Sejak awal Ramadhan, suara petasan seolah akrab di telinga para umat muslim yang sedang menjalankan Ibadah sholat taraweh di Masjid.
Sejak awal Ramadhan, suara petasan seolah akrab di telinga para umat muslim yang sedang menjalankan Ibadah sholat taraweh di Masjid. Petasan itu tidak saja terdengar di depan rumah warga,tapi juga di jalan raya, bahkan di gang. Resah dengan suara petasan, warga meminta Polres Bima Kota dan Pemerintah Kota Bima agar mengambil sikap.
Salah seorang warga Kelurahan Melayu Kecamatan Asakota Kota Bima Abdullah saat mendatangi wartawan Senin (21/7) siang mengaku, sangat resah dengan letusan petasan pada saat malam tiba. Konyolnya, para pemuda dan anak-anak malah terlihat gembira saat meletuskan petasan. ”Suaranya besar dan membuat jantung copot. Bagaimana tidak jengkel mas, kita dibuat kaget dengan suara petasan,”ujarnya dengan nada kesal.
Tidak hanya disetiap jalan raya, didekat mesjidpun oknum pemuda dan anak-anak seakan tidak memperdulikan kenyamanan orang yang lagi menjalankan ibadah sholat.”Polisi maupun pemerintah jangan tinggal diam, segera bertindak,”tuturnya sembari mengaku, hampir semua pengguna jalan raya tentu tidak senang dengan suara petasan tersebut. Dampaknya pun bisa lebih buruk, pengendara yang kaget akan menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Sekali lagi, dirinya meminta kepada Polisi untuk menertibkan petasan yang sudah merajalela di Kota Bima.”Setiap hari kita dengar suara petasan. Seolah-olah keberadaanya sengaja dibiarkan dan tidak pernah diamankan oleh aparat,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Abdullah juga meminta kepada Polisi dan Pemerintah untuk tidak hanya mengamankan warga yang meletuskan petasan, tapi juga pedagang petasan itu harus diringkus dan diamankan petasannya. Sehingga, tidak ada lagi bunyi petasan di Kota Bima.”Ringkus pedagang petasan, baru bisa Kota Bima aman dari bunyi yang meresahkan itu,”katanya.(KS-05)
Salah seorang warga Kelurahan Melayu Kecamatan Asakota Kota Bima Abdullah saat mendatangi wartawan Senin (21/7) siang mengaku, sangat resah dengan letusan petasan pada saat malam tiba. Konyolnya, para pemuda dan anak-anak malah terlihat gembira saat meletuskan petasan. ”Suaranya besar dan membuat jantung copot. Bagaimana tidak jengkel mas, kita dibuat kaget dengan suara petasan,”ujarnya dengan nada kesal.
Tidak hanya disetiap jalan raya, didekat mesjidpun oknum pemuda dan anak-anak seakan tidak memperdulikan kenyamanan orang yang lagi menjalankan ibadah sholat.”Polisi maupun pemerintah jangan tinggal diam, segera bertindak,”tuturnya sembari mengaku, hampir semua pengguna jalan raya tentu tidak senang dengan suara petasan tersebut. Dampaknya pun bisa lebih buruk, pengendara yang kaget akan menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Sekali lagi, dirinya meminta kepada Polisi untuk menertibkan petasan yang sudah merajalela di Kota Bima.”Setiap hari kita dengar suara petasan. Seolah-olah keberadaanya sengaja dibiarkan dan tidak pernah diamankan oleh aparat,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Abdullah juga meminta kepada Polisi dan Pemerintah untuk tidak hanya mengamankan warga yang meletuskan petasan, tapi juga pedagang petasan itu harus diringkus dan diamankan petasannya. Sehingga, tidak ada lagi bunyi petasan di Kota Bima.”Ringkus pedagang petasan, baru bisa Kota Bima aman dari bunyi yang meresahkan itu,”katanya.(KS-05)
COMMENTS