiliki arti penting. Mengingat NTB adalah salah satu dari tiga provinis penghasi kedelai, setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur. “Kabupaten Bima memiliki potensi paling besar untuk pengembangan kedelai. Namun dilain sisi, petani kita masih banyak yang menanam kedelai yang tidak bersertifikasi,” katanya.
Secara ekonomis terang Dwi, jika pada petani menggunakan bibit tanpa sertivikat, hanya mampu panen pada kisaran 1 hingga 1,5 ton perhektar. Sementara bibit yang bersertifikat, dapat mmenghasilkan hingga 2,5 ton perhektar.
Sementara itu, Bupati Bima Drs. H. Syafrudin H.M. Nur, M.Pd mengatakan saat ini Kabupaten Bima menjadi produsen kedelai unggulan. Hal itu sesuai dengan nota kesepahaman MoU yang ditandatangani Maret lalu di Desa Nggembe.
Lanjutnya, meski secara geografis wilayah Soromandi berada di pesisir, tidak menutut kemungkinan berpotensi untuk dikembangkan bibit kedelai. Untuk itu, dukungan dari BTPT NTB sangat diharapkan untuk meningkatkan produksi kedelai lebih tinggi.
H Syafrudin sepakat untuk meningkatkan produktifitas kedelai agar menjadi komoditas unggulan. Agar program ini berjalan maksimal, pemerintan akan mengawal harga kedelai agar tidak merugikan petani. Dia mengaku, dilihat dari pola taman sudah cukup bagus. “Semangat kita untuk menjadikan kedelai sebagai komoditi unggulan, harus dijaga dengan kualitas harga,” akunya.
Diingatkan pada petani, pola tanam seperti ini harus dilakukan secara berkesinambungan. Tidak lupa untuk mengikuti bimbingan penyuluh pertanian. Agar hasil lebih maksimal lagi. “Pemerintah daerah berkomitmen mendukung budidaya kedelai ini,” tegasnya.
Pemda juga berencana untuk membentuk kebun percontohan di Kecamatan Soromandi, Donggo dan Bolo. Tentu akan dikembangkan dengan bantuan teknologi. insya allah hasilnya menjadi bagus. “Petani harus memanfaatkan secara bersama bantuan dan fasilitas yang yang diberikan pemerintah,” ingatnya.
Pada kesempatan yang sama, H Syafrudin sembat berdialog dengan masyarakat. Petani berharap ada bantuan bor air dalam dan perbaikan jalan menuju sentra pertanian.
Menanggapi permintaan itu, H Syafrudin mengatakan pada prinsipnya Pemda mendukung kebutuhan petani. Untuk itu akan dilakukan survei kelayakan sumber air, sehingga bantuan bor air dalam bisa diberikan. “Sambil menunggu survei kelayakan sumber air, kami akan memberikan bantuan berupa dua unit pompa air,” pungkasnya. (KS-06)
COMMENTS